BHUK!
Sebuah plasma hitam berbentuk seperti sulur-sulur menggeliat itu menyambar perut Kevin, hingga lelaki itu terpental ke belakang. Kevin meringis. Rasa sakit benar-benar luar biasa terasa di punggungnya.
Morgana cukup berdiri sembari memainkan jemari nya yang terdapat sebuah plasma hitam kemerahan yang menari-nari di setiap jari tangannya. Tatapannya yang tajam itu tak lepas dari sosok Kevin yang sekarang sedang berusaha untuk bangkit.
Morgana tersenyum miring. Dia tahu lelaki di hadapannya bukanlah seorang malaikat yang ia takuti dulu lagi, "kau menikmati rasa sakitnya?" Morgana berucap sinis.
Kevin berusaha bangkit dengan satu tangan, kemudian mengeluarkan dua belati dari tempatnya yang dia sematkan di antara sepatu bot nya, "berhenti basa-basi!"
Dengan cepat Kevin menghampiri Morgana dan melayangkan goresan demi goresan belati yang seharusnya tertoreh di kulit Morgana, namun penyihir itu dapat dengan lincahnya mengelak dari setiap goresan belati Kevin.
Dan dalam sekali hentakan tangan, Morgana membuat Kevin mundur beberapa langkah darinya. Kevin berlutut di lantai sembari memegangi perutnya. Belati yang ada di genggaman tangan kanannya terlepas dan terpental ke arah lain. Kini hanya tersisa satu belati.
"Kau bukan malaikat seperti sedia kala. Kau lemah. Hanya berupa seorang manusia biasa," cerca Morgana, kemudian bibirnya bergerak-gerak seperti sedang merapalkan sebuah mantra diiringi gerakan kedua tangannya yang terus mengeluarkan percikan berwarna hitam kemerahan.
Kevin segera berdiri tegap dan menggoreskan belatinya tepat di lengan kanan Morgana ketika wanita itu sibuk memejamkan mata sembari mengucapkan banyak mantra.
"Sialan!" Desisnya tajam dan segera mengeluarkan kekuatan miliknya yang ternyata baru saja ia selesaikan bersamaan dengan ucapan mantra.
Kevin terkena serangan. Dan dalam tiga kali serangan, barulah Kevin mengeluarkan darah dari hidung dan sudut bibirnya.
Kevin terluka.
Kevin sendiri hanya bisa termenung melihat keadaan dirinya yang semakin lemah dan tak bisa ia kendalikan. Jika biasanya dia sama sekali tak akan terluka menerima serangan, justru kali ini berberbeda seolah pertahanan terakhirnya mulai terkikis.
"Kau lemah!"
Baru saja Kevin hendak menyerang, Morgana terlebih dahulu memberikan serangan miliknya untuk membuat Kevin nyaris tumbang.
Kevin terduduk di tempat sembari memegangi perutnya. Ia terbatuk-batuk, kemudian merosot ke belakang untuk menghindari serangan Morgana yang sepertinya sedang dalam tahap pembuatan lewat mantra. Morgana tak melepas pandangannya dari Kevin dan terus membaca mantra sembari menggerakkan jemarinya. Raut wajahnya terlihat sangat kejam seolah Kevin hanyalah seorang domba kecil yang tak tahu arah.
"Kau akan mati!"
Bertepatan setelah desisan dari Morgana, sebuah gelombang dahsyat transparan menyapu tubuh Morgana hingga wanita jahat itu terpental jauh ke belakang--tepatnya ke atas api unggung.
Dylan dan Will berlari menghampiri Kevin dan segera membantunya berdiri. Kemudian, mereka pun berlari mencari jalan keluar selagi ada kesempatan.
"Morgana pasti sedang terluka. Aku menahannya dengan mantraku. Kita tidak punya banyak waktu. Pertahanannya hanya melemah untuk sementara, sehingga kita berkesempatan mencari jalan keluar," jelas Luna panjang lebar di sela-sela pelarian mereka.
Jika Morgana terluka, itu tandanya sihir yang menguasai labirin di dalam gunung ini akan melemah, sehingga jalan keluar sebenarnya tidak akan sulit untuk dicari.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Blood
FantasyKehidupan Alexa sudah tidak normal sejak ia lahir ke dunia ini. Dia memiliki sebuah 'kelainan' yang sulit di ungkap dan di kendalikan oleh siapapun. 'Kelainan' yang dimilikinya itu di anggap sebagai penyakit yang dideritanya sejak lahir ke dunia ini...