· 14 ·

1.4K 99 0
                                    

Biru mengerjap-ngerjapkan matanya, melihat sedikit penerangan yang ada, ia merasa asing dengan kamar yang di tempatinya, sudah jelas ini bukan kamarnya, tapi kamar Azlan.

Biru bangun dari tidurnya, mendudukan tubuhnya sambil bersandar pada punggung ranjang. Mencoba mencari seseorang, tapi yang di lihat hanya gelap.

"Lo udah bangun?" Suara berat itu mengagetkan Biru.

"Azlan?"

"Laper nggak?" Azlan balik bertanya dan Biru hanya mengangguk.

"Tunggu di sini." Setelah mengatakan itu Azlan keluar kamar, sebelum keluar ia menyalakan lampunya terlebih dahulu.

Setelah itu barulah Biru bisa melihat bagaimana isi kamar ini. Tidak sebesar kamarnya tapi cukup nyaman, bukan hanya cukup tapi sangat cukup.

Ada foto-foto yang di tata rapi dengan menyambungkan benang di satu foto ke foto lainnya, terlihat manis.

Disana Biru melihat satu foto bocah kecil, Biru seperti pernah melihatnya tapi entah kapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disana Biru melihat satu foto bocah kecil, Biru seperti pernah melihatnya tapi entah kapan.

Perhatiannya beralih ke pintu yang terbuka, disana Azlan masuk dengan membawa nampan berisi makanan.

"Lo bisa makan sendiri 'kan?" Tanya Azlan sembari meletakan nampan di atas pangkuan Biru.

"Ini jam berapa?" Tanya Biru di sela makannya.

"Setengah 10." Biru langsung terbatuk, sudah berapa lama dia tertidur.

"Kenapa?" Tanya Azlan santai dengan meletakan kembali ponselnya di atas nakas.

"Lo tanya kenapa? Ini udah malem Azlan, pasti gue udah di cariin sama orang rumah." Jelas Biru dengan panik.

"Gue tadi udah ke rumah lo." Biru langsung menatap Azlan kaget.

Azlan ke rumah gue? Dia tau dimana rumah gue? Tapi kok dia santai sih! Argumen-argumen itu berputar di kepalanya.

"Kata nyokap lo nggak papa." Ucapnya lagi.

"Nyokap?"

"Iya, yang di rumah sederhana itu nyokap lo 'kan?" Tanya Azlan.

Biru segera teringat, "ah iya, itu rumah gue." Barulah Biru bernafas lega.

"Ponsel gue mana?" Pasalnya Biru tidak melihat ponselnya sejak bangun tadi.

Azlan bangkit dari duduknya dan berjalan menuju nakas sebelah almari untuk mencabut ponsel yang sedang di charger itu.

Menyerahkan ponsel pada Biru, "nih. Tadi ponsel lo mati." Ponsel itu di terima Biru, kemudian Biru membuka aplikasi Line untuk mengirim pesan pada seseorang.

Setelah beres dengan makannya, Azlan langsung menyingkirkan nampan yang awalnya berada di atas pangkuan Biru.

"Gimana?" Biru memiringkan kepalanya tak mengerti.

SCHICKSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang