Apa yang akan di lakukan jika sudah tak ada lagi semangat untuk hidup. Menyerah! Itulah yang Lisa pikirkan setelah apa yang ia lalui.Menyakitkan. Hidupnya hancur tak berbentuk. Alasan selama ini ia bertahan itu, karna mereka. Orang tuanya dan Jennie. Tapi saat alasan itu sudah pergi meninggalkannya, lantas untuk apalagi hidup? Ia sangat Putus asa.
Kepulangannya ke jeju untuk bertemu kembali kedua orang tuanya.
“Ayah.. Ibu..sekarang Lisa benar-benar sendiri” air matanya jatuh membasahi pipinya.
“Lisa kesepian.. ayah sama ibu di sana bahagia? Bawa Lisa Bu.. Yah.. Lisa juga ingin merasakannya” Guam Lisa Dalai isakannya
Pikiran kalut menguasai Lisa saat ini. Di rumah yang ia tingalin sekarang, membawanya kembali kedalam ingatan tentang kehadiran kedua orang tuanya.
“Lisa bangun nak.. ayo temanin ibu ke pasar”
“anak manja, kapan kamu dewasanya kalau selalu nempel pada ayah ibu seperti koala. Hmm?” tawa lirih menemani pikirannya saat ini.
“Jaga kesehatan kamu nak, ibu khawatir kamu semakin kurus”
“Lisa, ayah kecewa padamu. Apapun alasannya, kamu tak seharusnya bekerja seperti itu” tangisnya pecah di ikuti sesegukan yang menyesakkan dada.
“maaf.. maafin Lisa bu..yah.. maaf”
“Sebentar lagi Lisa akan bertemu dengan ayah ibu. Tunggu Lisa ..”
Langkah kaki nya berjalan pelan menuju kamar. Ia mengambil sesuatu dari laci mejanya lalu membakar di atas piring yang sudah dia persiapkan. Batu bara. Ia membakarnya lalu ia merebahkan dirinya di atas kasur dengan senyuman sambil memeluk foto kedua orang tuanya.
***
Sementara itu, Jennie menangis sejadi-jadinya setelah dari makam Lisa, orang yang ia sayangi sekaligus orang yang pernah ia sakiti. Penyesalan yang tak lagi berarti apa-apa. Memukuli dirinya sendiripun percuma, karna itu tak akan membuat orang yang ia sakiti kembali.Ia membaca diary yang di berikan adik sepupunya Lisa padanya.
Semenjak hari itu, aku tak lagi punya harapan. Traumaku menguasai kehidupanku yang kelam.
Sampai aku jatuh hati pada gadis, yang sama sepertiku. Aku tau itu salah. kehadiranmu membuatku merobohkan tembok pendirian hatiku. kamu mampu meyakinkanku akan sebuah harapan. Kamu membuatku percaya akan ada kebahagiaan menghampiriku. Ternyata itu tak bertahan lama. Takdir benar-benar membenciku. Ia tak pernah memberikanku sedikit senyuman.
Melihat dengan mata kepalaku apa yang kamu lakukan, Mendengar ucapan yang sebenarnya tak ingin aku dengar, tapi pada akhirnya, itu terucap darimu juga. Hancur. Hatiku hancur mempercayai semua ini. Dadaku rasanya sesak di hujani ribuan pukulan. Ku pikir air mataku kering, huh.. ternyata setelah aku pergi meninggalkanmu di hari itu, air mataku mengalir dengan derasnya.
Nafasku tersenggal-sengal menahan rasa sakitku.
“SEUMPAMANYA TAKDIR ITU BISA KU UBAH, AKU INGIN” takdir yang tak pernah berpihak padaku.
“SEANDAINYA AKU BISA MEMILIH, AKU TAK INGIN DI LAHIRKAN BERBEDA” kalau aku bisa menolak rasa padamu, akan aku lakukan. Tapi nyatanya aku tak mampu Jen.
“BILA SAAT ITU AKU TAK EGOIS, AKU TAK AKAN SEPERTI INI” keegoisanku meninggalkan ayah menjaga ibu seorang diri dengan alasan bekerja ingin membantu meringankan. Tapi apa? Aku malah menambah kekecewaan ayahku padaku. aku terus menyalahkan diriku sendiri.
“JIKA BISA KU PUTAR WAKTU, AKU INGIN KEMBALI” seandainya waktu itu aku tetap di jeju, aku mungkin tak akan merasakan semua ini. Terlambat. Penyesalanku tak lagi berarti.
Terimakasih luka yang kamu beri. aku tak mengapa. Aku ikut bahagia melihat kamu bahagia. Hiduplah dengan mendengar kata hatimu, sertai logika di dalamnya. Jangan lagi menyesal. Berbahagialah.
Jennie terus menangis sampai tak lagi bersuara. Kata maaf yang di ucapkan ribuan kalipun, tak membuat keadaan kembali seperti sedia kala.
Rose yang melihat keadaan Jenniepun ikut iba. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa selain membuat gadis itu tenang. Ia juga merasakan kehilangan seorang teman yang selalu ada untuknya. Kenangan-kenangan saat bersama Lisa selalu tergiang dalam ingatan-nya.
“Ayo aku antar pulang, kamu mabuk"
"Tuhan baik padamu Rose. ayo aku temani bertemu keluarganya"
"Jagalah orang yang tulus menyayangimu dan jangan sia-siakan. Jangan jatuh cinta karna kebaikannya, tapi jatuh cintalah pada orang yang benar-bener menganggapmu ada dan yang membuatmu berarti"
air mata Rose terus mengalir deras mengingat setiap perkataan Lisa padanya.
“Kenapa kamu berfikiran pendek Lis. masih banya orang yang menyayangimu tanpa kamu ketahui” gumam Rose dalam tangisnya
Jisoo yang baru mengetahui kabar tetang Lisa juga ikut terpukul. Karna Lisa sudah di anggap seperti adiknya sendiri. Sikap dingin Lisa akan berubah hangat saat di dekat Jisoo. Jisoo masih ingat betul saat Lisa membantu Jisoo yang kewalahan menghadapi tamunya. Lisa dengan sengaja mencekoki tamunya sampai tak sadarkan diri.
Jisoo tertawa dengan air mata mengingat hal itu. “Adikku, seharusnya aku selalu menemanimu. Maafkan aku yang tak bisa menjagamu. Hiks… Tenanglah di sana. kamu sudah bahagia bersama orang yang kamu sayangi”
Kenanglah aku sebagai bagian dari masa lalumu
Mungkin ragaku tak bersamamu lagi
Tapi doamu akan ku sampaikan langsung pada Tuhan
Percayalah waktu ini hanya sebentar
Kelak kita akan di pertemukan kembali
Sebagai bagian dari diri
AtauHanya sebagai pengajar arti kehidupan
***
Edit : sengaja gw upload lagi Dan yg ini uda gw revisi spya gada typo dan enak di Baca.
Apakabar kalian?
Gw emang lg sulit lanjuti cerita yg lainnya. Ini hanya beberapa yg gw edit lalu gw publish.
Semoga kalian suka yah..
Bakalan masih ada kok cerita yg akan gw publish ulang. Tp nunggu gw revisi dlu yah.
OIYAH,, ATTENTION!!
CERITA INI HANYA FIKTIF! JADI, JANGAN TERLALU AMBIL PUSING SAMA KONFLIKNYA. APALAGI JUDGE ORANG DALAM PERAN CERITANYA YAH. INGAT!! FIKTIF!! TIDAK NYATA📖HAPPY READING📖