ep. 34

1.7K 246 10
                                    

Sekuntum bunga segar bernapas di sana. Di jendela terbuka. Warnanya merah muda sedikit gelap. Beberapa tetes air menggumpal di kelopaknya, memberi kesan segar.

Bunga itu meminum air dalam vas kaca yang cantik berkilau. Matanya selalu memandang pada pemiliknya. Saat pemiliknya tertidur, merapikan kamar, memakai baju, dan memberi senyum hangat serta salam pada paginya.

Ia hanya sekuntum bunga tapi begitu spesial bagi pemiliknya. Dan itu membuat bunga merasa senang. Walau ia juga yang menjadi saksi kehidupan pemiliknya.

Seperti hari ini pemiliknya sedang mempersiapkan diri untuk pergi sekolah. Gadis cantik itu menyisir rambutnya lalu memasukkan buku-buku yang harus ia bawa.

Dilihat sepertinya gadis itu terburu-buru. Mungkin karena hari ini adalah hari pertama sekolahnya di tahun akhir SMA jadi ia akan upacara. Sang bunga melihat satu buku yang tidak dimasukan oleh pemiliknya ke dalam tas.

Ia tahu buku itu penting tapi mengapa tidak dibawa? Sang bunga bingung terhadap pemiliknya. Yang pemilik lakukan hanyalah menyapanya dan berkata 'annyeong, kita akan bertemu lagi setelah pulang sekolah nanti' lalu menutup pintu kamar. Dia tidak pernah seceria itu setiap pagi.

Ketika bangun, ia langsung keluar dari kamar untuk masak lalu kembali masuk kamar dan mandi. Setelah mandi ia memakai baju dengan terburu-buru seperti sekarang. Lalu keluar dari kamar.

Dan dari jendela kamar bunga itu melihat saudaranya menaiki mobil tetapi sang pemilik tidak menaiki mobil. Ia tetap berjalan beriringan mobil itu lalu berlari menuju halte di depan gang rumah.

Awalnya bunga bingung dengan sang pemilik. Mengapa ia tidak menaiki mobil bersama saudaranya? Bukankah akan lebih cepat sampai ke sekolah.

Pada malam hari. Sang pemilik akan menulis diary di depan bunga. Kadang ia meneteskan air matanya di atas kertas dan itu sering terjadi.

Bunga itu melihat tulisan yang di tulis. Selalu saja kisah sang pemilik menyedihkan. Dan bunga juga ikut menangis.

Kisah bahagianya pernah sekali pemilik tulis. Yaitu tentang seorang laki-laki yang membuatnya tersenyum. Laki-laki itu menolong dirinya yang terjatuh dan itu membuat pemilik senang.

Pemilik berkata, 'aku tidak akan pernah berharap padanya. Cukup hari ini saja ia membuatku senang.'

Sang bunga sedikit kecewa. Mengapa laki-laki itu tidak bisa ia harapkan?

Suatu malam sang pemilik sangat senang karena ia akan menghadiri pesta dansa. Ia memakai gaun indah miliknya dan jepit bunga yang sama bentuknya dengan sang bunga namun semua itu dirusak oleh saudaranya. Jadi pemilik tidak bisa mendatangi pesta itu.

Sang pemilik menangis tersedu-sedu saat saudara dan eomanya pergi meninggalkannya.

Bunga itu juga ikut menangis.

Tidak lama datanglah seorang wanita tua dan berkata, 'Cinderella sudah berbuat baik pada ibu peri dan sekarang ibu peri yang akan berbuat baik padamu.'

Bunga berpikir bahwa wanita tua itu sanga baik terhadap pemiliknya dan ia ikut senang wanita tua itu datang dan membantu pemilik.

Pemilik pun pergi bersama wanita tua. Bunga melihat mereka di luar jendela memasuki mobil yang keren. Mungkin ibu peri akan mempercantik pemiliknya.

Setelah beberapa jam, sang pemilik pulang lalu dengan tergesa-gesa ia melepas gaun biru cantik yang ia kenakan. Sepatu kaca berkilau yang hanya sebelah itu ia taruh di dalam laci bagian bawah meja yang bunga duduki.

Kisah sang pemilik sangat menyayat. Tapi dari banyak kisahnya ada satu yang bunga senangi.

Saat itu pemilik ingin tidur lebih cepat tapi ternyata bunga melihat laki-laki seperti yang pemilik ceritakan berada di pekarangan rumah. Laki-laki itu menelepon pemilik.

~I'm not cinderella~ [Rose X Jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang