Reno menarik nafas panjang setelah mendengar kalimat penutup dari boss besarnya. Rapat sungguh membosankan. Lagi2 fantasi liarnya mulai menjalar. Memikirkan tentang dekapan Ranum dan harum tubuh kekasihnya itu. Reno lelah, sangat lelah. Seandainya saja Ranum ada di dekatnya maka ia akan lebih memilih berlari memeluk belahan jiwanya itu daripada harus mengikuti rapat yang membuat pinggangnya nyaris patah. Disela2 fantasinya, Reno merasakan lagi penyesalan karena telah meninggalkan Ranum dan lebih memilih dunianya yang gemerlap tapi sunyi. Ia sadar bahwa hanyalah Ranum dunianya. Dunia yang tidak akan pernah membuatnya merasakan sepi juga kehilangan. Reno mengerjab merasakan seolah2 ada sentuhan pada pundak kirinya. Tak ada siapapun. Semua peserta rapat telah meninggalkan ruangan. Sesaat angin berhembus lembut. Hati Reno begitu tenang dan tiba2 aroma lavender menyeruak memenuhi ruangan rapat itu. Reno berdiri mengetahui bahwa aroma itu adalah khas parfum yang sering dipakai oleh Ranum. Ranum menyukai aroma lavender. Katanya harum lavender seperti dirinya yang sederhana namun tersimpan banyak pesona. "Ranum... apakah kamu datang??" Reno bertingkah seolah Ranum tepat dihadapannya. Jika ada yang melihat pasti Reno dianggap kurang waras. Reno mencari2 dari mana asal aroma lavender, mungkin saja Ranum benar2 datang. Namun Reno kembali menelan kekecewaan. Harum lavender perlahan menghilang dan suasana kembali normal. Reno terduduk lemah di lantai tanpa perduli bila ada yang masuk.
"Apakah dia membenciku?? Tidak bisakah dia datang sekali saja dihadapanku walaupun hanya melalui mimpi? Ahh.. Ranum. Kau membuatku hidup dalam kegelisahan seumur hidupku. Aku mohon.. datanglah sekali saja." Reno menengadah ke langit2 ruangan menatap kekosongan yang menikam batinnya."Sudah dua tahun Ranum.. tapi aku tidak bisa melepaskanmu. Dunia kita memang berbeda tapi aku tetap mencintaimu. Aku tau bahwa aku terlambat. Tapi bisakah kau datang?? Datang dan katakan sesuatu..!" Reno sangat tersiksa. Ia kembali menangis.. selalu menangis jika mengenang mendiang Ranum. Karena kelelahan, Renopun tertidur. Dalam lelapnya Reno melihat seorang wanita cantik berambut hitam pekat sedang menuju ke arahnya. Masih samar2.. tapi ia bisa melihat.. wanita itu mengenakan gaun putih berenda emas. Dia sangat cantik. Kecantikannya bagai seorang bidadari. Lebih dekat dan.. "Ranum..."
Ranum tersenyum menyentuh wajah Reno. Tanpa menunggu Reno bangkit dan memeluk Ranum. Reno selalu terkesima dengan aroma tubuh Ranum. Lembut dan membuatnya begitu mencintai hingga seperti orang gila. "Maafkan aku Ranum. Aku tau kata maaf tak akan cukup tapi percayalah.. aku khilaf. Aku terlalu gila dalam bekerja sampai harus mengabaikanmu..." masih mendekap tubuh ramping Ranum. Ranum melepaskan rangkulan Reno lalu menatap lekat wajah lelaki yang sangat dicintainya melebihi apapun.
"Jangan mengingat lagi kejadian itu. Semua adalah takdir. Kamu meminta aku untuk datang.. jadi aku datang dan ingin bilang kalau kamu harus bisa memulai kembali." Reno mengerutkan alisnya, tak paham perkataan Ranum. "Maksud kamu?""Kamu harus bisa mulai mencintai lagi. Jangan menutup hatimu. Kau terlalu istimewa untuk larut dalam kepedihanmu. Aku bahagia Reno. Bahagia telah bertemu ayah dan ibu.. juga bahagia bisa memilikimu walaupun kita harus berpisah selamanya. Aku tidak membencimu. Cinta ini terlalu indah untuk berubah menjadi suatu kebencian. Aku tidak sanggup." Ranum tersenyum. Senyumannya selalu mampu membuat waktu seketika terhenti. Ranum membelai wajah Reno sembari berdiri melangkah jauh dan semakin jauh... Reno ingin berteriak tapi entah mengapa lidahnya kaku. Hanya dalam hati ia terus memanggil nama Ranum. Ia yakin Ranum mampu mendengarnya.
"Reno... aku mencintaimu.. mulailah hidupmu dengan cinta yang baru. Jangan menyakiti mereka. Mulailah mencintai dengan benar tanpa syarat yang berat... Aku merelakanmu..." Reno menjerit dalam tidurnya dan airmatanya mengalir melukiskan luka yang entah sampai kapan akan sembuh.
"Pak.. Pak Reno..." Seorang petugas kebersihan mendapati Reno tertidur berbaring di lantai dan berusaha membangunkan boss mudanya ini. Tapi Reno belum merespon. Akhirnya OB tersebut memercikan air pada wajah Reno. Ternyata cara itu memang ampuh membangunkannya.
"Ranum??" Spontan Reno terbangun dan menyebut nama itu.
"Maaf pak.. siapa itu Ranum?? Saat masuk tadi, disini tidak ada siapapun kecuali Pak Reno yang...."
"Sudah.. sudah..!! Aku hanya salah sebut." Setelah berkata demikian, Reno segera berdiri dan melangkah menuju ruangannya. Meninggalkan si OB dengan wajah yang penuh tanda tanya. Dia adalah OB baru jadi tidak akan mengerti tentang Ranum. Termasuk kepedihan Reno setelah kepergian Ranum saat bulan desember. Semua karyawan mengetahui kisah Reno dan Ranum jadi mereka tidak akan menyebut nama itu di hadapan Reno. Jika tidak ingin Reno murka. Hanya Ayahnya saja yang tidak bisa membuat Ia berkutik. Sekalipun nama Ranum selalu disebut.
🌲 🌲
Reno kembali terpaku memandang pigura yang terpajang di ruangan kerjanya. Tentu saja itu adalah pigura dirinya dan Ranum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duka Desember
Short Storycinta bukanlah rasa sepihak yang menyebabkan perpisahan. cinta juga bukan akhir dari penyesalan. cinta adalah penyatuan rasa yang mengarah pada kebahagiaan. Jika cinta adalah penyesalan maka itu bentuk dari keegoisan dan keangkuhan. Reno.. lelaki he...