JENNIE POV
Jarang sekali kami bisa kumpul dalam satu room seperti ini. Kegilaan kami berempat berbeda dengan kegilaan kami dengan yang lain. entahlah apa yang buat beda aku juga tak tau.
Aku suka dengan tamu yang shy shy cat. itu menjadi daya tarik buatku untuk membuatnya menjadi sedikit gila. Di awal pertemuan juga suda ku duga tamu ini bukanlah orang baru dalam dunia sperti ini. Merendah, bilang tidak bisa minum, nyatanya setelah wine habis, mereka malah memesan Martel Dan Gold label. aku suka.
Di samping tamu yang tampan, tamu ini juga tak rese. Malahan aku yang rese padanya. yang lebih membuat aku semakin bahagia, karna ada dia di sini. Aku bisa mencuri kesempatan bersamanya.
Ku ajak tamuku untuk menari di depan. Rose ikut bersamaku membawa tamunya. Professional. Kami harus bersikap profesioanl. Karena Jisoo sedang dalam kondisi kurang sehat, jadi kami tidak mengajaknya untuk lebih banyak lagi minum. Biasanya jika kami berkumpul, tanpa di suruh, 1 botol civas buat kami berempat hanya bertahan 1 jam saja. Tapi kali ini kami ingin mabuk cantik. Jadi kami santai.
Saat menari, kulirik Lisa mulai melancarkan aksinya. Dia tak ikut menari di depan bersamaku dan Rose. Tetapi dia memilih menari di atas pangkuan tamunya. Aku tau dia belum mabuk. Dia bukanlah orang yang mudah mabuk hanya dengan meminum wine.
Aku tak lagi bisa konsentrasi pada tamuku. Sekarang konsentrasiku hanya pada dia, LISA.
Aku tak suka melihat interaksinya dengan tamu itu. Aku cemburu.Aku mencoba menyampaikan padanya, namun ia tak mendengar perkataanku. Tak lagi aku kuat menahan, aku mendekatinya, mengatakan kekesalanku padanya. Dengan santainya ia mengatakan harus profesional? Wanita mana yang suka kalau wanitanya bersikap manis kepada orang lain? Tidak ada!
Aku benar benar kesal padanya. Profesional? Akan aku tunjukkan kerja profesional padanya.
Dadaku memanas dengan sikap acuh Lisa padaku. Aku tau, kami sedang bekerja. Tapi dia juga tau, kalau aku tak suka di abaikan bila sudah minum. Aku ingin membalasnya! Dengan membuatnya cemburu? Mungkin ampuh.
Mataku terus mencuri pandang kepadanya. Ujung mataku menangkap kalau mereka sudah duduk seperti biasa. Dan seketika, aku merutuki kebodohanku. Niat membuatnya cemburu memang ampuh. tapi kali ini, Lisa banyak sekali merokok. Aku tak suka melihat dia terlalu banyak merokok. Ia akan sakit nantinya.
Sebelum menariknya, aku pastikan tamu kami sudah terbaring. Lalu dengan segera aku menarik Lisa menuju toilet. Dia terkejut dan pasrah saat aku menariknya.
"Sudah berapa kali aku bilang, kamu jangan terlalu banyak merokok." Ucapku mengambil rokok yang ada di tangannya dan aku menggilas rokoknya dengan heelsku.
"Apaan sih. Aneh rasanya kalau minum tidak merokok" jawabnya lalu menyenderkan tubuhnya di kaca.
"Aku tau. Tapi hari ini aku perhatiin kamu sudah banyak merokok. Hampir dua bungkus kan?" ku lirik tanda tak suka
"Hmmh.. ya sudah ayo keluar. Tak enak nanti tamunya mencari kita" ajaknya berusaha keluar.
Aku segera menariknya kembali dan tak mengijinkannya keluar. Aku tau ia kesal karna sikapku tadi dan juga melarangnya merokok.
"sebentar dulu.. mereka pasti lagi tidur. Maaf sikapku tadi di sana. Aku kesal kamu cuekin, aku kangen kamu.." aku langsung memeluknya.
Dalam keadaan mabuk sperti ini, aku cuma ingin di manja olehnya, terlebih bila melihat wajahnya, aroma tubuh yang menjadi candu buatku, sudah membuatku horny. tapi berbeda jika dengan tamu. Aneh memang.
Tanpa persetujuannya, aku mencium bibirnya penuh nafsu. Libidoku cepat sekali meningkat. Begitu juga dengan Lisa. Lidahku dan lidahnya saling beradu bertukar saliva. Tangannya dengan cepat menyusup melepaskan bikiniku yang memang sangat mudah membuat tubuhku naked. Tapi tidak dengan dia. Baju penari seperti Lisa berbeda dengan kami.