VI. A PUZZLE (End)

946 114 29
                                    

Di ruang ICU, Lisa kini berada. Sudah 2 hari gadis itu di dalam sana tidur dengan nyamannya. Suara monitor dan ventilator menjadi teman setia di kala sepi mencekam.

Sementara di kantin, 3 orang gadis dengan wajah tegang sedang duduk berhadapan. Dokter Soo-yeong, Wendy dan Chaeng. Dokter Soo-yeong sengaja mempertemukan Chaeng dengan Wendy untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

"Jadi, apa yang kamu ketahui dari hubungan segitiga mereka?" Tanya Chaeng pada akhirnya. Ia tak tahan untuk tak bersuara, meski dadanya terbakar amarah pada gadis di hadapannya.

"Segitiga kamu bilang?" Ujar Wendy mengejek. "Jennie tidak memiliki hubungan apapun pada pembunuh itu! Justru dia yang dengan lancangnya jatuh hati pada kekasih sahabatnya! Dan memaksa cintanya agar di balas. Cih!!" Katanya kasar

"Wendy!" Sela dokter Soo-yeong.

Mendengar tuduhan itu, membuat Chaeng memejamkan matanya. Sebelum menjawab, ia menarik nafasnya, tak ingin emosinya terpancing.

Chaeng tersenyum "lalu? Apalagi yang sepupumu itu ceritakan?" Tanyanya tenang seraya melipat tangannya di meja.

Wendy tertawa remeh "aku yakin kamu berada di pihaknya. Jadi, untuk apa aku menjelaskan apa yang ku ketahui? Percuma bukan?"

"Sebelum aku menjawab tuduhanmu, aku ingin mengetahui apa saja yang kamu ketahui dari sepupumu itu tentang mereka" jawab Chaeng

Meski enggan, akhirnya Wendy menceritakan apa saja yang ia ketahui tentang sepupunya itu. Tentang persahabatan mereka yang di sebut 4 serangkai saat menempuh pendidikan di universitas, di Tokyo.

Jennie dan Chaeng yang memilih fakultas psikolog. Sedangkan Jisoo dan Lisa fakultas kedokteran. Mereka bersahabat. Singkat cerita, setelah menyelesaikan masa pendidikannya, Jennie pindah ke Yokohama, bersama dengan Jisoo setelah gadis itu menyelesaikan tingkatan spesialisnya. Mereka bekerja di rumah sakit Yokohama City University Medical Center. Sedangkan Lisa dan Chaeng menetap di Tokyo dan bekerja di salah satu rumah sakit besar di Tokyo.

Wendy jarang bertemu dengan Jennie. Ia sibuk dengan kuliah dan kerja sampingannya, dan hanya sepintas mengetahui kedekatan Jennie dan Jisoo yang lebih dari seorang teman. Menurutnya.

Sampai dimana malam naas itu terjadi. Ia kebetulan ada di sana. Ia menyaksikan kejadian itu.

"Kalau tidak karna mengejar si brengsek itu, mungkin kejadian naas itu tak akan terjadi" umpat Wendy emosional.

Dokter Soo-yeong terdiam tak berkomentar. Sementara Chaeng, wajahnya sudah merah padam. Matanya sudah berkaca-kaca. Dadanya seperti di hantam palu godam.

Chaeng menarik nafasnya dalam-dalam sebelum menjawab. Menahan air matanya agar tak tumpah.

"Pertama, benar kami bersahabat. Tapi...." Chaeng menjedah ucapannya "....Kami berada di universitas yang berbeda. Aku dan Jennie di Universitas Meiji Gakuin. Sementara Lisa dan Jisoo di Universitas Tokyo" tambah Chaeng tenang.

"Aku dan Lisa bersahabat sejak duduk di bangku sekolah dasar. Jadi, aku tau betul siapa Lisa. Dan aku yang mengenalkannya pada Jennie saat itu"

"Apa sepupumu itu tidak menceritakannya? Aku rasa tidak" racau Chaeng tersenyum tipis.

"Kamu menuduh Lisa sebagai dalang dari kejadiaan naas ini?" Chaeng tertawa kecil "tolong.... tanyakan sama sepupumu itu, siapa yang menjadi dalang dan korban di sini!"

"See..? Aku tidak akan terkejut kalau kamu akan membela pembunuh itu" sela Wendy mengejek

"Dan kamu berpihak pada sepupumu juga bukan? Dan hanya mendengar sebelah pihak. Yaitu dari sepupumu!" saut Chaeng

23-28 JENLISA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang