Shyla Rastanti

49 1 13
                                    

Sudah seminggu lebih tiga hari Pak Handoko di rawat oleh karena penyakit jantung. Reno menemaninya dengan setia dan lama waktu itu pula Ia tak pergi ke kantor. Urusan kantor dipercayakan sepenuhnya oleh tangan kanan dari Sang Ayah. Segalanya berjalan lancar, begitu pula dengan Shyla yang tetap profesional kerja walaupun ada banyak hal terjadi antara dirinya dan juga Reno.

Shyla juga merasa lega bahwa Juna tak lagi banyak mencari tau perihal kecelakaan yang menyebabkan cidera pada kaki kirinya. Itu berarti tak akan terjadi masalah apapun antara Juna dan Reno. Debby pun berperan besar dalam merahasiakan sesuatu yang sengaja tak ingin dikatakan oleh Shyla. Ia tak ingin membuat shyla marah ataupun sedih.

Hal besar lainnya yang sangat mereka rahasiakan adalah kata2 Reno yang menyebut Shyla adalah wanita jalang. Shyla pun sungguh menyadari bahwa ia tlah jatuh cinta. Jatuh cinta pada pria yang tanpa sengaja bertemu dan seenaknya menganggap Shyla adalah tukang ojek dan wanita Jalang.

Debby sebagai sahabat sangat paham akan hal itu. Untuk cinta seseorang, kadang kita harus terlibat pada sebuah kebohongan. Bukanlah dosa jika kebohongan itu mendatangkan kebahagiaan. Apalagi Debby juga diam2 mencintai Juna. Ia paham bagaimana mencintai tanpa bicara. Hanya terucap dalam hati.

Debby mencintai dalam diam. Naif memang, tapi hanya itu yang bisa ia lakukan. Cinta tak harus saling mengutarakan kata. Cinta juga tak harus saling memiliki. Cinta yang Debby punya adalah Cinta tanpa bicara. Ia tak pernah merasa kecewa. Ia sadar bahwa Juna tak akan menganggapnya ada. Namun perasaan tetaplah sebuah rasa. Ia tak mampu mengusirnya walaupun ia mau. Jadi Ia tetap diam. Mungkin suatu saat nanti Juna bisa menyadari perasaan cintanya.
💕💕

Di sebuah ruangan rawat yang adalah tempat Pak Handoko, Reno dengan sabar menyuapi sang ayah. Pak Handoko sesekali tersenyum mendapati wajah Reno yang kusut akibat kurang tidur.

"Ayah jangan terus memandangiku begitu. Wajah ayah terlihat lebih mengerikan kalau lagi sakit."

Reno sengaja berkelit sambil meletakan nampan makanan yang isinya telah habis dilahap oleh Ayahnya.

Pak Handoko terkekeh walaupun masih lemah.. Beliau sangat tau apa yang akan dikatakan anak satu2nya itu setiap kali Ia tersenyum ataupun tertawa.

"Ren... Ayah bangga sama kamu."

"Ah... Ayah... itu skenario siapa yang nulis?? Kata2 ayah bikin Reno merinding." Mencoba menutupi perasaannya.

Pak Handoko lagi2 tersenyum...

"Ayah minta maaf ya Reno. Tidak bisa menjadi ayah yang baik. Ayah tau.. selama ini kamu banyak memendam rasa sakit. Kamu menghindar dari Ayah. Semenjak Ibumu dan Ranum pergi, Ayah bisa merasakan perubahan sikapmu itu.. itulah sebabnya kadang ayah bersikap sangat keras. Agar kamu sadar, dan kembali pada dunia normalmu."

"Sudahlah Ayah...!" Reno memalingkan wajahnya agar sang ayah tak melihat matanya yang hampir dipenuhi air bening.

"Reno.. sekarang ayah tak akan memaksa kamu untuk mencari Rastanti. Mungkin sudah takdirnya seperti ini. Ayah membebaskan kamu dari misi itu dan kamupun bebas melakukan apa saja sesuai keinginanmu. Ayah percaya, kamu bisa memutuskan yang terbaik bagi hidupmu."

Reno menatap ayahnya. Ia tak menyangka bahwa kejadian ini bisa merubah banyak hal termasuk pemikiran sang ayah sekaligus menguak banyak misteri tentang Shyla. Ada rasa sedih karena ayahnya harus menderita sakit tapi dibalik itu semua ia bersykur. Setidaknya ia mendapatkan banyak hikmah dan pencerahan.

"Reno juga minta maaf ayah... Reno banyak menyusahkan ayah. Seharusnya Reno lebih dewasa bukannya bertindak yang membuat ayah khawatir dan sedih."

Reno mendekat dan memeluk ayahnya. Dengan cepat ia menghapus air matanya. Walaupun ia tau, getaran tubuhnya akibat menahan tangis tak bisa ia sembunyikan dari sang ayah.

Duka DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang