Andaikan Dia Tahu - Kahitna
**
Kemarin sejak insiden lemparan bola, Biru izin tidak mengikuti pelajaran hingga jam pulang, beralasan masih merasa pusing, alhasil Billa yang harus membawakan tas Biru ke UKS dan mengajaknya pulang.
Pagi ini sebenarnya ia juga tidak bersemangat masuk sekolah, tapi Langit memaksanya untuk tetap berangkat dengan berjanji akan membelikan kue brownies kesukaannya.
Seperti biasa, kelas sudah mulai ramai, Biru segera duduk di bangkunya.
"Bi,"
"Apa?"
"Maafin gue ya Bi, gue beneran nggak sengaja kemaren," Aldo memohon pada Biru.
"Lo tau, kepala gue hampir benjol segede bakpau gara-gara lo!" Biru menunjuk-nunjuk kepalanya.
"Ya makanya gue minta maaf Bi, yaa, lo cantik deh," Aldo mengedip-ngedipkan matanya.
"Jijik, iya gue maafin, sana-sana masih sebel gue sama lo," Biru melipat tangannya di dapan dada.
"Pagi Biru," sapa Billa.
"Pagi Bil," jawab Biru seadanya.
"Cuek banget princess gue ini, kenapa hem?"
Belum sempat Biru menjawab namun mejanya si gebrak oleh seseorang terlebih dahulu.
"Jadi lo yang namanya Biru?" Tanyanya.
"Kenapa?"
"Jauhin cowok gue!"
"Siapa lo berani-beraninya ngatur gue?" Tanya Biru pada cewek di hadapannya.
Billa yang berada di belakang Biru berbisik, "itu yang namanya kak Vita, dia ceweknya kak Langit," mendengar itu Biru hanya mengangkat sebelah alisnya.
"Oh, lo pacarnya Langit?" Semua yang berada di kelas langsung kaget mendengar perkataan Biru barusan.
"Kalo gue nggak mau gimana?" Tantang Biru.
"Gue udah peringatkan lo baik-baik, kalo lo nggak nurutin apa kata gue, lo akan nyesel," jika yang mendengar ini bukanlah Biru, maka bisa di pastikan ia akan ketakutan, tapi ini yang mendengar adalah Biru.
"Senyesel apa gue kalo nggak nurutin lo, hem? Jangan mentang-mentang lo senior disini, dan lo bisa melakukan apapun sesuka hati lo," wajah Vita sudah terlihat geram, Biru memang sengaja memancing emosinya.
Vita sudah akan melayangkan satu tamparan untuk Biru, namun tidak jadi, karena tangan Vita di cekal oleh Biru.
"Cewek kok kasar sih kak?" Ucap Biru dengan nada di buat-buat.
Biru memajukan wajahnya, dan mendekat pada telinga Vita dan berbisik, "gue nggak akan takut sama lo, dan yang seharusnya takut itu elo bukan gue, ngerti?" Biru menjauhkan wajahnya dan melepaskan cekalan tangan Vita, kemudian ia kembali duduk di bangkunya karena bel masuk sudah berbunyi.
Bisa dilihat sekali, wajah Vita merah padam karena ulah Biru.
"Lo hebat banget Bi, selama gue sekolah di sini nggak ada tuh yang berani sama Kak Vita," Billa memegang pundak Biru.
"Cewek kayak dia itu nggak boleh di takutin yang ada dia malah ngelunjak, dia nggak akan berani bunuh lo kok kalo aja lo ngebantah dia," Billa hanya mengangguk membenarkan perkataan Biru.
Guru masuk dan jam pelajaran pertana di mulai.
**
Rooftop adalah salah satu tempat di mana mereka kumpul, selain kantin.
"Eh Lang, kenapa lo nolongin cewek itu kemaren?" Tanya Bimo. Karna diantara mereka hanya Bimo-lah biangnya kepo.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHICKSAL
Novela Juvenil(REVISI SETELAH TAMAT) "Apa takdir sedang mempermainkan kita?" "Saat aku mendekat, kamu seolah menjauh," "Apa yang sebenarnya sedang direncanakan Tuhan?" "Harus berapa lama lagi aku harus menunggu?" Kita adalah dua hati yang menanti sebuah takdir u...