Tak terbayangkan

59 2 9
                                    

Reno berdiri dengan melipat kedua tangannya didada sembari menengadah ke langit pekat.
Siapa gadis ini sebenarnya??
Apa pekerjaannya??
Lalu kenapa wajahnya...
Ranum.. apakah ini bertanda bahwa kau memberiku satu kesempatan lagi??
Kesempatan untuk menebus dosaku. Melalu gadis asing ini.. Apakah benar kamu menjelma ke dalam raga orang yang tadi berjanji kepada lelaki tua dan menyebutnya pelanggan..

Pelanggan??
Gila!! Aku mengejar gadis seperti ini??

Reno menerawang semakin jauh. Pikirannya tidak karuan. Ia ingin berlari dan memeluk gadis ini, tapi mendengar perbincangan di kafe, membuatnya harus menahan hasrat itu. Ia tidak percaya.. bisa sesabar ini. Jika yang berkaitan dengan Ranum.. wajahnya.. sentuhan, senyuman, gelak tawa dan caranya menggoda selalu mampu merobohkan pertahanan Reno. Alhasil Ia akan menarik tubuh cantik itu dan mendekap jauh dalam rasa cintanya. Reno masih bergulat dengan kebingungannya sendiri. Masih mencari sisa2 pikiran warasnya agar tetap berpikiran positif.

Di dalam mobil, Gadis yang dibawa paksa oleh Reno terlihat mulai menggerak-gerakan badannya. Ia merasa leher dan badan begitu kaku. Mungkin kelamaan tertidur di mobil dengan posisi yang kurang baik. Gadis itu keluar, merentangkan kedua tangannya dan menarik nafas.. tapi ia menghentikan tarikan nafasnya karena terkejut melihat pemandangan yang tak biasa. Sebuah lapangan luas tanpa terlihat siapapun. Hanya lambaian pepohonan dan rerumputan yang tumbuh disekelilingnya..
Ia mengucek kedua matanya, berharap itu mimpi tapi nyata.
"Ini tempat apa?? Di mana lelaki brengsek itu?? Dia pikir saya anjing peliharaan yang seenaknya saja dibawa tanpa permisi??" Umpat Gadis itu kesal sembari menyapu pandangannya ke seluruh tempat gelap itu. Hanya terang bulan dan sorotan lampu yang berasal dari mobil.. selain itu nihil.

Ia berjalan mengitari mobil lalu mendapati sesosok pria sedang berdiri dengan melipat kedua tangannya di dada. "Perfect", gadis itu membatin tanpa sadar. Mengapa tidak?? Pemandangan yang sesaat membuatnya terpesona. Tapi ia berusaha mengembalikan pikiran warasnya, berjalan mendekati Pria gila yang tanpa takut membawanya ke tempat ini.
"Maaf!! Sebenarnya anda siapa?? Kenapa anda menyeret saya untuk masuk ke dalam mobil mewah ini dan..." ia terhenti. Mengatur nafas..
"Dan.. tempat apa ini?? Apa kesalahan saya.. sampai anda harus.." Kata2nya terhenti. Kali ini bahkan iapun sulit mengatur nafas. Paru2nya terasa penuh.. lelaki yang sedari tadi berdiri membisu.. sekali lagi tanpa permisi menarik tangannya dan membawa ke dalam rangkulannya. Bahkan sesaat Reno lupa dengan perbincangan di kafe. Reno pejamkan mata.. membiarkan ketenangan itu menggelayuti jiwanya. Ia seperti memeluk Ranum. Harum tubuh itu.. lavender. Sama seperti wanitanya yang sudah pergi ke surga dua tahun lalu. "Ranum.."
Reno mengucap nama itu dalam ketidaksadarannya. Dengan cepat gadis itu menepis tangan Reno, melangkah mundur sembari mendorong tubuh Reno hingga nyaris terjatuh.
"Dasar pria gila. Modus ya?? Kelihatan sekali di jidatmu itu tulisan KESEPIAN. Apa tidak ada wanita lain?? Dan ingat.. nama saya bukan Ranum. Ow.. ya.. saya paham sekarang, pasti sengaja khan gunakan nama itu untuk melancarkan aksi bejatmu itu..??" Reno terpaku mendengar tuduhan tidak bermoral padanya. Wajah saja yang mirip. Ternyata pribadinya lebih buruk. Ya.. berlian seperti Ranum memang tak akan bisa ku temui lagi di manapun. Ranum tidak akan bisa mengumpat seperti itu. Dasar wanita kumuh. Reno membatin yang disambut kerutan alis pada wajah gadis dihadapannya.
"Kenapa menatapku seperti itu?? Otak mesum." Reno yang sudah tak tahan makin marah mendengar ucapan gadis asing yang telah membuatnya berpikir bahwa ia adalah wanita titipan Ranum. Senyum sinis terpahat indah tapi membuat gadis dihadapannya tersinggung.
"Ada apa?? Tidak suka dengan sebuah senyuman ketidakikhlasan?? Tadi kamu bilang mesum?? Baiklah! Akan kutunjukan arti dari kata itu Nona berlidah cabe." Reno berjalan mendekat dan semakin dekat. Ia meraih pinggang gadis itu dan nyaris saja mencium. Reno tak menyangka, pertahanan gadis itu sungguh hebat. Ia tertantang. Banyak gadis yang tak bisa menolak pesonanya tapi yang saat ini bersamanya sungguh berbeda. Yang satu ini menyamai pribadi Ranum. Penguasaan emosi yang luar biasa.

Duka DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang