"Morning mam..." sapa seorang gadis cantik sembari mendaratkan kecupan manis pada pipi ibunya.
"Kamu kok siapnya pagi amat.. ada jadwal operasi pagi ini??" Shyla menggelengkan kepalanya.
" Hari ini tidak ada jadwal operasi mam... Hanya mengontrol pasien yang baru saja selesai dioperasi.. untuk pemulihan." Jawab Shyla santai.
"Lalu?" Menatap tajam...
"Jangan bilang kamu..." sebelum ibunya menyelesaikan pembicaraannya, Shyla dengan sigap meraih tas ransel dan jaketnya lalu berhamburan ke luar tanpa memandang wajah ibunya. Ia yakin pasti wajah itu telah merah padam karena kesal padanya.Shyla tersenyum sepanjang perjalanannya. Pagi itu masih sangat lengah, belum banyak kendaraan yang kemudian menyebabkan kemacetan. Shyla hendak mengunjungi tempat anak jalanan, di sebuah gang kecil yang gelap, kumuh dan tentu saja menyeramkan. Selain panti asuhan, shyla juga sering membantu dan mengunjungi tempat anak2 jalanan. Merekapun bersahabat bahkan ada di antaranya adalah para preman kota. Gadis ini dikenal sebagai dokter yang ramah, bersahabat, sederhana dan cerdas dalam menyesuaikan kondisi. Sehingga ia selalu disukai dimanapun dia berada. Tapi ada hal yang ia larang yaitu tak ada yang boleh mengatakan bahwa ia seorang dokter. Itulah yang membuat sang ibu khawatir dan melarang shyla untuk bergaul dengan anak2 jalanan.
Tapi panggilan jiwanya membuat selalu ingin dekat dan membantu anak2 terpinggirkan.Shyla pun berhenti saat lampu merah menyala dari tiang hitam itu. Ia menghela nafas kecewa karena kalah cepat untuk melewati lampu hijau.. dan akhirnya ia harus menunggu lama. Ia membencinya. Tanpa ia sadari Sepasang mata jernih sedang memperhatikan dari dalam mobil sport gold yang berhenti tepat di sampingnya.
🎋Reno Wijaya🎋
Keningnya kerut mencoba mengingat wajah yang tak asing itu...
Siapa ya dia?? Sepertinya pernah bertemu.
Reno melirik jemari gadis itu yang sedari tadi melakukan pukulan2 kecil pada setir motornya. Reno tersenyum. Ini pertama kalinya ia tersenyum melihat wanita lain selain Ranum.
Shyla mengangkat kaca helmnya yang membuat Reno mendongak kepalanya berusaha mendapati siapa pemilik dagu yang mempesona itu. Tapi tetap saja ia menelan kekecewaannya. Gadis itu serius menatap lampu merah dan ia pun hanya bisa melihatnya dari samping.
Dan... oh.. motor itu.. dia.. dia ternyata...
Reno akhirnya menyadari ketika pandangannya fokus pada motor matic berwarna putih.
Reno dengan sigapnya berusaha membuka pintu mobilnya namun apa daya, gadis itu melaju setelah lampu berubah hijau. Reno kecewa. Ia memukul setir mobilnya. "Mengapa sulit sekali untuk melihat wajahnya?? Hanya memastikan saja. Karena wajah itu.. membuatnya tak percaya. Siapa dia sebenarnya??" Reno bergulat dengan pertanyaan2 yang memenuhi pikirannya.
Reno tak menyerah. Iapun melaju mengejar motor matic milik gadis misteriusnya. Dan.. Reno terkejut..."Gang?? Ini khan tempat anak2 jalanan. Untuk apa dia ke tempat kumuh ini?? Masa gadis sepertinya tinggal di sini??" Reno berdebat dengan dirinya sendiri..
Beberapa pasang mata mulai menatap mobil mewah itu.. dan Reno malah kesal karena mobilnya tak bisa masuk melewati gang kecil disana. "Seandainya aku menggunakan motor..." Renopun mencari tempat parkir yang aman, lalu turun dan berjalan masuk menuju gang yang tadinya dilewati oleh gadis yang diincarnya. Sepanjang gang tak ada cabang gang lainnya sehingga memudahkan Reno menemukan tempat gadis itu datangi.Langkahnya pasti dan ia menutup hidungnya. Aroma neraka telah menyeruak memenuhi otaknya. Rasanya ingin pingsan. Reno masih tetap melangkah, demi memastikan gadis yang benar2 membuatnya penasaran. Akhirnya seulas senyum tergambar pada bibirnya. Ia mendapati motor matic berwarna putih terparkir di depan sebuah gubuk kecil yang jauh dari kata layak.
Reno semakin mendekat, samar2 ia mendengar cekikan dan gelak tawa orang2 di dalam sana yang membuatnya semakin penasaran. Reno berjalan pelan dan memposisikan dirinya agar dapat melihat apa yang terjadi. Ia mengintip. Ada rasa tak enak dalam hatinya. Bagaimana bisa ia bertindak bodoh hanya demi gadis ini?? Bahkan ia mengabaikan janji pada ayahnya. Jika ia sudah berhasil memastikan siapa gadis ini barulah ia lanjutkan misi dari boss besarnya... ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duka Desember
Short Storycinta bukanlah rasa sepihak yang menyebabkan perpisahan. cinta juga bukan akhir dari penyesalan. cinta adalah penyatuan rasa yang mengarah pada kebahagiaan. Jika cinta adalah penyesalan maka itu bentuk dari keegoisan dan keangkuhan. Reno.. lelaki he...