Best Part - Daniel Caesar ft H.E.R (Cover)
**
Jam sudah akan menunjukan pukul 8 malam tapi Biru belum juga pulang. Ayahnya sejak tadi sudah mewanti-wanti Langit agar mencari Biru.
"Sialan lo Bi, bikin Ayah ngomelin gue aja." Sambil mondar-mandir di depan pintu masuk.
Tidak lama sebuah taksi berhenti di depan rumahnya, Biru turun dari dalam taksi dan masuk ke dalam rumah.
Dengan santainya dan tanpa merasa berdosa Biru tidak memperdulikan Langit yang sedang menatapnya tajam.
"Bi!" Panggilan Langit membuat Biru kaget.
"Eh lo Lang, ngapain lo disitu?" Tanyanya polos.
"Lo kira gue pajangan huh?"
"Gue nggak tau lo disitu, udah ah gue mau masuk." Kemudian Biru masuk ke dalam ruang keluarga.
"Assalamualaikum Ayah~ anakmu yang cantik tiada duanya ini pulang~" suaranya begitu melengking.
"Dari mana Bi?" Biru mencium punggung tangan Abraham.
"Tadi tuh 'kan Langit ngajak Biru ke mall Yah, terus" ucapan Biru mendapat pelototan dari Langit, Biru ingin balas dendam dengan abangnya itu.
"Terus kenapa?" Tanya Abraham.
"Terus tuh Yah, masak Biru di tinggalin gitu aja sama Langit, 'kan Biru nggak tau jalan pulang, jangankan jalan pulang, jalan keluar mall aja Biru nggak tau Yah," wajah Biru di sendu-sendukan agar aksi balas dendamnya semakin bagus.
Biru tertawa dalam hati, Mampus lo Lang, emang enak. Salah sendiri ninggalin gue. Batin Biru.
Abraham yang tadinya berhadapan dengan Biru kini sudah berbalik badan menghadap Langit.
"Bukan gitu Yah, tapi. Itu-" belum selesai menjelaskan ucapannya sudah dipotong oleh Abraham.
"Uang jajan kamu Ayah potong seminggu Langit." Ucap Abraham tegas.
"Tapi Yah," Langit tidak bisa menerima ini.
Biru sudah berlari menuju kamarnya dan mengunci pintunya. Ia tahu Langit pasti akan menghampirinya dan mengomel panjang lebar.
Biru segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
30 menit berlalu, kemudian Biru merebahkan tubuhnya diatas ranjang, memutar kembali apa yang telah terjadi di rumah Azlan tadi.
Setelah berbincang sebentar dengan Delia, Azlan mengajak Biru untuk duduk di taman dekat kolam renang, disana terdapat satu gazebo.
Mereka berdua duduk tanpa mengeluarkan suara. Tapi Biru tidak suka suasana seperti ini. "Tadi mama lo ngebolehin gue buat manggil dia Bunda." Biru membuka suara.
Azlan menatap Biru, ingin mendengar terusan dari ceritanya tadi.
"Emang boleh gue manggil mama lo dengan sebutan Bunda?" Tanya Biru dan hanya di balas anggukan oleh Azlan.
Tanpa aba-aba Biru langsung memeluk Azlan, Azlan terkejut dengan perlakuan Biru yang tiba-tiba itu.
"Sorry Az, gue terlampau bahagia," Biru menundukan kepala malu.
"It's oke. Tapi jangan sering-sering." Jawab Azlan.
Keduanya kembali membisu, hanya hembusan angin yang mengisi ruang diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHICKSAL
Teen Fiction(REVISI SETELAH TAMAT) "Apa takdir sedang mempermainkan kita?" "Saat aku mendekat, kamu seolah menjauh," "Apa yang sebenarnya sedang direncanakan Tuhan?" "Harus berapa lama lagi aku harus menunggu?" Kita adalah dua hati yang menanti sebuah takdir u...