JISOO POV
Dr.Lee sangat baik padaku. Bukan hanya baik, dia juga sudah berterus terang tentang perasaannya padaku. aku jadi terbebani dengan pengakuannya itu. Meski, akupun sebenarnya memiliki rasa juga padanya. Tapi aku sadar, aku tak pantas untuknya. Di tambah masa laluku yang kembali hadir. Ia memintaku kembali padanya dan ingin menikahi aku. Tak mudah melupakan kejadian itu. karena dia, hidupku jadi berantakan. Karena dia, aku harus terpisah dari orang tuaku. Karena dia, aku harus bekerja seperti ini. DAMN!!
Kurasakan sakitku sudah sedikit berkurang, akupun kembali masuk bekerja. Ternyata hari ini ada event ulang Tahun di tempatku bekerja yang bertemakan 'Bikini Botom'.
Karena event, tamu yang biasanya datang jam 9-10PM, kini datang lebih cepat. Aku di panggil mami, katanya aku sudah di reserve oleh tamu.
Setelah selesai merias wajahku, aku langsung masuk ke room. Betapa terkejutnya aku saat membuka pintu.
"Dr.Lee??" ia melihatku lalu tersenyum.
Ia Mengangkat tangannya dan menyuruhku duduk di sampingnya. Gugup, ragu, takut, tak meyangka. Semua di benakku. Dengan terbata-bata aku bertanya padanya apa yang di lakukannya di sini.
"aku tadi ketempat kamu, kata pengasuh si kecil kamu pergi bekerja. Jadi aku samperin ke sini."
'Apa?' aku hanya bingung, apa yang ada di pikiran Dr.Lee saat ini. Mungkin dia melihatku kebingungan
"Hei, tenang saja. aku kesini, Cuma ingin bertemu denganmu. Kamu jangan takut, aku tak akan macam-macam denganmu. Oiyah, kamu tak boleh minum. Pesan saja juice untukmu. Dan mereka, teman SMAku dulu. Jadi santai saja. jangan panik begitu" katanya lembut memberitahuku. selain bisa mengobati, ternyata dia bisa membaca pikiranku juga.
Hanya butuh waktu setengah jam agar aku terbiasa. di room ini masih hanya aku saja gadisnya. Sementara tamunya ada 4 dengan Dr. Lee. Baru saja ingin ku bertanya, ternyata 2 gadis masuk ke dalam room ini.
Itu adalah Jennie dan Rose. Aku mengenal mereka, sangat mengenalnya. Tapi kurang 1 lagi? tapi kata Dr.Lee temannya yang satu itu memang sedikit pemilih.
Kami menikmati malam ini dengan santai. Tak ada kekerasan atau perkataan kasar. Terlebih mereka semua sangatlah tampan-tampan. Berkah di malam event
***
AUTHOR POV
Di room 808, kini mereka berempat duduk bersama melakukan tugasnya Menghandle tamu masing-masing. Jisoo dengan Dr.Lee, Jennie dengan Suga yang berpropesi sebagai Dokter Hewan, Rose dengan June yang berpropesi sebagai vocalist band dan Lisa dengan DK yang berprofesi sebagai Penari profesional.
Karena tamu hari event ini cukup banyak pengunjung, dan LCnya kurang, mau tidak mau penari strip-tis di haruskan untuk ikut membantu.
Lisa adalah penari yang sangat sering di mintai untuk menemani tamu di luar pekerjaannya sebagai penari. Ia hanya menemani minum dan tidak lebih. Di tempat mereka juga sebenarnya tidak di paksakan untuk bisa DEAL. Itu tergantung kepada gadisnya mau apa tidak.
Belum terlihat mata yang berputar atau tingkah gila di dalamnya. Itu karena memang tamu yang mereka tangani, tidak terlalu kuat minum, katanya.
Sudah 3 jam di dalam room, tetapi baru 2 botol wine yang mereka habiskan. Mabuk cantik. Itu yang mereka sebutkan jika terlalu santai minumnya.
Tapi tetap saja ada yang kurang jika tidak mabuk. Jennie dan rose memulai aksinya. Lisa? hanya akan mengikuti saja permainan mereka. Dan Jisoo? Mereka tidak tega mengajak temannya itu, karena sakit.
Musik yang tadinya santai untuk berkaroke, mereka ganti dengan musik dengan bertempo cepat, EDM. 'Let's play' godaan dengan pakaian event itu, siapa yang tahan untuk tak tergoda?
Gelas yang tadinya 15 menit baru habis, kini dalam hitungan detik saja sudah kosong. Jennie mengajak tamunya untuk menari di depan, di dekat sound. Tak mau kalah, Rose juga ikut menarik tamunya menari di depan bersama Jennie. Lisa masih santai di bangku bersama tamunya. Sesekali Lisa menggoda tamunya yang pemalu. Jisoo hanya terkekeh melihat tingkah temannya yang sudah mulai menggila. Dan Dr.Lee yang tadinya terlihat cool mendadak jadi gila karena ajakan temannya yang sudah menari di depan dengan bertelanjang dada.
Cukup panas suasana di dalam room saat ini. Lisa yang tadi santai kini mulai beraksi. Tapi bukan menari di depan. Malainkan menari di atas pangkuan tamunya. Slogan yang mereka slalu ucapkan "kami NAKAL anda puas. Anda NAKAL kami tewas" Memang GILA.
Bukan hanya 2 botol wine yang mereka pesan. Tetapi kini mereka memesan minuman yang kadar alkoholnya lebih tinggi dari wine. Yaitu 'Whisky' Martel Gorde Blue dan Gold Label.
Sudah di pastikan room itu akan jadi sperti apa nantinya. Jisoo yang tadinya hanya meminum juice, merasa tidak puas, lantaran hanya dia saat ini masih waras dan yang lainnya tidak, dengan sedikit mencuri-curi, ia menuangkan Martel Gorde Blue kedalam gelasnya. Lalu menenggaknya sampai habis tak tersisa.
"Jis, uda cukup. Jangan lagi! Kamu masih belum sembuh total" tegur Lisa yang tak sengaja melihat apa yang Lisoo lakukan.
"come on Lis, aku sendiri bisa gila melihat kalian. aku janji tak sampai mabuk" ucap jisoo memelas.
Untungnya Dr.Lee tak melihat apa yang Jisoo lakukan. Karena ia tengah asik di depan sana, menari bersama teman-temannya. Anggap saja mereka sedang reunian SMA. Belum sempat Lisa membalas apa yang di ucapakn Jisoo, Lisa sudah di tarik tamunya untuk menari bersamanya.
Dengan lihainya Lisa mengikuti arahan DK yang tengah sempoyongan, agar menari bersamanya. Tangan kiri yang memegang pinggang DK, dan tangan kanannya bebas menari di atas. Tubuh mereka begitu dekat, di tambah kedua tangan DK menyentuh pinggang Lisa agar semakin merapat.
"Mau lagi?" Tanya Lisa pada DK, saat ia hendak mengisi gelasnya yang kosong. DK hanya mengangguk kemudian tersenyum.
Di depan sana, sepasang mata yang mulai memerah, menatap tak suka dengan adegan yang di lihatnya. Dadanya kembang kempis, menahan cemburu. Ia terus menatap si gadis tanpa berkedip. Ingin rasanya ia menarik gadisnya menjauh dari laki-laki yang terus mencari-cari perhatian gadisnya. Ia tak suka.
"I see you!" Lisa melihat gadis di depan sana mengucapkan sesuatu tanpa suara. Ia sedikit memiringkan kepalanya kemudian mengkerutkan keningnya. Apa?
Sambil menari, gadis di depan sana perlahan mendekati Lisa yang masih meladeni tamunya.
Tak ada yang sadar dengan tingkah mereka.
"Terus aja begitu!" Bisiknya pada Lisa, saat sudah berada di sampingnya.
"Profesional. Kita kerja" balas Lisa berbisik. Mereka terus menari seperti tak terjadi perbincangan di antara mereka
"Oh profesional. Kamu bilang profesionalkan? Ok klo begitu!" Gadis itu mengerang kesal kemudian berlalu meninggalkan Lisa menjauh. Ada emosi tertahan, sangat terlihat jelas di raut wajahnya yang memerah.
***