Chapt. 03

3.6K 332 16
                                    

"Jangan pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan pergi."

Alexa diam di tempat. Suara lelaki itu membuatnya berhenti melangkah.

Alexa melirik lewat pundaknya, "kau mau apa?"

"Kau juga tidak bisa tidur, ya?"

Alexa menghela nafas. Ia berbalik dan menatap wajah tampan milik lelaki itu. Dia terlalu banyak berbicara dalam ukuran seorang lelaki. Senyumannya tipis setipis garis, namun saat garis itu ditarik akan menciptakan lesung pipi.

Dan ini pertama kalinya Alexa melihat sosok lelaki seperti dia. Lelaki itu memiliki aura yang sangat berbeda terlebih lagi saat mata kelabu milik Alexa bertubrukan dengan iris mata sebiru laut milik lelaki itu.

"Siapa namamu?" Lelaki itu bertanya. Ia membuang puntung rokoknya ke lantai, lalu menginjak dan menendangnya ke bawah.

"Alexa." Jawab Alexa singkat.

Dia benar-benar gadis yang sulit tertarik terhadap apa pun. Namun lelaki di hadapannya ini cukup sedikit menimbulkan rasa penasaran yang pastinya berujung kertertarikan.

"Namaku Kevin." Ujarnya singkat. "Senang bertemu denganmu, Alexa." Kevin tersenyum.

Alexa bisa merasakan tatapan berbeda milik Kevin. Begitupula Kevin yang merasa bahwa Alexa adalah gadis yang berbeda.

"Apa kau pemberontak yang suka melanggar aturan?" Tanya Kevin santai.

Alexa menghela nafas. Tatapannya memandang ke arah hutan yang ada di bawah sana. "Tidak. Aku tidak mempedulikan hal apa pun." Jawabnya lagi-lagi singkat dan datar dalam sekali tarikan nafas.

"Kalau begitu, aku pemberontak. Kau baru saja melihat aku menghisap rokok padahal aku berasal dari kelompok remaja yang mengalami kecanduan narkoba." Jelas Kevin sangat bangga. Ia menyenderkan pinggangnya ke pagar balkon sembari berkacak pinggang.

Alexa melirik Kevin. Lagi-lagi rasa aneh dari tatapan milik Kevin membuat Alexa menjadi tidak nyaman. "Aku sudah melihat itu. Tetapi wajahmu tidak mencerminkan kau adalah pemberontak." Itu kalimat terpanjang yang Alexa ucapkan kepada Kevin.

Jelas saja Alexa tidak berpikir kalau Kevin pemberontak di sekolah, karena memangnya ada pemberontak berwajah manis dengan senyuman senormal Kevin?

Senyum Kevin memudar ketika cahaya rembulan menyinari iris mata kelabu milik Alexa. Iris mata Alexa terlihat tak biasa dan berkilau.

"Kau..." Kevin menggantungkan ucapannya. Sampai akhirnya ia mengurungkan niat untuk melanjutkan ucapannya. Wajah Alexa terlihat sangat berbeda di mata Kevin.

Akhirnya Kevin memutuskan untuk kembali tersenyum. "Kau berasal dari lantai bawah? Kelompok--"

"Kelainan jiwa." Sambar Alexa cepat. Sorot matanya dingin menatap Kevin.

Alexa masih saja bingung mengapa butiran air hujan tidak membasahi tubuh Kevin, padahal angin menerpanya berkali-kali. Angin bertiup melewatinya, seharusnya butiran air hujan menerjang tubuhnya meskipun hanya sedikit.

All BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang