Alexa berjalan perlahan menelusuri gua yang bahkan tidak ia kenali. Tangan kanannya meraba dinding batu yang kokoh membentuk gua tersebut. Bagaimana bisa gua ini terbentuk begitu banyak sekat di dalamnya. Sungguh aneh, jika di pikirkan dengan akal sehat. Gua ini tentunya bukan gua sembarangan. Gua keramat yang di topang menggunakan berbagai macam sihir yang tak kasat mata.
Alexa sebenarnya tahu kalau berjalan menelusuri gua ini adalah hal yang berbahaya. Dia bisa saja tersesat, tetapi langkahnya seolah menariknya pergi meninggalkan kediaman Elena di bawah sana. Dan juga meninggalkan Kevin yang masih sibuk merencanakan langkah selanjutnya untuk melawan Sorensen. Sehingga tidak ada yang menyadari kepergiannya.
Alexa memeluk tubuhnya sendiri. Mendadak atmosfer terasa begitu dingin dan membekukan. Alexa berhenti di tempat. Memandangi jalanan lurus ke depan untuk memasuki gua lebih dalam lagi. Namun, begitu gadis itu merasa atmosfernya berubah drastis, ia lebih memilih untuk segera berbalik dan meninggalkan daerah tersebut.
"Alex..."
Baru satu langkah Alexa berpaling, seseorang memanggil namanya singkatnya di dalam benak. Menyerupai lirihan serak seorang wanita. Memanggilnya dengan lembut dan penuh hipnotis.
Alexa menolehkan kepala ke belakang secara perlahan, tetapi tidak mendapati apa-apa.
"Alexa... kemarilah..."
Kening Alexa mengerut. Gadis itu bingung sendiri dengan suara seseorang yang mengisi benaknya. Suara itu membuatnya tertarik dan tidak mau berpaling. Alexa melangkah ke arah yang tak seharusnya. Gadis itu terus melangkah memasuki bagian gua terdalam yang tadi enggan ia lewati. Suara itu meyakinkan dirinya agar tetap menuju ke sana dan menghampiri siapa pun yang ada di sana.
"Bagus, Alexa. Datanglah kemari. Lanjutkan langkahmu ke sini. Kau ada di arah yang benar."
Suara itu kembali terdengar dan semakin meyakinkan. Alexa melangkahkan kakinya tanpa ragu seolah ada orang yang sangat ia kenali di sana. Sampai akhirnya Alexa berhenti tepat di depan ambang lengkung menyerupai sebuah pintu. Alexa memandangi lengkungan tersebut sesaat sebelum melangkah melewatinya. Rasa keraguan menyelimuti separuh hatinya, namun lagi-lagi suara itu kembali memanggil.
"Tidak apa, Alexa. Cukup melangkah saja, maka kau akan mengetahui segalanya yang tak pernah kau ketahui. Masa lalu mu, rasa sakit dalam dirimu, dan segalanya."
Tatapan Alexa berubah menjadi sendu. Pikirannya sepenuhnya mengarah hanya pada sesuatu yang ada di dalam sana. Ambisi dan keinginannya menggebu-gebu untuk mengetahui segalanya. Kehidupan masa lalunya, Kevin, Sorensen, dan semuanya. Dia menginginkan kenyataan yang pasti.
Alexa menatap lurus ke dalam. Ada secercah cahaya biru muda yang menerangi bagian dalam gua tersebut. Alexa memandangi cahaya itu dengan kedua mata yang berbinar. Refleks kakinya lanjut melangkah melewati ambang lengkung tersebut. Secara tidak langsung, alam bawah sadarnya mengendalikan tubuh dan pikirannya. Melangkah memasuki bagian gua lain yang bahkan belum terjamah oleh siapa pun.
"Bagus sekali... teruslah melangkah. Aku ada di dalam cahaya ini. Cahaya biru yang indah ini."
Alexa berhenti tepat di hadapan gumpalan cahaya biru indah bersinar itu. Memukau. Begitu memukau. Alexa bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari cahaya tersebut. Pancaran sinarnya yang lembut perlahan-lahan mulai terbelah. Asap berupa plasma putih bagaikan gumpalan awan lembut itu menguar keluar dari belahan sinar biru tersebut. Plasma itu mengelilingi lantai dimana pijakan Alexa berada. Plasma putih itu mengelilingi, menggeliat di kaki Alexa dengan lembut dan gemulai.
Membuat Alexa semakin terbuai dan tak sabar ingin mendengar kenyataan pasti yang di janjikan oleh suara dalam benaknya.
Dan dari belahan cahaya itu muncullah seseorang berjubah putih disertai tudung berenda yang menutupi wajahnya. Dia tidak memperlihatkan bibir, hidung, dan juga kedua matanya. Posisi wanita itu duduk di tengah-tengah kumpulan plasma putih yang menghadap langsung kepada Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Blood
FantasyKehidupan Alexa sudah tidak normal sejak ia lahir ke dunia ini. Dia memiliki sebuah 'kelainan' yang sulit di ungkap dan di kendalikan oleh siapapun. 'Kelainan' yang dimilikinya itu di anggap sebagai penyakit yang dideritanya sejak lahir ke dunia ini...