Terlalu Manis - Slank
**
Di depan gudang terlihat seorang gadis yang sedang berbicara lewat ponsel dengan seseorang.
"Gimana?" Suara laki-laki dari seberang sana.
"Gue udah kunci dia di kamar mandi, gue sempet denger dia teriak-teriak juga," jelas cewek itu.
"Bagus, jangan sampai ada orang lain yang tau," setelah mengatakan itu sambungan telponnya mati.
**
Azlan masih menunggu Biru sadar, tangannya sejak tadi di genggam oleh Biru, seolah ia tak mengizinkan Azlan untuk meninggalkannya.
Jam istirahat juga sepertinya tidak ingin datang lebih cepat, sudah hampir satu jam dari kejadian tadi dan Azlan masih menemani Biru yang tak kunjung bangun.
"Bi, bangun dong, tangan gue pegel nih lo pegang terus," memang tangannya sedikit kebas karena lama di diamkan.
Mata Biru perlahan membuka, buram dan melihat kesekelilingnya, pandangannya berhenti saat melihat Azlan.
"Azlan?"
"Iya gue,"
"Makasih ya," Biru langsung melepas genggamannya pada tangan Azlan.
"Gue balik kelas dulu," kemudian berdiri dan berlalu meninggalkan Biru sendirian di dalam UKS.
Biru masih tak habis pikir dengan seseorang yang melakukan hal kejam padanya tadi.
**
Azlan kembali ke dalam kelas, padahal 5 menit lagi bel istirahat berbunyi.
"Maaf pak saya kelamaan," setelag meminta izin, Azlan langsung kembali ke mejanya dan mendapat tatapan penuh pertanyaan dari teman-temannya.
Bel berbunyi, dan Pak Joko sudah keluar dari kelas.
"Ada yang mau lo jelasin Az?" Tanya Bimo.
"Nggak."
"Lo dari mana? Tiba-tiba cabut gitu aja,"
"Iya, nggak ngajak pula,"
"Gue ada urusan mendadak," jawab Azlan.
Langit yang tadinya ikut mengobrol kini ingin mengecek ponselnya yang sejak tadi sengaja ia silence.
5 panggilan tak terjawab ( BiLuv )
Langit kemudian mendial Biru namun ponsel Biru sepertinya mati. Kemudian ia berlari keluar kelas menuju kelas Biru untuk memastikan bahwa adiknya tidak terjadi apa-apa.
Karena Biru tidak pernah menghubunginya lebih dari 3x jika itu bukan hal genting.
Sesampainya di depan kelas, Langit melihat penjuru kelas berharap bahwa Biru ada di dalam sana, dan harapannya pupus, Biru tak ada di dalam.
"Cari siapa kak?" Sepertinya dia teman sekelas Biru.
"Biru kemana?" Tanya Langit.
"Biru izin pulang dari 5 menit lalu kak, katanya sih sakit," jelas cowok itu.
Langit semakin merasa bersalah pada Biru, ia tidak bisa menjadi abang yang buat Biru.
Langit mencoba menghubungi rumahnya, tapi kata Bik Cua Biru belum pulang ke rumah.
Langit kembali ke kantin, duduk dengan wajah lusuhnya.
"Kenapa lo Lang?" Tanya Bimo.
Langit tidak menjawab.
![](https://img.wattpad.com/cover/164800227-288-k394446.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHICKSAL
Подростковая литература(REVISI SETELAH TAMAT) "Apa takdir sedang mempermainkan kita?" "Saat aku mendekat, kamu seolah menjauh," "Apa yang sebenarnya sedang direncanakan Tuhan?" "Harus berapa lama lagi aku harus menunggu?" Kita adalah dua hati yang menanti sebuah takdir u...