Lany - ilysb
**
Pulang sekolah Biru mengurung diri di kamar, malas bertemu dengan Langit sejak kejadian di sekolah tadi.
"Kenapa tadi bisa ada kejadian kayak gitu Bi?" Langit tiba-tiba masuk ke kamar Biru.
Biru tetap diam, tidak berniat menjawab perkataan Langit.
"Biru jawab gue!" Suara Langit meninggi.
Biru bangkit dari duduknya dan mendekat pada Langit.
"Dia yang mulai," dengan melipat tangannya di depan dada.
"Vita emang gitu, tapi kalo lo turutin apa omongan dia, nggak akan ada keributan kayak tadi," nada bicara Langit masih tidak santai.
"Buat apa gue nurutin omongan dia? Gue bukan siapa-siapanya dia,"
"Tapi dia pacar gue," ucap Langit.
"Oh, jadi lo lebih belain cewek lo di banding adik lo sendiri?" Biru menatap Langit, "Harusnya lo tau Lang, semua ini nggak bakal terjadi kalo lo nggak nolongin gue waktu di lapangan basket kemaren," jelas Biru kesal.
"Itu naluri gue jadi seorang abang, nggak pengen liat lo kenapa-kenapa,"
"Lo sendiri yang udah bikin gue terlibat sama Vita, tapi lo lebih bela Vita ketimbang gue!" Air mata Biru menetes, "Gue kecewa sama lo Lang," lalu ia mendorong Langit agar keluar dari kamarnya.
Pasalnya ia tidak pernah bertengkar hebat seperti ini dengan Langit. Biru menangis sejadi-jadinya.
Biru mengambil gitar yang selalu tergeletak di pinggir tempat tidurnya, gitar adalah satu-satunya pelampiasan untuknya.
Saat sedang asik memainkan gitarnya, tiba-tiba ponselnya yang di atas nakas bergetar seperti ada pesan masuk, lalu Biru mengeceknya.
Salsabilla.AMyesha : @AzlanZahdanA
Dahi Biru mengerut, tidak tahu maksud dari pesan yang di kirim Billa.
Masih berpikir, namun Billa mengirimkan pesan lagi.
Salsabilla.AMyesha : Gue tau lo butuh kontak kak Azlan 'kan?
Salsabilla.AMyesha : Kayaknya hepi banget tadi di bawa pergi sama kak Azlan, haha.
"Kenapa Billa sok bau banget sih, 'kan gue jadi malu," Biru menutup wajahnya, namun membukanya kembali, "andai aja lo tau keadaan yang sebenarnya Bil, gue nggak ada bahagia-bahagianya," Biru menundukan wajahnya di atas gitar yang sedang ia pegang.
**
Pukul 22:00
Azlan masih berkutat dengan laptopnya, tiba-tiba pinsel di sampingnya bergetar panjang, pertanda ada panggilan masuk.
08589902**** is calling ...
Awalnya Azlan tidak menghiraukan panggilan itu, namun nomor yang tidak ia kenal terus melakukan panggilan, jadi mau tidak mau Azlan harus mengangkatnya.
"Alhamdulillah di angkat juga akhirnya," suaranya cewek, tapi syaranya tidak asing bagi Azlan.
Azlan tetap diam, menunggu apa maksud si penelpon menelponnya malam-malam begini.
"Hi Azlan, ini gue Biru,"
"Lo nggak lupa 'kan?"
"Pasti lo lagi mempertanyakan dari mana gue dapet nomor lo,"

KAMU SEDANG MEMBACA
SCHICKSAL
Ficção Adolescente(REVISI SETELAH TAMAT) "Apa takdir sedang mempermainkan kita?" "Saat aku mendekat, kamu seolah menjauh," "Apa yang sebenarnya sedang direncanakan Tuhan?" "Harus berapa lama lagi aku harus menunggu?" Kita adalah dua hati yang menanti sebuah takdir u...