Dengerin lagunya.
———————————————
"Ada apa ribut-ribut?" Tanya Lisa pada salah satu mahasiswa di kampus mereka.
"Oh, hai Lisa" Lisa mengangguk ragu menunjuk senyuman "Itu, Jennie sedang berkelahi dengan Alexis"
"Berkelahi?" Ulangnya
"Iya, Lisa. Alexis tidak terima jika Jennie memindahkannya dari kelompok kalian. Kamu taulah, Jennie memiliki kuasa di sini. Jadi apapun yang ia mau dan inginkan, akan segera terlaksanakan"
Lisa menggeleng tak percaya "Ti–tidak mungkin Jennie seperti itu" bantahnya
"Kamu belum mengenal Jennie, Lisa. Semua orang di sini tau siapa Jennie dan tak ada yang berani mengusik gadis itu. Ayahnya, donatur terbesar di kampus ini"
"Ayo kesana. Mereka sudah seperti petarung jalanan"
Mata Lisa membulat dengan mulut terbuka. Ia terpaku sejenak, sebelum berlari menghampiri dua gadis itu
.
.Pergulatan kedua gadis itu berlangsung sengit. Tak ada yang bisa melerai. Vivian hanya berteriak tanpa berani melerai. Begitu juga dengan Nancy. Dan yang lainnya, hanya jadi penonton dan mengabadikannya di dalam video.
Ujung pelipis Jennie terdapat goresan dan juga memar. Alexis mendapat luka di ujung bibirnya, koyak akibat tamparan Jennie.
Dua gadis itu tak berhenti meski penampilan mereka sudah sangat berantakan.
"Oh My God. Berhenti! Alexis! Jennie!" Lisa datang melerai tanpa takut. Ia menarik Alexis agar menjauh dari Jennie. Gadis itu lebih banyak mendapat luka.
"Jangan halangin aku Lisa! Aku harus memberi pelajaran pada wanita sombong itu! SINI KAMU WANITA SIALAN!!" Alexis berteriak tak terima dilerai.
"Ayo sini!! Aku pastikan mukamu tidak lagi berbentuk!" Saut Jennie yang sudah ditahan Nancy dan beberapa temannya.
"Apa kamu bilang?!! Lepaskan aku Lisa! Aku akan memberi wanita itu pelajaran" raung Alexis di dalam dekapan Lisa.
"Berhenti. Aku mohon berhenti" ujar Lisa bersusah payah "Kalian bukan anak kecil lagi!"
"Kamu juga!" Tunjuk Lisa pada Jennie "Nancy... tolong bawa Jennie pergi dari sini, ku mohon"
Mata Jennie melebar "Kenapa harus Nancy?! Kenapa bukan kamu?" Saut Jennie tak terima. Tangannya terkepal keras.
"Apa kamu tidak lihat luka yang kamu buat pada Alexis, Jennie?"
"AKU JUGA MENDAPAT LUKA, LISA! APA KAMU TIDAK BISA MELIHATNYA?!"
Lisa memejamkan matanya, menghela nafas sebelum kembali berujar. "Berhenti berteriak. Berhenti melakukan semuanya sesukamu. Apa kamu tidak puas dengan apa yang sudah kamu dapatkan? Apa masih belum cukup semua perhatian yang kamu dapatkan? Apa kamu ingin menunjukkan kuasamu? Apa kamu ingin semua orang takut dan hormat padamu? Kamu berhasil Jennie. Kamu sudah mendapat seluruh perhatian orang-orang di kampus ini"
"Aku tidak seperti itu" gumam Jennie mengencangkan gerahamnya. Dadanya kembang kempis menahan amarah karna perkataan Lisa padanya.