· 03 ·

2K 131 6
                                    

Ini sudah memasuki satu minggu Biru bersekolah di BINUS.  Temannya sudah cukup banyak, walaupun hanya luang lingkup kelasnya saja. Karena wajahnya yang cukup manis dengan rambut sebahu, juga karena insiden tugas yang ia kerjakan tuntas dengan sempurna membuat teman sekelasnya kagum. Tapi tetap, teman akrabnya adalah Billa.

"Bi, jamkos nih, kantin yuk," ajak Billa.

"Nggak deh Bil, gue mau ke ruang musik aja,"

"Serius nih nggak mau ke kantin?" Tawar Billa lagi.

"Iya Billa, gue pergi dulu ya," setelah itu Biru meninggalkan Billa.

Biru berjalan menuju ruang musik yang berada di lantai 3, lantai kelas 12 pastinya.

Ruang musik yang tidak pernah di kunci jika sekolah sedang buka. Ia masuk dan mencari alat musik kesukaannya eslain gitar yaitu piano. Ia duduk dan mulai memainkan pianonya.

**

Azlan hendak ke ruang fotografi, yang ruangannya bersebelahan dengan ruang musik. Saat melintas di depan ruang musik Azlan mendengar ada permainan piano di dalam dan suara nyanyian yang lembut membuat Azlan penasaran siapa yang sedang bermain piano di dalam sana, seingatnya ini bukan jadwal eksra musik.

Azlan membuka sedikit pintu yang tidak tertutup rapat itu, ia melihat seluit gadis berambut sebahu sedang bermain piano, terlihat dari samping, gadis itu seolah menghayati nyanyian dan permainan pianonya. Tanpa sadar Azlan pun seperti tersihir oleh nyanyian dan permainan piano itu.

And who do you think you are?
Runnin' 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Who do you think you are?

Permainanya sungguh indah, sepertinya gadis itu bermain dengan hati.

I hear you're asking all around
If I am anywhere to be found
But I have grown too strong
To ever fall back in your arms

And I've learned to live half alive
And now you want me one more time

     (Jar Of Hearts - Christina Perri)

Permainan piano itu selesai dengan sempurna, saat gadis itu menoleh arah pintu ia mendapati seorang cowok yang pernah membantunya saat di perpustakaan.

"Hi, kak," sapa gadis itu.

Azlan yang kepergok langsung aalah tingkah, "oh, iya hay,"

Gadis itu mendekati Azlan dan mengulurkan tangan.

"Kita belum kenalan 'kan? Gue Biru, lo?"

Dengan cepat Azlan menjabat tangan Biru, "Azlan, gue pergi dulu," setelah itu Azlan pergi.

Mata Azlan tetap membuat Biru terpesona. Dia yang terkenal dingin dan jarang bicara. Azlan Shakeil Arvino, nama yang Biru ketahui dari name tag nya. Pangeran bermata indah. Begitulah sebutan Biru untuk Azlan.

**

Hari ini mereka memang berencana kumpul di kafe, namun hanya Azlan, Bimo dan Aron yang sudah datang. Langit masih menemani kekasihnya Vita.

SCHICKSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang