♠Can't Smile Without You♠
Dengerin lagunya sambil baca cerita.Oh iya, tolong beri response kalian di kolom komentar dong. Gak sulit kan? Komen sesuai alur cerita. Atau ada yang menurut kalian kurang baik(?)
Sekali lagi. Jangan jd silent reader yah. Hargai karya aku dan jangan PLAGIAT!Selamat membaca 😊
Happy Jenlisa Days 🌼•••
Yang terpenting bagi Lisa adalah belajar dan mendapat nilai yang bagus. Lisa hanya ingin ayahnya bangga dan tak ingin membuat ayahnya kecewa. Prioritasnya.
Lisa, mahasiswi pindahan yang cerdas. Terbukti dari beasiswa yang ia dapatkan. Lisa terpaksa pindah karna mengikuti ayahnya yang sudah menetap di Canada.
Alexander Sushar–Chief Editor, sekaligus CEO suatu Media yang terkenal di Canada.
"Lisa. Kamu tau BlackPink?" Vivian bertanya pada Lisa saat mereka sedang duduk di kantin.
"BlackPink?" Ulang Lisa ragu kemudian menggeleng.
"BlakPink itu girl grup yang berasal dari Korea Selatan" kata Vivian antusias menceritakan. Lisa tidak pernah mengetahui girl grup yang di ceritakan Vivian padanya. Ia hanya menghargai lawan bicaranya berbicara meski ia sendiri tak berminat untuk mengetahui.
"Kamu tau? Salah satu girl band itu mirip denganmu. Namanya Lalisa Manoban. Aku sangat menyukainya. Kalau kacamata tebalmu ini di lepas, pasti Blinks akan mengira kamu adalah Lalisa" Lisa menekuk wajahnya "Blinks?" Gumamnya bingung.
"Itu nama fans resmi BlackPink. Dan aku salah satu Blinks dari sekian banyaknya Blinks di seluruh dunia"
"Oh..... Mmm, V-Vivian–Maaf menyela. Aku sebentar lagi ada kelas, jadi aku..."
"Ohya? Maaf sudah menahanmu lama di sini. Kalau menceritakan idolaku itu, pasti aku lupa waktu. apalagi Lalisa. Dia itu bisa terlihat cantik sekaligus macho.."
"V-vian.."
"Ops sorry. Aku kelepasan" Vivian terkekeh kecil "Kamu tidak telatkan?"
"Hampir–bila kamu tidak berhenti menceritakan Lalisa Lalisa itu"
Vivian tertawa lalu melempar poninya kebelakang "Baiklah. Kita bertemu kembali nanti setelah jam mata kuliahmu selesai...?" Lisa mengangguk sambil membetulkan kacamata tebalnya.
"Sampai bertemu lagi—Lisa" Vivian melepas senyumannya.
Bisik-bisik mahasiswa-mahasiswi membicarakan kedekatan Lisa dengan dirinya terdengar jelas di telinganya. Namun Vivian tidak ingin ambil pusing. Ia juga bergegas meninggalkan kantin dan menuju perpustakaan kampus. Tempat favorite-nya setelah kantin.
"Beruntung sekali anak baru itu bisa dekat dengan Vivian"
"Iya. Aku cemburu"
"Bagaimana caranya jadi anak baru itu?"
"Apa perlu jadi nerd seperti anak baru itu, agar di notice Vivian..?"
"Demi dewa, beruntung sekali anak baru itu bisa dekat dengan dewi khayangan"