Chapt. 38

1.5K 121 3
                                    

Kilat menyambar. Tetapi, belum ada gemuruh yang menyertainya. Angin bertiup kencang di area pertempuran Dylan dan juga Brian. Mereka berdua berhasil bertarung sampai titik terakhir. Tidak menyisakan sedikitpun anggota All Blood yang tersisa. Hingga saatnya mereka menyadari suasana kembali sunyi. Ranting pohon saling bertubrukan akibat kencangnya tiupan angin.

Suasana ini mirip sekali seperti saat seorang malaikat bernama Gabriel menjalankan hukuman dengan memotong kedua sayapnya.

"Brian, di sana!" Dylan menepuk dada Brian yang asik memandangi langit.

"Kevin!" Brian berseru dan langsung berlari ke arah tubuh Kevin yang sudah tak bergerak dan tak mengeluarkan nafas.

Dylan melihat luka tusukan tepat di jantung Kevin. Dengan begitu, mereka menyimpulkan kalau Kevin sudah tiada.

"Dylan, aku tidak menyangka ini benar terjadi. Kevin..." Brian menggantungkan ucapannya sembari tertunduk. Lelaki berbadan kekar itu menangis tersedu-sedu.

Dylan ikut menunduk dan merangkul pundak Brian. Mereka berdua belutut di samping tubuh Kevin yang bersimbah darah.

Namun, sebuah petir menyambar tepat di dada Kevin. Membuat Dylan dan Brian terpental jauh karena tersambar beberapa percikan.

Gemuruh lantang berbunyi di langit. Tanah terasa bergetar. Awan kelabu menggumpal di atas sana disertai kilatan-kilatan petir yang menyambar. Tubuh Kevin kembali terserang petir, kemudian sebuah cahaya keluar dari luka yang ada di dadanya. Dylan dan Brian tak bisa menatap itu dengan kedua mata yang terbuka lebar, karena sangat menyilaukan mata.

Sementara itu tubuh Kevin melayang di udara. Kedua matanya tidak terbuka. Tubuhnya masih lemas terkulai tak berdaya. Tidak ada jiwa di dalam raga itu. Maka, tuhan berkehendak dan memulangkan jiwa murni sang malaikat, karena secara harfiah, Kevin mendapat ampunan atas kesalahan yang tak pernah ia lakukan. Dengan begitu, petir kembali menyambar, membuat cahaya kembali membesar hingga menyelimuti setiap jengkal tubuh Kevin.

Dalam hitungan detik, sesuatu yang berkilau keluar di punggung lelaki itu. Kedua matanya terbuka lebar dan segar. Kemurnian seorang malaikat yang terus melekat dalam dirinya kini terlihat dengan sangat jelas.

Kevin kembali. Dia hidup dan terlahir kembali sebagai seorang malaikat sebagaimana jati dirinya.

Cahaya itu perlahan-lahan menghilang dan membiarkan Kevin mendarat kembali ke tanah dalam posisi berdiri.

Dylan dan Brian terbelalak kaget. Ia melihat sosok 'Gabriel' yang dulu bersahaja pada masanya. Pakaiannya yang kini terganti dengan baju zirah perak berkilauan, lengkap dengan peralatan bertarung berupa pedang perak murni terbuat dari campuran baja. Dan tentu saja, sepasang sayap kuat dan besar berwarna putih sebagai identitas aslinya.

Kevin terpejam untuk beberapa saat. Kesenyapan yang ia rasakan beberapa saat lalu telah berakhir. Dia memandangi langit ketika gemuruh kembali terdengar dan memekakkan telinga. Semesta seolah mendukung kebangkitan seorang Gabriel. Tuhan mengampuninya, tidak menganggapnya sebagai suatu aib di antara jajaran malaikat yang ada. Gabriel murni berhati tulus. Dia mengikuti kata hatinya ke arah yang tepat, yaitu pengampunan.

Dylan dan Brian berdiri perlahan-lahan. Dengan kedua kaki mereka yang masih bergetar, mereka berjalan menghampiri Kevin. Sosok tubuh yang tadi terkulai lemas tak bernyawa mendadak berdiri tegap dengan wajah yang berseri-seri. Tidak ada luka goresan apa pun yang berbekas di tubuhnya. Semua sembuh total.

All BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang