Terkuak 3

55 0 38
                                    

Seseorang bisa berubah karena setetes hujan

Hati bisa berubah karena sebersit keyakinan, dan tentu saja pemulanya adalah Cinta
💕💕

Sepanjang perjalanan, Reno maupun Shyla hanya terdiam satu sama lain. Shyla memfokuskan pandangannya ke arah jalanan yang sudah sangat ramai dan mulai padat.

"La.. boleh jika sesekali aku diajak melihat suasana rumahmu di lantai atas??"

Reno memulai percakapan agar suasana kaku tidak berlanjut lama. Sejujurnya Reno sangat suka mendengar suara Shyla, terlebih jika Ia sedang kesal.

Shyla beralih menatap Reno dengan tautan alis, mengartikan sebuah tanda tanya.

"Aku serius La... aku penasaran dengan mewahnya rumah seorang dokter yang ngakunya petugas cathering."

Reno tersenyum melirik Shyla yang masih saja tak merespon permintaannya. Shyla tau Reno hanya mau menggodanya saja.

"La... lagi sariawan???" Reno terkekeh pelan

Shyla menoleh tunjukan tatapan tajam.

"Bisa diam?? Fokus nyetir, jangan banyak ngemeng."

Reno semakin menyukai itu. Ia tak menghentikan tawanya.

"La.. kalau boleh jujur, kamu itu sebenarnya aga aneh. Bagaimana bisa seorang gadis yang hidupnya lumayan mewah dan punya pekerjaan sebagai dokter pula, tapi malah bertingkah tidak punya apa2. Setau aku, kebanyakan cewek itu pengen eksis. Pengen identitasnya diketahui semua orang."

"Ya tapi aku kan bukan mereka. Hidup mereka bukan hidupku, dan caraku juga bukan cara mereka."

Reno tertegun. Shyla memang sangat berbeda. Ia menyesal mengapa waktu itu Ia pernah berpikir buruk pada gadis sebaik Shyla.

"Ia Shyla.. untuk semuanya lagi2 aku minta maaf. Aku tau, sampai kapanpun aku tidak mungkin bisa menghapus kata2 yang sudah terlanjur aku katakan. Aku menyesal."

Shyla hanya mengangguk pelan, dan tatapannya tetap mengamati jalanan di depan. Ia tak ingin melihat ke arah Reno dan mendapati guratan penyesalan yang kemudian membuatnya kembali terbayang kejadian buruk antara dirinya dan Reno.

Reno memperlambat laju mobilnya.

"La.. masih ada satu hal yang belum aku cerita."

"Apa??"

"Ini mengenai kamu dan Juna. Sebenarnya waktu itu..."

Reno terdiam dan menatap Shyla yang tiba2 tertawa.

"Kenapa?? Aku khan belum cerita."

"Sudah.. jangan diulang. Aku masih ingat kok kejadian itu. Hanya karena aku diantar Juna dan memeluknya??
Dasar otakmu itu..."

"Bukan karena itu tapi siapapun pasti berpikiran sama jika diposisi aku. Siapa yang akan berpikiran jernih kalau melihat seorang perempuan diboncengi laki2 pada jam segitu dan tertidur pula di atas motor. Disaat yang sama... tangan Juna..."

"He... dia itu kakaku. Tidak akan ada pemikiran yang seperti itu. Dia hanya sedang melindungi adiknya. Sama seperti saat kami masih kecil. Dia begitu menjagaku, bahkan tidak rela jika aku terluka."

Reno mengangguk, tersenyum sekilas sambil menatap lurus ke jalanan. Ia tau ini tak wajar, tapi Ia cemburu dengan kedekatan Juna pada Shyla.

Pantas saja Ia sekhawatir itu pada Shyla saat tau kaki Shyla terluka. Dan melirikku tak suka karena mencari tau mengenai Shyla diam2.
💦💦

Shyla menghembus nafas lega setelah mobil Reno berhenti di depan gerbang rumah sekaligus restonya.

Reno turun dari mobil dan menghampiri Shyla yang sudah terlebih dahulu berada di luar mobil.

Duka DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang