Bruno Mars - Just The Way You Are
**
Disinilah Biru dan Azlan sekarang, menaiki taksi untuk mengantarkan Biru pulang. Jangan tanya kenapa mereka menaiki taksi, Biru tadi berangkat dengan Langit dan dia ditinggal, kemudian Azlan dipaksa ikut oleh dua makhluk jadi-jadian menggunakan mobil Bimo dan dia juga ditinggalkan.
"Gue nggak mau pulang." Azlan langsung menoleh ke arah Biru.
"Terus lo mau kemana? Jangan bikin ribet deh." Ekspresi Biru tiba-tiba berubah.
"OMG! Baru kali ini gue tau seorang Azlan bisa ngomong panjang." Biru reflek memegang pipi Azlan.
"Sorry-sorry" kemudian Biru menurunkan tangannya.
Terus lo mau kemana?" Tanya Azlan lagi.
"Ke suatu tempat, gue kangen seseorang," Azlan hanya mengangguk.
Apa dia mau ketemu pacarnya? Tapi dia 'kan jomblo. Pikiran liar berputar di otaknya.
Hingga taksi yang di tumpangi dengan Biru berhenti di depan sebuah pemakaman.
"Makam?" Tanya Azlan saat setelah turun dari taksi.
"Iya, gue mau kenalin lo ke seseorang yang penting banget di hidup gue." Kemudian Biru berjalan dengan menggandeng tangan Azlan, mungkin Biru tidak sadar dengan hal yang dilakukannya sekarang, terlalu berantusias, mungkin.
Azlan melihat tangannya yang berada di genggaman tangan Biru, rasanya berbeda dengan saat terakhir dia diperlakukan seperti ini oleh seseorang di masa lalunya.
Biru berhenti di salah satu makam, ia melepaskan genggaman tangannya pada Azlan, disaat itu juga Azlan merasakan lubang kehampaan itu hadir lagi dengan lepasnya genggaman tangan Biru.
Biru meletakan bunga yang sudah di belinya sebelum mereka ke sini tadi, bungga Lilly putih.
"Assalamualaikum Bunda," Biru berjongkok di samping makam yang di panggilnya Bunda tadi.
Azlan pun mengikuti berjongkok di samping Biru. Azlan melihat raut wajah Biru berubah, biasanya gadis itu terlihat begitu ceria, namun sekarang seolah keceriaan itu sirna sudah.
"Bunda, Biru dateng lagi, Biru bawain bunga kesukaan Bunda loh," Biru mengelus nisan Bundanya.
Azlan hanya diam tanpa ingin bertanya, karena ia tahu bukan saat yang tepat untuk bertanya.
"Bunda tebak deh, Biru ke sini sama siapa?" Senyum Biru kembali terlihat, walaupun tak seceria biasanya.
"Kenalin Bun, dia namanya Azlan, dia kakak kelas Biru di sekolah baru, dia orangnya cuek banget Bun," bicaranya terjeda karena Biru mengusap air matanya yang hendak keluar lebih banyak, "tapi Biru tau kalo Azlan orang baik Bun, pasti Bunda suka deh sama dia." Lanjutnya dengan menatap Azlan di sampingnya.
Dengan inisiatif dari mana Azlan memberanikan diri untuk berkata pada Bunda Biru.
"Assalamualaikum tante, saya Azlan, teman Biru." Azlan hanya mengatakan itu, namun sudah membuat hati Biru menghangat.
**
Setelah mengantarkan Vita pulang, Langit langsung menghubungi teman-temannya untuk berkumpul di tempat biasa.
Disinilah mereka sekarang, hanya bertiga. Langit mengirim pesan pada Biru, memastikan adiknya itu sudah sampai di rumah atau belum.
"Kayaknya keputusan kita buat ninggalin Azlan sama Biru berdua itu baik deh." Ucap Aron.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHICKSAL
Teen Fiction(REVISI SETELAH TAMAT) "Apa takdir sedang mempermainkan kita?" "Saat aku mendekat, kamu seolah menjauh," "Apa yang sebenarnya sedang direncanakan Tuhan?" "Harus berapa lama lagi aku harus menunggu?" Kita adalah dua hati yang menanti sebuah takdir u...