Kevin dan Will harus menghentikan langkah mereka ketika di rasa ada yang aneh. Kevin berbalik, tapi tidak melihat keberadaan Elena dan Luna.
Mereka menghilang.
"Ke mana Luna dan ibuku?" Tanya Kevin kepada Will.
Will terbelalak kaget. "Sial. Kita terpisah."
Perpisahan itu bukan karena kebetulan. Sudah pasti ada sesuatu yang terjadi dan di sebabkan oleh sihir hitam. Sihir hitam itu mampu membuat siapa saja terpisah tanpa sepengetahuan. Dan itu tandanya keadaan semakin genting.
"Mereka pasti baik-baik saja. Kita harus bergegas, Kevin."
Baru saja Will dan Kevin hendak melanjutkan perjalanan, tiba-tiba terdengar suara tawa rendah seorang wanita di sekeliling mereka. Kevin termangu mendengar suara itu, begitupula Will yang mendadak terdiam di tempat. Seperti mengenali suara itu...
"Morgana." Bisik Kevin dan sedetik kemudian, sesuatu menyerangnya hingga tubuhnya terpental ke samping.
"Kevin!" Will berseru kaget, tapi baru sebentar pandangannya teralihkan, Morgana sudah berdiri di hadapannya dan mencengkeram leher Will.
Lelaki itu terpekik. Cengkeraman Morgana di lehernya benar-benar kuat sampai terasa tenggorokannya mulai tercekat. Cengkeraman itu melumpuhkan fungsi seluruh tubuhnya.
"Dapat kau!" Desis Morgana dan menunjukkan seringaian liciknya.
"CUKUP!" Kevin menggeram dan menendang pinggang Morgana dari samping--membuat penyihir jahat itu terjatuh dan spontan saja cengkeramannya di leher Will langsung terlepas.
Will membungkuk di tanah seraya terbatuk-batuk memegangi lehernya. Kekuatan Morgana benar-benar semakin kuat. Sulit sekali rasanya hendak melawan wanita penyihir itu. Tubuh Will bergetar, mengapa semuanya menjadi lemah. Mereka lemah berada di tanah terkutuk itu. Sementara sihir hitam semakin kuat di sana.
"Dasar keparat!" Morgana mengumpat selagi bangkit, lalu menghindari tebasan demi tebasan yang diberikan oleh Kevin kepadanya meski hanya menggunakan sebuah belati.
Kevin meringis kesakitan ketika kuku-kuku tajam Morgana menggores lengan kanannya. Morgana tersenyum penuh kemenangan melihat darah bercucuran lewat luka tersebut. Dan dalam sekali tendangan di kepala Kevin, lelaki itu tumbang seraya memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.
Morgana melambaikan tangan kanannya dan membuat tubuh Kevin terangkat. Sekilas ia menatap Will yang masih belum mampu untuk bangkit, lalu tersenyum miring. "Sorensen sudah mendapatkan segalanya. Kalian semua tidak akan selamat dari incarannya!"
Dan tepat setelah itu Morgana melesat pergi membawa Kevin bersamanya.
"Kevin!" Will berteriak memanggil nama sahabatnya itu. Dia tak bisa membiarkan ini semua terjadi dengan begitu mudahnya. Malaikat rendah hanya sebatas penjelajah sepertinya tak cukup kuat untuk melawan penyihir kuat seperti Morgana. Entah apa yang penyihir itu dapatkan sampai ia menjadi sekuat itu.
Will menarik pedang besarnya dan menggenggam erat gagang pedang tersebut. Dia mengincar jantung Morgana. Dan dia harus mendapatkannya.
~<>~
"Elena, di mana Kevin dan Will?" Ucap Luna pelan sembari mengedarkan pandangannya.
Elena berhenti melangkah, refleks Luna ikut berhenti di sampingnya dan lanjut memperhatikan. "Aku rasa sihir di hutan ini mulai bekerja. Kita sengaja di pisahkan dengan Will dan Kevin. Padahal nyatanya mereka ada di depan kita tadi."
Luna menggenggam erat tangan Elena. Membuat wanita itu sedikit terkesiap. "Kalau begitu jangan biarkan mereka ikut membuat kita terpisah. Kita harus tetap bersama sampai menemukan Alexa."
KAMU SEDANG MEMBACA
All Blood
FantasyKehidupan Alexa sudah tidak normal sejak ia lahir ke dunia ini. Dia memiliki sebuah 'kelainan' yang sulit di ungkap dan di kendalikan oleh siapapun. 'Kelainan' yang dimilikinya itu di anggap sebagai penyakit yang dideritanya sejak lahir ke dunia ini...