· 27 ·

1.3K 81 3
                                    

Davichi - Don't Say Goodbye

**

Hari yang di tunggu-tunggu seluruh siswa SMA BINUS telah tiba, acara prome night yang selalu diadakan setiap tahunnya. Malam ini sudah banyak siswa yang sudah hadir dengan menggunakan pakaian terbaik masing-masing.

Dan disini juga sudah hadir Azlan, Bimo, dan Aron tentunya. Mereka masih mengobrol ringan dan sesekali tertawa, Bimo dan Aron juga sibuk menggoda adik kelas yang datang, sedangkan Azlan sudah berulang kali mengecek jam tangannya, menunggu kedatangan seseorang.

"Eh Az, tuh Langit udah dateng," ucap Bimo, Azlan langsung menegakkan kepalanya, benar Langit sudah datang, tapi...

"Kok Langit datengnya sama Vita? Bukannya rencana awal Langit harus berangkat bareng Biru?" Benar kata Aron, Langit datang bersama Vita, bukan Biru.

Langit berjalan menghampiri teman-temannya, sebelumnya ia berpisah dulu dengan Vita. Saat sudah dekat, Langit melihat ketiga raut wajah sahabatnya itu. Aneh. 

"Kenapa?" Tanya Langit tak berdosa.

"Mana Biru?" Tanya Azlan langsung.

"Ah iya, gue lupa bilang sama kalian. Jadi gini... "

Langit masuk ke dalam kamar Biru, disana ia melihat Biru sangat cantik menggunakan gaun indah berwarna broken pink, dengan di balut sepatu hill berwarna putih yang sangat cocok dengan kulit putihnya. Di lehernya pun melingkar sebuah kalung peninggalan bunda mereka. Cantik.

"Wah!!! Ternyata adik gue bisa cantik gini yaa?" Puji Langit.

"Gue tuh udah cantik dari dulu, lo-nya aja nggak nyadar," cibir Biru.

"Oke-oke, udah siap tuan puteri?" Tanya Langit seolah-olah pegawai kerajaan.

"Udah,"

"Yuk berangkat," ajak Langit.

"Nggak, gue mau berangkat sama Azlan," ucap Biru, tapi itu membuat Langit heran. Itu bukan seperti rencana awal, jika Azlan memang ingin berangkat bersama harusnya ia mengabari Langit terlebih dahulu, agar ia bisa berangkat bersama Vita.

"Yakin?" Tanya Langit.

"Iya, nih Azlan barusan chat gue," Biru menunjukkan ponselnya pada Langit, dan cowok itu hanya manggut-manggut.

"Yaudah kalo gitu, gue berangkat dulu lah, mau jemput Vita aja,"

"Sono loh pergi sama nenek lampir!" Teriak Biru.

"Hah?" Semua terbengong mendengar cerita Langit barusan.

"Terus lo ngapain disini Az? Adik gue mana?" Tanya Langit, dia juga baru saja ingat jika tadi Biru mengatakan akan berangkat bersama Azlan.

"Biru? Orang gue tadi yang jemput si kunyuk satu ini," jawab Bimo.

"Lo tadi chat Biru 'kan Az?" Tanya Langit lagi, kali ini ia sudah sangat khawatir dengan keberadaan adiknya itu.

"Gue nggak ada chat dia," jawab Azlan. Memang ia tidak ada mengabari Biru seharian ini, ya dengan adanya surprise nanti.

"Terus kemana Biru?" Aron juga angkat bicara.

"Coba lo hubungi dia Az," suruh Bimo.

Azlan pun mengambil ponsel yang ada di saku jasnya, mendial nomor Biru. Nyambung namun tidak di angkat.

"Nggak diangkat," ucapnya.

"Kemana Biru?" Semuanya tampak frustasi akan hilangnya Biru.

"Lo tau isi chat yang di kirim orang yang menyamar sebagai gue?" Langit mencoba mengingat.

SCHICKSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang