Lembah Loire, Prancis
Desember 1565Jika kita melihat ke atas sana, kira-kira apa yang akan kita temukan selain bulan dan bintang?
Jawabannya tentu saja tidak ada yang lain. Kecuali, awan hitam yang mendadak berubah menjadi gumpalan awan kelabu dan berpusat di satu titik. Awan kelabu bercampur hitam itu menggumpal dan hampir membentuk sebuah pusaran jauh di atas sana. Kilatan-kilatan cahaya di sekitar gumpalan awan itu terlihat berkeredep seperti lampu disko. Terang dan sangat mengerikan.
Gemuruh kecil pun mulai terdengar bersahutan seiring terbentuknya lubang kecil tepat di tengah pusaran awan kelabu tersebut. Kilatan cahaya petir menyambar dengan tingkat terang yang amat-sangat menyilaukan mata.
Dan ternyata, bersamaan dengan kilatan cahaya petir tersebut, seorang makhluk terjatuh dari ketinggian--keluar begitu saja menembus pusaran awan kelabu.
Makhluk tersebut terjatuh dari ketinggian dan tidak melambat, tetapi bertambah cepat dan tak terkendali, kemudian petir menyambar dan kembali menimbulkan bunyi gemuruh yang sangat memekakkan telinga. Setelah gemuruh, suara dentuman keras sesuatu menghantam tanah terdengar sangat jelas di tengah hutan rimbun yang jauh dari jangkauan makhluk hidup seperti manusia.
Makhluk yang baru saja terjatuh itu terlihat bercahaya dan berkilauan. Tubuhnya berlapis pakaian seperti baju zirah yang terbuat dari perak dan tak remuk meski baru saja terjatuh dari ketinggian. Di tempatnya terjatuh pun menimbulkan sebuah lubang besar dan cukup dalam sebesar tubuhnya. Gemuruh dahsyat kembali terdengar dan untuk yang kedua kalinya, makhluk lain turun--menyusul dengan kecepatan penuh, namun terlihat masih dapat ia kontrol dari lubang pusaran awan kelabu menuju ke arah makhluk yang terbaring di tanah.
Petir mengantam tanah tepat di saat makhluk tersebut mendarat. Sayap besar berwarna hitam dan kuat miliknya mengepak dan menyisakan debu pasir yang beterbangan. Dedaunan pun enggan berada di sekitar sosok malaikat yang baru saja turun tersebut.
Garis wajahnya tegas dan terlihat kejam. Rahangnya mengeras seolah sedang menahan sebuah amarah. Sorot matanya tak menunjukkan adanya kedamaian. Hanya ada kebencian dan kesengsaraan di dalam kilatan emas tersebut. Angin menerpa helaian rambut pirangnya yang terurai panjang tepat di bawah telinga.
Ia bukanlah malaikat berdarah murni. Dia adalah keturunan malaikat berdarah iblis. Namanya Sorensen.
"Bangkitlah, Gabriel. Jika kau masih sanggup melawanku," Ucapnya datar dan dalam. Suaranya bergetar dengan kedua tangan yang terkepal erat.
Pandangan Sorensen tak lepas sedikitpun dari Gabriel yang masih berusaha untuk bangkit sehabis terjatuh dari ketinggian.
Sayap putihnya yang seharusnya kokoh dan kuat itu hanya bisa terkulai lemas. Gabriel--malaikat berdarah murni dan berhati suci. Dia lebih memilih jalan perdamaian daripada harus ada pertumpahan darah yang selalu saja di ciptakan oleh sudara kembarnya. Wajahnya dengan wajah Sorensen tidaklah berbeda. Yang membedakan mereka hanya warna iris mata dan sifat serta keinginan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Blood
FantasyKehidupan Alexa sudah tidak normal sejak ia lahir ke dunia ini. Dia memiliki sebuah 'kelainan' yang sulit di ungkap dan di kendalikan oleh siapapun. 'Kelainan' yang dimilikinya itu di anggap sebagai penyakit yang dideritanya sejak lahir ke dunia ini...