Chapt. 01

8.3K 466 11
                                    

Cerita ini hanya di publikasikan di wattpad. Jika ada yang plagiat mohon segera dilaporkan.


Oh ya, dan cerita ini juga saya terinspirasi dari film fallen dan yang lain-lainnya berhubungan dengan malaikat (fiksi).

Saya tidak plagiat! Bedakan yang namanya plagiat dan terinspirasi. BACA HINGGA PERTENGAHAN SEBELUM KALIAN MENGHAKIMI KARYA ORANG!

____

Kota ini tidak pernah sepenuhnya di sinari cahaya matahari. Pasti selalu saja ada awan kelabu yang menghalanginya. Bahkan, seringkali di musim yang tak seharusnya menurunkan hujan--rintik hujan akan tetap turun disertai embun pagi yang menyesakkan dada.

Iris mata kelabu itu memandang ke luar jendela sembari menikmati lantunan musik yang dibawakan oleh penyanyi favoritnya melalui earphone. Ia juga sibuk memandang rintik hujan yang menempel di kaca mobil yang sedang berkendara dengan kecepatan sedang.

Mobil ini akan membawanya ke sebuah tempat yang terpencil dan aneh. Gadis bermata kelabu itu tahu tempat ini melalui sebuah brosur yang diberikan oleh ibunya dan di ambil di salah satu halaman internet. Dikatakan sebuah sekolah yang menerima remaja bermasalah serta memiliki kelainan jiwa.

Gadis bermata kelabu itu mengalihkan pandangannya ke arah depan--lebih tepatnya ke arah sang ibu yang sibuk mengusap hidungnya berkali-kali menggunakan tisu.

Gadis bermata kelabu itu menghela nafas. Ibunya menangis lagi setiap kali memindahkan putrinya ke sekolah lain hingga memutuskan untuk memasukkannya ke dalam bangunan yang menampung orang-orang kelainan jiwa.

"Aku tidak tahu mengapa kalian mau memasukkanku ke dalam tempat itu." Gumam gadis bermata kelabu itu sambil perlahan kembali memandang ke luar.

Deretan pohon usang yang terlihat kering dan ramping seperti tidak pernah terurus padahal seharusnya hutan itu rimbun, bukan kering seperti terlalu banyak tersengat matahari sehingga daunnya jatuh berguguran.

Gadis bermata kelabu itu mengernyit kecil melihat kejanggalan yang ia temui sejak kendaraan ini memasuki jalan setapak yang di kelilingi hutan kering. Tanahnya tertutupi oleh dedaunan gugur yang basah.

"Tempat ini aneh." Gumamnya lagi. Ia mengencangkan volume musik sehingga tidak dapat mendengar balasan komentar dari sang ibu ataupun ayahnya.

Hingga tibalah mereka di depan sebuah gerbang besi yang hitam dan menjulang tinggi. Di tengah-tengah gerbang itu terdapat sebuah simbol pedang yang di lilit ular kobra serta terdapat gambar kapak tersilang di belakang pedang. Gadis bermata kelabu itu semakin heran.

Mobil terparkir di halaman depan sebuah gedung tua dan bergaya klasik yang umurnya mungkin sudah melebihi nenek-nenek. Gadis bermata kelabu itu keluar tanpa diberikan aba-aba oleh orangtuanya.

Ia berdiri sambil mendongak ke atas untuk melihat bangunan besar di hadapannya saat ini yang akan menjadi tempat tinggal barunya hingga beberapa tahun ke depan.

Gadis itu seperti pernah melihat bangunan ini, tapi...

...ia lupa.

Dirinya hanya merasa sangat tidak asing dengan tempat ini.

Segala pikirannya buyar begitu saja ketika ibunya--Nicole menyentuh pundak gadis itu dengan penuh kehangatan.

"Maafkan ibu, Alexa." Isak Nicole setelah memeluk Alexa sekilas. Ia menangkup kedua pipi Alexa, lalu mencium keningnya.

"Ibu, aku tidak membunuh Lori dan Nick." Bisik Alexa.

Namun, Nicole hanya bisa menitikkan air mata saat mendengar nama dua orang yang sangat penting di dalam hidupnya setelah Alexa. Nicole menggelengkan kepala dan sekali lagi mengusap hidungnya yang kembali berair.

All BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang