AUTHOR POVLisa telah kembali dari jeju. Kini ia berada di tempat Rose. sebelum ia kembali, Rose memintanya untuk menemuinya. Banyak hal yang ingin Rose ceritakan padanya. Begitu juga dengan Lisa. tapi sebenarnya ia menginginkan jennie saat ini. Lisa menginginkan pelukan yang dapat membuat ia tenang. Pelukan yang membuat dia kembali semangat untuk berjuang. Hanya Jennielah saat ini alasan Lisa untuk bertahan hidup. Karena Jennie pernah berjanji, akan selalu menemani Lisa apapun yang terjadi.
“Aku turut berduka cita Lis. Aku percaya kamu pasti kuat” ucap Rose lalu memeluk Lisa. tak ada lagi air mata yang menetes.
“Thanks Rose” jawab Lisa tersenyum. Lalu mereka saling bercerita.
“Trus Teddy bagaimana?” Tanya Lisa menatap Rose yang terlihat gusar.
“Aku sudah mencoba memberi pengertian sama Teddy, Aku juga sudah melakukan apa yang kamu sarankan waktu itu padaku Lis. Aku tak boleh egois bukan? Tapi Teddy tetap tak mau mengakhiri hubungan kami Lis. dia bilang, pernikahan dengan istrinya tidak bahagia. Dan dia tetap akan menikahi aku. kamu tau?? Kalau aku menolaknya, ia mengancam akan memberitahukan keluargaku tentang pekerjaanku di sini. Aku takut Lis” Mata rose mulai berkaca-kaca
“Lalu hasil pertemuannmu dengan adik istrinya bagaimana? Belum nemu titik terang juga?”
“dia menyarankan ku agar mau bertemu dengan keluarganya. Terutama kakaknya, istri Teddy. Aku takut Lis. aku harus bagaimana?” wajah Rose benar-benar sangat cemas ini. Tangannya mengepal dan berkeringat.
“Hmm.. ya sudah bertemu saja. aku akan menemanimu bertemu dengan mereka. Dan pastikan Teddy juga ikut dalam pertemuan itu. tapi bilang sama adik istrinya Teddy, jangan katakan yang sebenarnya pada Teddy. Takutnya Teddy akan membuat berbagai macam alasan untuk menolak pertemuan ini.” Ucap Lisa memberi saran. Lalu Rose segera menghubungi pria itu untuk bertemu kembali.
“Thanks Lis. aku jadi sedikit lega. Mudah-mudahan setelah pertemuan ini, semua masalahku selesai. Dan aku bisa dengan tenang menjalin hubungan dengan Jun” Ucap Rose meyakinkan dirinya sendiri
Setelah mendengar keluh kesah Rose, merekapun akhirnya pergi ke café tempat pertemuan itu. di sana telah ada Teddy dengan istrinya dan pria itu, adik istri Teddy.
Teddy sangat terkejut saat melihat kedatangan Rose. istrinya Teddy tak lagi bisa menahan amarahnya yang tertahan selama ini. Ia menangis lalu menampar keras wajah Rose. tetapi Rose tidak membalas. Karena ia tahu, posisinya saat ini adalah salah. Ia hanya diam dan membiarkan amarah istri kekasihnya itu tertumpah.
Pria itu berusaha menenangkan kakaknya. Dan Teddy hanya diam mematung tak mampu berbuat apa-apa. Itu karna ia takut pada istrinya. Terlebih ia takut akan kehilangan harta yang ia dapat dari pemberian orang tua istrinya.
Pertemuan ini menemukan titik terang. Teddy di depan istrinya berjanji tak akan menghubungi Rose lagi. dan Rose meminta agar Teddy tak lagi mencampuri urusan pribadinya terlebih mengganggu keluarganya. Teddy menyetujui permintaan Rose. jika Teddy melanggar, istrinya yang akan bertindak.
Setelah pertemuan itu, Rose dan Lisa pergi berpindah tempat. Wajahnya sudah tak lagi terlihat cemas. Dan kini, ia menunggu Jun datang menemui mereka.
Di tempat yang sama, tanpa Lisa dan Rose ketahui ternyata di sana ada Jennie yang tak sengaja melihat mereka. Kesal, marah, cemburu menguasai Jennie saat itu. Ia masih menahan semua itu, karna saat ini ia bersama dengan Suga. Jennie hanya tak ingin Suga mengetahui hubungannya dengan Lisa. dan Jennie memilih untuk berlalu meninggalkan Lisa dan Rose yang terlihat tertawa.
“Kamu menghilang tak ada kabar sama sekali. Kamu juga tak memberitahuku kalau kamu sudah kembali. Apa selama ini kamu bersama dengan Rose? haah, baiklah. Keputusanku sudah tepat kalau begini”