ROSE POV
Perasaanku slalu seperti ini. Kacau. Melalui lagu ini, ku sampaikan perasanku. Di ruangan ini, aku dan tamuku menikmati malam hanya berdua. Dia adalah tamu yang sama setiap harinya menemuiku di tempat ini. Aku tak habis fikir dengannya. mengapa ia harus repot-repot ketempat ini hanya untuk bertemu denganku? Dia slalu bilang "aku butuh teman cerita. Atau aku hanya kangen bernyanyi denganmu" dan dengan berbagai alasan lainnya.
Karena sudah mengenalnya, aku jadi tidak terlalu canggung pada tamuku ini. Kami sering bernyanyi bersama. Suaranya ku akui cukup bagus. Tampangnya juga lumayan. Kata gadis-gadis di sini, aku beruntung mengenalnya. Ia ter-predikat baik. Baik? Siapapun yang main ke tempat ini akan di CAP tidak baik. Termasuk aku yang menCAP setiap laki-laki yang datang ke sini itu BAJINGAN atau BUAYA. Sama saja seperti mereka mengangap gadis seperti kami NAKAL.
Tapi aku juga tak menutup mata, kalau dia memang berbeda dari laki-laki BAJINGAN yang kutemui di tempat ini. Dia sopan. Dia tak pernah memaksaku untuk minum sampai mabuk. Meski akulah yang memaksa diriku untuk mabuk. Dia tak pernah minta yang aneh-aneh atau berkata merendahkan tentang pekerjaanku. Saat selesai menemaninya-pun, aku slalu mendapat tips yang lumayan darinya. Yaa... dia baik.
Setelah selesai, aku berjalan gontai menuju ruang ganti. Di sana ku dapati Lisa sedang tiduran. Tadi saat hendak menunggu waiters mengambil menu, aku melirik ke ruangan sebelah. Ku lihat dia sedang melakukan tugasnya. Aku terpesona dengan tarian erostisnya itu. Dia sangat Hot ketika menari. Tapi saat keadaan kembali normal, dia seperti manusia es.
Aku menghampirinya "hai Lis. tarian kamu makin hot aja"
Aku menjatuhkan tubuhku tepat di sampingnya. Ia menanyakan padaku apa sudah selesai, dan ku jawab iya dengan anggukan. trus ia bertanya lagi apa aku mabuk. Aku jawab sedikit. Lalu ia menawarkan untuk mengantarku pulang, dan dengan senang hati aku menerimanya.
Dia adalah teman yang buatku nyaman menceritakan apa saja. Meski terlihat dingin, Lisa sebenarnya menyimpan luka yang amat menyakitkan. Sesampainya di tempatku, aku menahannya untuk menginap. Dengan berbagai alasan ku berikan, akhirnya Lisa setuju dan menginap. Aku tak ingin terjadi sesuatu hal padanya, jika pulang tengah malam begini.***
JENNIE POV
Lihatlah mereka menjadi lepas kendali. Aku senang saat berhasil membuat tamu tepar. Apalagi sampai mereka di gotong pakai tandu. Itu hiburan sekaligus pembalasan tak langsung dariku untuk mereka. Haha..
Room ini di temanin 3 orang gadis termasuk aku. Kami punya slogan ketika bekerja. 'Buka Room Buka Cinta, Tutup Room Tutup Cinta' karena tamu di sini milik bersama. Kami harus professional dalam bekerja. Meski pacar atau suami yang datang ketempat ini, kami menganggap semua sama. Yaitu tamu.
Jadi, ketika pacar atau suami kita di temanin gadis lain, kita tak berhak marah. Apalagi mengganggu saat dalam jam kerja. bisa-bisa kami di skors atau bahkan bisa di keluarkan dari sini. Privasi tamu harus kami jaga. Tak boleh membocorkan pada siapapun termasuk teman sendiri. Itu kode etik kami di sini. Biar tamu nyaman dan kembali ketempat ini.
Bukan hal yang baru, jika yang datang kesini kebanyakan berstatus berkeluarga atau suami orang. Tapi kami tidak pernah mempermasalahkan itu. karna di sini, kami bekerja. Tamu yang memilih kami, bukan kami yang memilih tamu. Terkadang bahkan kami menemani pejabat Negara, seperti Polisi, TNI bahkan anggota dewan. Jangan salah, dokter juga ada yang mampir kesini. Jadi ketika di luar pekerjaan, saat sedang jalan bersama teman-teman, kami dapat dengan mudah mengenali mana lelaki NAKAL dan mana yang bukan.
Ada plus minus bekerja seperti ini. Tapi kebanyakan minusnya. Jadi Jangan coba-coba bekerja seperti kami. Kalau sudah masuk ke dunia ini, akan sangat sulit untuk keluarnya.
Kurasakan kepalaku sudah mulai sedikit pusing. wajar, karena sudah 2 botol vodka kami habiskan. Pelukan terkadang ciuman kami lakukan. Kami tak boleh menolak meski dalam hati tak ingin. Ikuti saja alurnya.
Perlahan akupun mencoba menikmatinya. Tangannya mulai meraba kedalam bajuku, uuughh..! untung tampan, jadi aku tak terlalu rugi di jamah olehnya. Lumatan demi lumatan kami lakukuan, begitu juga lidah yang tak henti untuk ikut menyapa. Kurasakan tubuhku mulai panas seiring permainan kami.
Tangannya perlahan meraba pahaku dengan lembut. Jangan khwatir dengan teman sebelahku. Karena kami melakukan hal yang sama. Malah temanku sudah bermain kuda-kudaan meski masih memakai pakaian lengkap. Ia berniat untuk membuat tamunya lelah. Sama, Aku juga akan melakukan hal yang sama dengan temanku.
Perlahan ku rebahkan tamu ini di kursi dan aku berada di atasnya. Kami bertiga sedang berkuda. Anggap saja koboi nyasar di room ini.
Ku goyangkan tubuhku tepat di atas dick miliknya. kurasakan Dicknya sudah mulai mengeras. Aku tersenyum simpul, Terlalu cepat. Aku masih ingin bermain.
Sebelum lanjut terlalu jauh, aku ingin memastikan pekerjaanku ini tidak Cuma-cuma. Aku bertanya padanya, berapa harga untuk memuaskannya. Dia yang sudah di ujung tanduk menawarkan harga yang lumayan. Tak bodoh. Aku ingin uang di depan mata. Hanya berjaga-jaga. Takut setelah dia puas, aku tak mendapat apa-apa. Baiklah aku setuju.
Perlahan aku membawanya ke toilet yang di sana telah tersedia kasur khusus. Ku lihat wajahnya sudah gusar ingin cepat di puaskan.
Tapi aku tak mau bekerja terlalu lama. Jadi dengan sengaja aku bermain dengan Dicknya sedikit lebih lama. Biar saat aku naked nanti, dia langsung ejakulasi. Bukan licik. Hanya saja bermain cantik. Haha.. perlahan ku elus lembut dicknya. Dan kembali cumbuan kami lakukan. Ku urut pelan maju mundur. Sampai ia mendesah kencang akan permainan tanganku. Sampai kurasakan lendir beningnya sudah keluar. pertanda sebentar lagi ia akan ejakulasi.
Dengan suara bergetar dia memintaku untuk naked. Baiklah, aku akan naked di hadapannya. Aku pastikan dia harus pakai pengaman.
Sesaat sudah memasukiku, kurasakan getaran dari tubuhnya. Ahh..dia ejakulasi.
"thanks sayang" ucapnya padaku.
aku hanya membalas dengan senyuman nakalku. Jangan Tanya aku menikmatinya atau tidak. Akan aku jawab. aku hanya bekerja. Tak ada rasa di dalamnya, apalagi cinta.
Setelah selesai, kami keluar. kudapati sudah ada penari strip-tis di room kami. Pasti salah satu tamu ini ada yang memanggil. Ku lihat tamuku sudah lemas dan sekarang dia tertidur. Mungkin lelah. 2 tamu lainnya? sepertinya mereka setengah sadar.
Ku Tanya teman sebelahku bagaimana eksekusinya berhasil atau tidak. Jawabnya berhasil. Lalu kami tertawa bersama.
Bukan tamu yang menikmati lekukan tubuh di depan sana. tetapi kami. Para gadis, menyaksikan gadis itu menari? Hmm.. lampu sudah menyala terang, menandakan berakhirnya pertunjukkan penari sekaligus selesainya tugas kami. Aku dan temanku keluar dari room penuh dengan senyum kebahagiaan. Akhirnya selesai juga..
***