IV.Live Free🕊

3.5K 239 2
                                    


JISOO POV

Karean sakit perutku yang tak kunjung sembuh, akhirnya aku memberanikan diri ke dokter untuk memeriksakannya. Bau obat-obatan dan suasana ini sebenarnya tak pernah aku sukai. Terlalu horror buatku.

Aku berdiri saat namaku di panggil suster dan segera masuk keruangan Dokter spesialis bagian dalam. Karena waktu di bawah, aku di sarankan oleh susternya agar memeriksakan ke ahlinya. Aku hanya mengikuti saja. berharap ini hanya penyakit biasa.

Saat sudah di dalam dokter bertanya lebih detail tentang ke seharianku dan apa pekerjaanku. Aku tak mungkin membohongi dokter ini. Itu percuma. Karna dokter ini sudah banyak menangani orang yang bekerja sepertiku. Jadi dia tau betul. Hanya saja ia ingin aku lebih jujur tentang pekerjaanku.

Bukan hanya tampan, dokter ini juga ramah dan baik. Namanya Lee min ho, atau sering di sapa Dokter Lee. Aku jadi ingin terus sakit biar di sentuh olehnya. Haha.. becanda.

Setelah Dr.Lee selesai mengambil sample darah dan memeriksa ku dengan stetoskop-nya lalu mengecek tekanan darahku, ia mempersilahkan untukku segera bangkit dan duduk

"Nona Jisoo, sebaiknya kamu berhenti dari pekerjaan itu." ucapnya membuka suara setelah memeriksa rekam medisku.

"saya sakit apa dok? Cuma sakit maag biasakan?" tanyaku penasaran. Ia tak langsung menjawab hanya menghela nafasnya kasar.

"ini bukan hanya maag nona. Tapi ginjal kamu juga. Jadi, berhentilah kalau kamu tidak ingin semakin parah" seperti di sambar petir di siang bolong. tubuhku seketika menjadi kaki dan jantungku berdebar dengan cepat. yang terlintas dalam pikiranku hanya satu. Yaitu anakku. Ingin rasanya aku menangis, tapi aku mampu berpura-pura tersenyum di hadapan dokter ini. Aku hanya tak ingin terlihat lemah.

"saya tau pasti kamu shock. Tapi saya harus memberitahukan keadaan kamu saat ini. Saya akan memberi resep obat dan kamu bisa menebusnya nanti di bawah. Dan perlu di perhatikan, tidak di anjurkan saat minum obat ini, kamu meminum alcohol. Karna itu bisa membuat ginjal kamu semakin parah. saya tidak ingin menakut-nakuti. Tapi, jika kamu masih bersihkeras, kamu akan mengalami gagal ginjal nona"

"saya memberikan surat ijin agar nona bisa beristirahat. Makan makanan dan minumlah minuman yang sehat. Kamu masih mudah. Kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik dari ini." Dokter lee menjeda ucapannya dan memberi kertas yang sudah di tanda tangani kepada suster yang ada di sampingnya

"Minggu depan nona bisa kembali lagi ke sini. Saya akan mengecek, apa anjuran saya nona ikuti atau di abaikan. Dan semoga minggu depan saya mendapat kabar baik" aku hanya diam memaksakan senyumku saat mendengar setiap perkataan Dr.Lee yang seakan menyayat hati. Benar katanya, tapi aku harus bekerja apa? Biaya hidup di ibu kota tidaklah murah. Apalagi aku single parents.

Aku meninggalkan ruangan dokter lee dan menunggu di bawah untuk menebus obatku. Setelah obat ku tebus, aku kembali pulang.

Aku berusaha tenang seperti biasanya sesaat tiba di rumahku, kudapati anakku sedang bermain dengan pengasuhnya. Tawa riangnya melupakan rasa sakitku sesaat. Dan tiba-tiba saja, pikiran negative menghantuiku.

"Aku tak ingin meninggalkan anakku sendiri. Aku juga tak rela jika anakku di asuh lelaki itu. aku harus sehat demi anakku. Semoga ada jalan" aku berdoa dalam hati

***


JENNIE POV

Malam ini sama seperti biasnya tak ada yang berubah. Kerja kerja dan kerja. jika bekerja untuk diri sendiri mungkin aku tak akan serajin ini. Tapi karna hutangku kepada om ku, aku harus melunasinya. Miris memang. Dan lebih menyakitkan lagi, ketika kakek tua itu mati, aku tak di tinggal seperpun hartanya. Aku pikir setelah tua Bangka itu mati, hidupku bisa kembali normal. Tapi naas, om ku meminta aku, untuk melunasi biaya yang di keluarkannya selama aku tinggal bersama mereka. Wtf!! Dan di sinilah aku banting tulang untuk melunasi hutang yang tak tau kapan habisnya.

23-28 JENLISA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang