I. A Puzzle

1.6K 121 5
                                    

Sebelumnya, gue mau ngucapin trimakasih nih buat kalian yang uda berkenan menyumbang ide untuk judul cerita gue kali ini. Meski masih banyak juga yang mengabaikannya. Gue gak tau mereka sekedar mampir atau cuma ogah ikut membantu gue. (!!)

Setidaknya gue masih di hargailah sama beberapa readers gue yang membantu!!

Seperti yang kemaren gue bilang, gue akan memilih judul yang sekiranya cocok untuk cerita kali ini. "A PUZZLE"

Kemaren readers gue nyumbang judul ini. Sebenarnya ada kata cintanya.. Hehe.. Tapi kayaknya gue cuma ambil bagian depannya aja (sorry) "teka-teki cinta" - yang gue ganti menjadi English "A Puzzle" dan menghilangkan kata cintanya.
    
Trimakasih buat lo yg uda menyumbang ide jenlisa_kim dan ide lo gue pilih akhirnya 😊

Buat kalian manobankim28  JKLMnWonha PutuAyuCanserina  makasih yah uda ikut berpartisipasi😊 next time jangan kapok bantuin gue lagi. Sayang kalian😘 ≈ MyHockey
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

    Gendre ~ Romance


Music
Kiroro - Mirai e
Ariel ft Nidji - Mashimo mata itsuka
Kobasolo - Sukina Hito ga Iru Kota
Lemon - Kenshi Yonezu
Cinnamon X Evening Cinema - Kimi no Toriko
=========================================

Happy Reading


   KOTA tua itu kini tampak sunyi, seiring rintik  hujan menyerbu. Tempias cahaya lampu ikut menyilau di kala langit menjadi gelap.

Masih pukul 5 sore. Gadis itu tersenyum di bawah teduhan payung yang di genggamnya. Ia sangat menyukai gerimis. Aroma tanah yang menguap selalu membuatnya damai. Pikirannya yang kusut menjadi tenang. Hormon Endorfin dalam tubuhnya bereaksi dengan cepat akibat rintik hujan sore itu.

Langkah kakinya terus berjalan menelusuri kota tua. Mencari makna dari perasaannya yang sampai detik ini belum terjawab. Gedung tua, bersebelahan dengan kantor pusat kota, tempat berkumpulnya anak-anak muda.

Ada yang bernyanyi. Ada yang menari. Ada yang melukis. Ada juga yang berpantonim. Sesekali kota tua itu di singgahi para Creator untuk mengambil bagian menarik tentang kota tua. Banyak wajah tergambar di kota tua itu.

Gadis yang tadi berteduh di bawah payung, berdiri tepat di depan gedung musem paling tua di kota itu. Matanya memandang setiap sudut tanpa melepas senyum tipisnya. Hatinya terenyuh, mendadak sedih. "Kapan hari itu, singgah padaku?" Gumamnya bertanya.

Tawa kecilnya menguar bersama gelengan kecil kepalanya. Mengaburkan pertanyaan konyolnya.

Gadis itu menghirup dalam-dalam, sampai mengisi seluruh rongga di dadanya. Menghembuskannya dengan menyentak. Membuang tekanan batin yang selalu ia simpan.

Senyum yang selalu ia tunjukkan pada semua orang hanyalah palsu. Tak ada yang mengetahui apa yang ia rasakan. Gadis itu menutup sangat rapat dengan rapih. Ia tak ingin siapapun tau apa yang ia rasakan. Dan tak pernah ingin mengadu.

23-28 JENLISA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang