LISA POV
Di bawah sorotan lampu remang ini, aku berdiri di hadapan mereka. Asap rokok, minuman alcohol, obat penghantar happy, music yang membuat kuping tuli sudah hal lumrah untukku. Saat ini, aku menari di hadapan mereka dengan pakaian yang hampir telanjang. itu semata-mata agar mereka, tamu kami, bergairah. Semakin mereka banyak minum maka semakin banyak pula tips yang kami dapat. Hanya melakukan tugas secara profesional dengan senyuman terpaksa.
Di depanku, gadis itu melakukan tugasnya. Menemani minum, meladeni ciuman atau membiarkan tangan nakal menjamah tubuh mereka. bukanlah hal tabu lagi bagi mataku. Semenjak mengenal DUNIA HITAM ini, mataku sudah tak lagi suci. Apa kalian pikir kami MENIKMATInya? Apa kalian pikir gadis itu BAHAGIA dengan apa yang di lakukannya? Apa kalian kira kami SENANG MINUM-MINUMAN GRATIS ini setiap hari? Jawabannya TIDAK. Jadi kenapa bodoh masih mau bekerja seperti ini? Itu hanya demi satu kata. UANG.
Dari kejauhan aku melihat gadis itu berjalan gontai sambil menunjukkan tips yang ia dapat pada temannya. Pasti dia lagi beruntung sekarang. Wajahnya terlihat sumbringah.
Aku berjalan dengan gontai menuju ruang ganti. Di sini, aku merebahkan tubuhku yang lelah dengan kepala yang sedikit berat. Saat ku pejamkan mata seseorang menyapaku dengan suara berat mendayu. Kupastikan ia mabuk.
"hai Lis. tarian kamu makin hot aja.." lalu ia merebahkan badannya di sampingku
Aku tersenyum "Thanks Rose. uda selesai?" Dia hanya mengangguk menutup matanya.
"Mabuk?" tanyaku lagi padanya
"sedikit" ujarnya dengan manja sambil mengukur dengan jarinya.
"bisa pulang? Apa mau ku antar pulang?"
"hmmm.. anterin. Tapi tunggu sebentar aku ganti dulu."
Aku kembali memejamkan mataku saat ia pergi mengganti pakaiannya.
Semenjak aku terlibat dalam dunia ini, aku banyak jadi tau karakter orang mabuk itu bagaimana. Benar kata orang-orang, ketika mabuk, perkataan jujurlah yang akan di lontarkan. Ada juga sifat-sifat orang mabuk yang bawaanya sensitif, ada yang suka tertawa, ada yang marah-marah, bahkan ada yang bawaannya 'sange/horny'. Kalau yang terakhir itu, mereka akan mengeksekusinya di toilet atau bok Hotel. Fulgar bukan? Sangat.
Karena aku seorang strip-tis, jadi aku tidak begitu banyak tau nama dari gadis-gadis LC itu. karna LC dan Strip-tis itu berbeda. Meski tamu menganggap kami sama saja. LC wajib menemani tamu sampai dengan selesai. Kalau aku, hanya akan masuk ketika di minta saja. Dan itu hanya berlangsung 1 sampai 2 jam saja. dan seandainya ada tamu yang ingin aku temani minum, itu akan menambah bayaran lagi untukku.
Ku lihat Rose sudah selesai berganti pakaian. Ia berjalan gontai menghampiriku dengan pipinnya yang menggembung lalu ia mengajakku pulang. Sebenarnya Rose belum waktunya pulang, tetapi karna ia sudah selesai, jadi ia di ijinkan pulang oleh mami/papi. Panggilan untuk wanita/pria yang menawarkan mereka ke tamu-tamu. GERMO
Setelah mengantar Rose, aku berniat segera pulang. Tetapi Rose menahanku untuk tetap tinggal. Alasanya Karena sekarang sudah jam 1 subuh. Yaa, ada benarnya juga. Tanpa berfikir lama, akupun menyetujui tawaran Rose. Lagi pula, kepalaku rasanya berat sekali. Di tambah kakiku yang seandainya bisa berteriak, mungkin akan berteriak kencang. Aku lelah!
Aku ijin ke kamar kecil untuk membersihkan diri. Setelah selesai akupun merebahkan tubuhku tepat di samping Rose yang sudah terlebih dahulu menyapa mimpinya.
Ngantuk, tapi belum bisa tidur. Pikiranku melayang memikirkan ibu yang masih membutukan biaya besar. Aku lelah seperti ini. Sampai berapa lama aku di tempat ini. Sampai kapan aku terus berpura-pura bahagia dengan pekerjaan seperti ini? Aku harus kuat demi ibu. Selain biaya yang membuatku lelah, hatiku juga lelah. Entahlah, aku ingin tidur untuk melupakan. Semoga saat bangun nanti, pikiranku lebih baik.
***
JISOO POV
Entah sudah gelas keberapa aku minum. Rasanya semakin panas di sekujur tubuhku. Bukan hanya tubuh, tenggorokan dan keadaan sekarang juga kian memanas. Ruangan mulai meredup, pertanda akan datangnya penari strip-tis. Beruntung, setidaknya tamu sialan ini akan lebih fokus ketarian menggoda itu dan tidak selalu menempel padaku. Maksudnya, tangan tamu sialan ini tidak akan slalu menempel di dadaku, pikirku. Kalau bukan karena pekerjaan, ingin ku patahkan saja tangan tamu sialan ini.
Sepertinya aku kurang beruntung, tangan tamu sialan ini semakin aktif bergerak di bagian dalam tubuhku. Lumatan kasar tak jarang kuterima. Terkadang juga tubuh kecilku ini di bolak balik layaknya roti panggang. Ingin menangis. Tapi yang ku tunjukkan adalah senyuman atau terkadang tertawa pada mereka. Padahal itu tidak lucu sama sekali.
Setelah penari itu menyelesaikan tugasnya, kembali ruangan ini makin menjadi-jadi gilanya. Sudah terlanjur gila, yah di lanjutkan saja kegilaannya.
Ku basahi lagi tenggorokanku dengan minuman itu. agar urat Maluku tertidur di alam lain. bukan hanya aku yang menggila. Aku dan beberapa temanku di ruangan ini-pun, ikut menggila. Tamu adalah raja. Ketika tamu bahagia keluar dari ruangan ini, bersiaplah isi dompet bertambah.
Lumatan-lumatan menemani kegilaan kami. Kini lumatan itu berpindah ke bagian leher, dada dan tak jarang, ketika kata 'DEAL' lumatan itu akan berpindah TEMPAT.
Hotel. Tempatku tidur saat kegilaan malam berakhir. Tau apa yang ada pikiranku saat ini? Hanya uang,uang dan uang.
Semenjak kejadian kelam menimpa kehidupanku, aku tak lagi tinggal bersama kedua orang tuaku. Aku hidup sendiri, membesarkan anakku sendiri dan bekerja seperti ini hanya untuk mencukupi kebutuhan kami. Karna biaya hidup yang tinggi dan susu anak yang melambung tinggi.
Ayah dari anakku? Tak perlu mempertanyakan bajingan itu. jangan kan membantu, mengakui saja tidak. Jadi jangan salahkan aku ketika bajingan itu ingin menemui anaknya, tidak aku ijinkan. Itu setimpal dengan perlakuannya padaku.
Rasanya kepalaku mau pecah dan sekujur tubuhku berasa ngilu. terlebih, akhir-akhir ini perutku terasa luar biasa menyakitkan. Lelaki di sampingku masih terlelap. Wajahnya lumayan tampan, perlakuannya padaku lumayan baik.
Jangan salah, deal ku tadi malam bukan orang yang sama dengan tamu gilaku itu. aku deal dengan temannya tamu gilaku. Sebenarnya, Sedari awal ia ingin di handle olehku. Tapi karena tamu gilaku sudah memilihku terlebih dahulu, jadi ia mengalah. Ia rela menungguku selesai menghendle temannya. Dan ia memintaku untuk menemaninya malam tadi. Why not. Demi satu kata UANG. Sepanjang malam tadipun kami lebih banyak bercerita meski pada akhirnya aku yang memulai dan berakhir 'NAKED'
Karena aku tidak mau menerima uang tanpa bekerja. Seharusnya aku senang dapat uang banyak tanpa bekerja. Tapi entah kenapa, aku tidak tega kepada orang yang menurutku baik. Haha .. Kembali aku menghangat diri dalam pelukannya. Terasa nyaman.
***