VII.Live Free🕊

2.9K 212 0
                                    

LISA POV

Event hari ini sepertinya berhasil. Itu terlihat banyaknya tamu yang antri menunggu room kosong di Lobby. Dan gadisnya juga sudah habis.

Aku telah selesai melakukan tugasku, dan tinggal menunggu room yang ingin menyaksikan kami menari. Tapi saat aku menuju showroom tempat kami berkumpul, aku di pilih tamu untuk menemaninya di room. Aku pikir tak masalah, mami juga memang menyuruh kami membantu mereka yang kehabisan LC.

Aku masuk di room yang di sana sudah terdapat 3 orang gadis. Jisoo, Jenni dan Rose. Apa ini kebetulan? Entahlah. Tapi aku senang satu room bersama dengan mereka. Apa room ini akan seperti kapal pecah atau hancur seperti kamar malam pertama? Haha

Wine? Aku menautkan alisku. Mungkin benar room ini ingin mabuk cantik. Tapi aku tak percaya jika sudah 1 room dengan mereka kalau minum wine saja. itu bukanlah kami. Aku yakin entah dengan cara apa, diantara kami pasti merayu agar menambah minuman atau mengganti wine dengan minuman yang kadar alkoholnya lebih tinggi. That's true. Waiters masuk membawa 2 botol whisky. Ku pastikan room ini akan panas.

Ku lihat jennie memulai aksinya menarik tamunya yang sudah sempoyongan untuk menari di depan dan di ikuti oleh rose. Aku hanya tersenyum menggeleng kepala. Bukan tak beralasan aku tersenyum, itu karna rose yang memang tak pernah mengajak tamu terlebih dahulu kini dengan wajahnya yang sulit ku gambarkan, ia berani menarik tamunya menari di depan. Mojok di depan sound.

Haah, pasti mataku sakit di buat mereka berdua di depan sana. terutama pandangan sudut kiri yang membuat hatiku panas. Aku tak ingin menunjukkan kekesalanku padanya. Aku tau dia juga mencuri pandang dariku. Dan aku juga tau apa yang dia katakan padaku. Tapi aku berpura-pura tak tau. Biarin saja, aku kesal padanya. Aku berusaha profesional meladenin tamuku yang sedari tadi mencoba terus mencari perhatianku. Aku sedikit terkejut saat Jennie sudah berada di sampingku. Dia protes atas sikap manisku pada tamu di sebelahku. Aku hanya menjawabnya santai, mencari jawaban tepat. Profesional kerja. Dia terlihat makin kesal dengan jawabanku dan aku yakin dia akan melakukan hal yang buat aku marah nantinya. Aku tak suka keadaan ini.

Melampiaskan rasa kesalku dengan banyak merokok, Hampir dua bungkus, aku juga tak menyangka.

Hatiku panas dan aku harus professional. Melihat wajah tamuku yang mulai memerah membuatku tertawa. Dia mengoceh apa saja yang mampu membuatku tertawa. Aku meladeninya dan mulai melancarkan aksiku di atas pahanya. Yah, aku menari dengan menghadap tamuku. Dia hanya sedikit terkejut dan terlihat malu. Aku malah suka melihat reaksi seperti itu. haha.. ini sulit membuatku gila, karna aku belum terlalu mabuk. Jadi aku memaksanya untuk terus minum bersamaku.

Taruhan kecil yang kami buat, membuat dia slalu kalah. harus gantle. Itu yang dia bilang mengakui kekalahan dengan meminum sampai habis. Kami kembali tertawa dan aku mulai panas dan sedikit mabuk. Aku penasaran dengan tariannya.

Aku memancingnya dan berhasil membuat aku terpesona padanya. Dia bukan lelaki mesum yang selalu aku lihat di tempat ini. Dia tak pernah menjamahku atau mengatakan hal-hal sensitive. Justru aku yang suka memancingnya. Tapi itu tak berhasil membuat dia NAKAL. Aku bersyukur. Karna saat dia kepancing aku pastikan, aku akan menjadi mengingat kejadian masa lalu itu! Bodohkan? Sudah tau punya trauma, aku malah membangunkan singa yang sedang tidur.

Wajahnya sudah sangat merah dan mulai menyenderkan tubuhnya. Sepertinya dia sudah sangat mabuk. Tadi Dr. Lee bilang padaku, kalau DK tamuku tidak terlalu kuat minum. Aku pun membiarkannya tertidur di kursi dan menunggu jam sampai selesai.

Kembali ku hisap rokok dan mencoba merebahkan kepalaku yang mulai berat. Mereka masih asik dengan dunianya. Jisoo yang di sampingku juga sudah beraksi sedari tadi. Padahal ia tidak mabuk sama sekali. Mungkin dia mabuk cinta. Kekekekkk

Aku merasa ada yang menarik tanganku. Aku terkejut melihat Jennie menarik tanganku menuju toilet. Sebenarnya aku masih kesal padanya, tapi entah kenapa kalau sudah sedekat ini kesalnya menghilang.

Saat aku ingin menghisap kembali rokokku, dia mengambilnya lalu mengambilnya dan menggilasnya dengan heels tingginya itu. Dia marah melihatku terlalu banyak merokok. Dan masih sempat-sematnya ia menghitung berapa banyak aku merokok. Dan tebakannya tepat. Apa dia sedari tadi memperhatikanku? Aku pikir, saat kesal tadi, dia tak akan memperhatikanku lagi, ternyata dia selalu memantauku. Aku tak menyadarinya.

Aku hendak keluar saat ia sudah mematikan rokokku. Lagi pula aku merasa tak enak dengan tamu di luar sana meski ku tau mereka sudah ke alam mimpi.

Jennie memelukku dan meminta maaf atas kelakuannya tadi. Dia kangen, katanya. aku juga sebenarnya. Aroma rambutnya yang harum sudah bercampur bau asap rokok, tapi aku masih bisa menikmatinya.

Dia menciumku dan sudah di pastikan akan lanjut kebagian mana. Aku sudah tau kalau dia mabuk seperti ini akan 'horny' katanya itu, hanya kalau bersamaku. Tapi aku tak percaya. Bukan tak ingin, hanya saja masih ragu. permainan kami mulai memanas, mudah saja buatku membuka pakaian yang di kenankan Jennie. Tubuh nakednya berhasil membuat libidoku meningkat, aku juga horny.

Dia sangat terlihat sexy kalau mabuk terlebih dia akan semakin hot. Aku suka itu. hehe.. bukan mencari kesempatan dalam kesempitan, hanya saja jangan membuang kesempatan emas kan? Hehe

Aku merasakan tangan ku menghangat, ini yang sudah keberapa kali kurasakan. Bibirnya tempatku betah berlama melumatnya. Buah dadanya yang pas menurutkupun tak akan pernah bosan untuk lidahku bermain di sana, terlebih bagian paling sensitifnya yang saat ku sentuh ia akan menggeliat mengeluarkan desahan. Aku merasakan getaran dari tubuhnya yang sebentar lagi akan keluar kembali. Aku masih bermain di daerah klitorisnya saat ia sudah memuncak, terdengar triakan luar yang membuat ku terkaget dan tertawa melihat wajahnya. Itu Rose menanyakan kenapa kami lama sekali di dalam. Aku bilang Jennie mabuk yang langsung di pukul oleh jennie karna itu tak benar.

Aku juga tak mungkin mengatakan kalau kami sedang bercinta bukan? Akupun segera mencuci muka dan mulutku dan segera kembali menemui mereka. Aku menyuruh Jennie mengenakan pakainnya dan segera kembali. Tapi ia menyuruhku melanjutkan perbuatanku yang katanya nanggung itu. aku menolak dan tertawa melihat mukanya yang menahan itu. haha,, pasti dia uring-uringan karna tak bisa melepasnya. Aku bilang padanya nanti saja, kita lanjuti lagi dan aku segera keluar meninggalkannya yang mengomel. Aku masih mendengar itu. hahah

15 menit lagi kami akan selesai bertugas. Dan Jennie sudah kembali dari toilet. Dia sengaja duduk di dekatku. Padahal tadi dia dan tamunya mojok di depan kiri sana. lalu dia mengatakan kalau kepalanya pusing dan aku harus bertanggung jawab. Aku pastikan dia uring-uringan menahan nafsunya, itu terdengar dari suaranya yang .. hmmm kalian tau suara orang menahan nafsu? Seperti itulah. Berat mendesah.

Aku sengaja membuat dia semakin uring-uringan sebelum pulang. Wajahnya semakin ...hahaha tak bisa aku jabarkan. Dia sangat kesal padaku saat ini. Sorry beib

***

23-28 JENLISA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang