· 24 ·

1.4K 88 0
                                    

Disinilah Biru, berada di taman belakang sekolah, tempat dimana mereka berjanji untuk bertemu, ya mereka, Biru dan Liel. 2 hari lalu, tepatnya saat malam barbeque Liel menelpon Biru dan meminta untuk bertemu hari ini di taman belakang sekolah ini.

"Hallo Gam?"

"Bi, gue mau ngomong sesuatu sama lo," ucap Gama di seberang sana.

Biru sedikit menjauh dari Langit dan teman-temannya agar perbincangannya dengan Liel bisa jelas tanpa ada gangguan, namun saat Biru menjauh ada tatapan seseorang yang penuh tanya.

"Mau ngomong apaan?" Tanya Biru.

"Besok deh, senin waktu istirahat kita ketemu di taman belakang sekolah, bisa?" Ucap Liel.

"Boleh,"

"Yaudah, maaf ya gue ganggu malem-malem,"

"It's okay Gam,"

Setelah itu sambungan telepon terputus. Biru kembali ke gazebo.

"Telepon dari siapa Bi?" Tanya Langit.

"Gama, eh maksud gue Liel," Biru lupa bahwa mereka mengenal Gama dengan panggilan Liel.

"Kenapa lo panggil Liel dengan panggilan Gama?" Seperti biasa disini yang paling kepo adalah Bimo.

"Katanya sih spesial," Langit yang menjawab. Tanpa mereka ketahui ada satu orang yang diam-diam merasakan gejolak aneh dalam hatinya, saat mengetahui bahwa ada cowok lain yang di spesialkan dengan Biru.

"Tuh Az, lo jangan mau kalah sama Liel, di tikung baru tau rasa lo," ucap Bimo, kompor memang.

Azlan hanya diam saja, dan masih memainkan laptop Biru, entah apa yang sedang dilakukan cowok itu. Sedangkan Biru, ia sedang berusaha menutupi rasa malunya, gara-gara perkataan Langit bahwa ia memiliki nama panggilan spesial untuk Liel. Tapi apa salahnya, itu 'kan permintaan Liel, bukan kemauan Biru.

"Ehemm." Suara deheman itu membuat Biru kaget. "Melamun hm?"

"Lo ngagetin gue deh Gam," iya dia Liel.

"Gitu aja kaget, gimana nanti waktu gue nembak lo?" Biru masih tidak mengerti arah pembicaraan Liel.

"Apaan deh lo," ucap Biru dengan memukul lengan Liel pelan.

Kini mereka sedang duduk di bangku taman. Disini cukup ramai murid-murid, apalagi ini jam istirahat. Ada yang asik pacaran, ada yang bergosip ria. Taman ini adalah tempat favorit kedua selain kantin.

"Jadi?" Biru membuka suara.

"Jadi apa?"

"Katanya ada yang mau lo omongin?"

"Se-to the point itu Bi?" Tanya Liel sambil memutar sedikit badannya hingga miring menghadap Biru.

"Lo tau 'kan gue bukan type cewek yang suka bertele-tele Gam," jawab Biru.

"Yaudah lo jawab aja pertanyaan awal gue tadi?"

"Pertanyaan lo yang mana?" Biru masih belum mengerti maksud Liel.

"Gimana kagetnya lo kalo gue nembak lo?" Biru terdiam.

"Kenapa diem? Lo bilang nggak suka bertele-tele," ucap Liel.

"Harus banget gue jawab?"

"Harus dong, ini juga sebagai kelanjutan kehidupan gue,"

"Apaan sih Gam, nggak lucu banget,"

SCHICKSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang