· 18 ·

1.4K 95 2
                                        

Malam ini Biru sedang di sibukan dengan tugas-tugasnya yang tidak kunjung selesai. 

"Nyesel gue milih masuk IPA, kalo tau tugasnya mematikan semua," gerutu Biru.

Biru masih mencoret-coret bukunya untuk mencari jawaban tapi sepertinya otaknya sudah ingin meledak. Jalan satu-satunya hanya meminta pertolongan seseorang.

Saat itu juga Biru berteriak, "LANGIT! TOLONGIN GUE!!!" Untung Abraham sedang tidak berada di rumah, jika ada mungkin di kira sudah terjadi sesuatu dengan Biru.

Langit berlari dari ruang TV di lantai satu menuju kamar Biru, ia langsung membuka pintu kamar Biru dengan tidak santai.

"Kenapa Bi?" Nafasnya tersenggal akibat berlari menaiki tangga barusan.

"Lo kenapa Lang?" Tanya Biru santai.

"Lo nggak lagi becandain gue 'kan Bi?"

"Kagak. Gue beneran butuh bantuan lo Lang,"

"Apa?"

"Tolong bantuin gue selesain tugas ini," sambil menunjuk buku tugasnya.

"Lo teriak-teriak, bikin gue kaget, udah buat gue lari-lari, cuman buat bantuin lo selesain tugas?" Biru hanya menyengir kuda.

"Nggak. Lo kerjain aja tuh tugas lo sendiri," Langit berkacak pinggang.

"Kalo gue bisa, udah gue selesain sendiri dari tadi Langit," Langit hanya diam dan masih mengatur nafasnya.

"Ayo dong Lang, lo cakep deh," Biru merayu Langit dengan mengkedip-kedipkan matanya.

"Kalo aja gue punya cowok kayak Gama pasti gue nggak bakal butuh bantuan lo Lang," saat Biru mengatakan itu, Langit mulai tertarik dan ada sedikit kekepoan yang hinggap di otaknya.

"Siapa tuh Gama?" Tanya Langit yang kini sudah duduk di atas ranjang Biru.

Biru memang jarang belajar di meja belajar, tidak nyaman katanya.

"Gamaliel," jawab Biru datar.

"Jadi bener lo kenal sama Liel Bi?"

"Kenapa? Lo kepo?"

"Ceritain gimana lo bisa kenal tuh cowok pendiem?"

"Yakin lo mau gue ceritain?" Langit mengangguk antusias.

"Kalo lo mau tau, lo harus bantuin gue kerjain nih tugas, kalo nggak mau yaudah sana balik ke bawah." Ucap Biru enteng.

"Lo paling pinter kalo urusan beginian Bi," jika sudah seperti itu, berarti Langit menyetujui persyaratan Biru.

Setelah sekitar 10 menit Langit sudah selesai dengan tugas Biru, hebat bukan? Langit memang paling bisa diandalkan jika masalah seperti ini.

Langit merebahkan tubuhnya, pegal otak. Tadi dia juga baru menyelesaikan tugasnya yang segunung juga, sudah kelas 12 dan tugas seolah mengejarnya meminta ingin segera di selesaikan.

"Jadi?" Tanya Langit langsung.

"Gue ketemu Gama tuh-" belum selesai bicara, Langit sudah menyelanya, "Tunggu, kenapa lo manggil Liel dengan sebutan Gama?" Dan itu juga yang menbuat Langit penasaran.

"Gama tuh panggilan dia di rumah, katanya sih panggilan kesayangan dari keluarganya," jelas Biru.

"Jadi?"

"Jadi dia nyuruh gue buat manggil dia pake Gama bukan Liel kayak kalian," jelasnya lagi.

"Jadi lo di spesialkan gitu?" Tanya Langit entah memancing atau bagaimana.

SCHICKSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang