Chapt. 36

1K 110 1
                                    

Will mempercepat gerakannya sehingga tak terbaca oleh Morgana. Lelaki itu menggunakan tekhnik 'insting pemburu' yang baru-baru ini ia ucapkan. Baginya, Morgana hanyalah hewan buas yang harus ia tangkap, kemudian mengambil jantungnya. Dia harus mempercepat segalanya ketika melihat keadaan semakin genting. Terlebih lagi saat pandangannya tak melihat keberadaan Alexa lagi. Will paham benar saat ini gadis itu berada di tangan yang tepat, yaitu Luna.

Will harus segera menyelesaikan masalahnya dengan Morgana, dia tidak boleh terlarut dalam amarah, karena di sana ia memiliki tugas lain dan sudah dijadikan sebagai prioritas. Will tidak akan membiarkan Alexa dan Luna terluka.

"ARGH!"

Morgana terpekik, kemudian mengerang saat bilah pedang tajam milik Will menggores pinggang penyihir itu. Tentu saja Morgana nampak kesakitan, tapi Will terbelalak kaget saat mengetahui penyihir itu mampu memulihkan diri dengan sangat cepat.

"Kau mendapat kekuatan dari tempat ini, ya?" Will tersenyum miring. Tatapannya memicing dan sebelum luka yang menganga lebar itu benar-benar pulih, ia menendang dada Morgana sampai tubuh penyihir itu terpental dan menabrak salah satu batu dari kelima batu yang ada. Punggungnya tampaknya tertumbuk sangat keras dan berakhir telungkup di tanah. Will berhasil meruntuhkan segala pertahanan yang ia buat.

Will melangkah cepat menghampirinya sembari memutar pedangnya di udara. Morgana mendongak dan menatap Will penuh tatapan memohon. Cairan kental berwarna hitam mengalir lewat sudut bibir maupun lubang hidung Morgana. "Kau memilih pihak yang salah, Morgana," desis Will yang baru saja hendak menghunuskan pedangnya, namun Morgana mengangkat tangan kanannya yang bergetar.

"Tunggu! Kalau kau membunuhku, kau tidak bisa menyelamatkan Mina!" Ucapnya kalut.

Will terdiam sejenak. Kedua tangannya sudah mantap menggenggam gagang pedang. Siap untuk di hunuskan tepat di jantung Morgana. Tapi, entah mengapa, genggamannya terasa kaku saat mendengar nama Mina di bawa-bawa.

"Kau akan menyesal jika membunuhku!" Teriak Morgana. Melihat sirat ketidak yakinan dalam mata Will.

"Aku..." Will menggantungkan ucapannya. "Aku akan lebih menyesal kalau tidak memusnahkanmu."

"TIDAK!"

Morgana menjerit tepat saat Will menghunuskan ujung pedang besarnya tepat ke jantung penyihir itu lewat punggungnya. Will menekan sangat dalam sehingga mendengar erangan serak sebagai penutupan terakhir si penyihir. Will berlutut dengan satu kaki, kemudian mengoyak dada Morgana dan mencabut jantung berwarna hitam miliknya yang sudah berlubang di bagian tengah. Will mencengkeram jantung itu di tangan kirinya hingga hancur dan merasakan kepuasan tersendiri.

Dia berhasil membunuh Morgana.

Will menyapu pandangannya ke segala arah. Dia melihat Dylan dan Brian menjalankan misi sesuai dengan rencana yang mereka buat sebelum menyerang ke area tersebut. Dylan dan Brian nampak brutal sekali membunuh para anggota All Blood yang ganas itu. Sementara Elena membantu mereka. Dan...

...Kevin.

Kevin terbungkuk, menahan rasa sakit di perutnya yang mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Lelaki itu berdarah. Luka nya yang belum sepenuhnya sembuh pada bagian perut, kini kembali basah dan mengeluarkan darah lagi.

Will tersentak ingin maju, tapi Elena datang menghampirinya dengan nafas terengah-engah. Will menyentuh lengan Elena. Wanita itu terlihat sangat kelelahan. "Kau tidak apa-apa, Elena?" Tanya Will.

Elena tersenyum, tapi mengangguk. "Aku baik-baik saja. Kau harus mendengarkanku, Will. Alexa membutuhkan darah Kevin. Aku melihat Alexa yang sedang sekarat akibat ulah Sorensen. Aku tahu apa yang telah diperbuat Sorensen kepada Alexa. Kau harus membawakan darah Kevin kepada gadis itu. Dia bersama Luna. Luna membawanya pergi menjauh dari sini. Kau harus menemukan mereka, karena aku takut mereka ditemukan oleh sang pemimpin." Elena mengedarkan pandangannya sekilas, "sang pemimpin tidak ada di sini. Aku takut kalau dia kabur dan bertemu Alexa juga Luna. Bawakan darah Kevin kepada Alexa sebelum semuanya terlambat. Aku akan mengalihkan perhatian Sorensen untuk beberapa saat. Kau mengerti?" Jelas Elena cepat.

All BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang