· 10 ·

1.6K 102 2
                                    

Jacob Sartorius - Chapstick

**

Ini adalah hari minggu, hari dimana jadwal tidur lebih lama dari hari biasanya, dan hari ini juga Biru ingin menikmatinya dengan senikmat-nikmatnya tanpa ada gangguan dari siapa pun.

Baru saja ingin terlelap lagi tapi  pintu kamarnya di buka dengan tidak santai oleh sesesorang. Kemudian seseorang itu mendekat ke ranjangnya dan menyibak selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. 

"Bi bangun dong!" Teriak Langit.

"Ngapain sih lo Lang, gue tuh mau menikmati hari minggu yang indah ini." Biru menutup wajahnya lagi dengan selimut.

Tidak ada pergerakan dari Langit, tapi cowok itu masih pada posisi awalnya.

"Padahal gue mau beliin lo sepatu sport yang lo pengen waktu itu," mendengar kata-kata Langit barusan membuat Biru langsung bangun dari posisi tidurnya.

"Seriusan Lang?" Langit hanya mengangguk lemah, "tapi kayaknya lo lagi nggak mau di ganggu, yaudah deh nggak jadi aja," suaranya dibuat seolah orang putus asa.

Saat Langit hendak berdiri tangannya di cekal oleh Biru, "Oke-oke kita berangkat ya Lang," matanya berbinar.

"Kalo urusan begituan aja lo semangat," Langit mengacak rambut Biru, "yaudah sekarang lo siap-siap, gue tunggu di bawah," lanjutnya.

"Siap bos!" Dengan tangannya seperti hormat saat upacara. Kemudian Langit keluar dari kamar Biru.

**

30 menit berlalu, tapi Biru belum turun juga.

"BI! LO NGAPAIN SIH? LAMA BANGET DEH!" Teriak Langit dari ruang keluarga.

Kemudian Biru turun dari kamarnya, ia mengenakan baju casual celana jeans yang sobek-sobek, atasannya hanya  menggunakan kaos hitam favoritnya dengan di balut jaket navy kebesaran dan menggunakan sepatu sport berwarna broken white. Begitulah fasion Biru, simple.

"Bawel banget deh lo Lang," Biru berjalan mendekati Langit sambil memasang jam tangan.

Biru celingukan mencari sesuatu, "Ayah kemana Lang?"

"Ayah ada meeting dadakan tadi pagi, ada client dari Jerman." Jelas Langit, pantas saja Biru tak melihat Ayahnya.

"Minggu-minggu gini meeting? Gila emang," Biru tidak mengerti dunia perbisnisan sama sekali.

"Udah yuk, keburu siang nih," kemudian Langit dan Biru menuju mobil dan keluar dari rumah.

**

Entah apa maksud dari kedatangan dua makhluk yang tak diundang ini ke rumahnya, hanya ada dua kemungkinan; jika mereka tiba-tiba datang tanpa Langit berarti cowok itu sedang sibuk dengan pacarnya, atau mereka berdua memang berencana merusak hari tenang Azlan.

"Jadi?" Tanya Azlan to the point.

"Hari ini ada film bagus di bioskop,"

"Kita harus nonton." Sambung Aron.

"Nggak. Gue nggak mau."

"Ayolah Az." Bimo menyakinkan lagi.

"Gue yang bayar deh," Aron juga ikut membantu aksi Bimo.

"Sekali enggak. Tetep enggak." Jika sudah begini mereka hanya mempunyai satu amunisi kuat untuk membuat Azlan mengikuti kemauan mereka.

"Kalo lo nggak mau ikut kita, berarti cukup sampai disini aja pertemanan kita." Suara Bimo seolah ia sedang serius.

SCHICKSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang