0946:03

624 81 15
                                    











Beberapa puluh anak panah sudah tersusun rapi dalam bambu. Panah buatan itu persis seperti panah yang terbuat dari besi biasanya.

Tajam dan runcing.

Nona Soon menjelajahi hutan belantara tersebut dengan berjalan kaki,si wanita ini tidak mengenal apa itu takut. Ia cukup pemberani untuk ukuran seorang wanita cantik jelita seperti dirinya.

Rambut panjangnya ia gelung keatas,memakai baju sederhana dan alas kaki terbuat dari rotan.
Langkah kaki mulusnya menjadi jejak petualangan Nona Soon.

Sembari melewati tiap seluk-beluk hutan Nona Soon tiada henti mengukir senyumnya ketika tak sengaja bertemu dengan beberapa jenis hewan. Dalam genggaman tangan kanannya terdapat sebuah mullberry manis,dilahapnya perlahan buah segar itu. Menjadi makanan ringannya.

Secercah cahaya matahari timbul dibalik dedaunan lebat pohon besar disana,cahaya itu nampak berusaha menerobos menerangi hutan belantara.

Ada sebuah aliran sungai kecil didepan sana,Nona Soon beristirahat sebentar dipinggiran sungai tersebut.
Duduk diatas batu besar,matanya melihat kedalam air. Mencari seekor ikan untuk ia panggang.

Tak berapa lama muncul satu ekor ikan besar seukuran tangan orang dewasa melintas didepan si wanita.

Satu buah anak panah segera meluncur kedalam air mengejar target. Dan ya!
Panah itu menancap sempurna tepat dibadan besar ikan tadi,anak panah itu Nona Soon angkat keatas.

Ikan tersebut menggelepar ketika anak panah dicabut oleh si Nona.
Nona Soon menyalakan api unggun agar dapat membakar ikannya.

Belum juga terpanggang,ikan itu sudah kabur masuk lagi kedalam air. Alhasil,makanannya hilang.

"Hahh~menyebalkan." Nona Soon mematikan api yang sudah ia buat susah payah kemudian naik keatas bukit.

Sampai pada penghujung jalan,ia melihat ada jalanan besar. Seperti jalan tempat berlintasnya kereta kuda.

Nona Soon mengikuti jalan panjang itu,entahlah ia akan kemana. Ia hanya ingin jalan saja menyusuri tempat itu.

Dari kejauhan nampak seseorang tengah menunggangi kuda,berlari kencang dari arah berlawanan.
Nona Soon menyingkirkan badannya sedikit menepi,jaga-jaga siapa tahu akan ditabrak.

Ringkikan kuda itu membuat gendang telinga si Nona sedikit sakit.
Si penunggang kuda tepat berhenti disamping Nona Soon.

"Anda ingin kemana Nona?" ujar si penunggang ramah. Yang diberi pertanyaan tidak mau melirik sama sekali. Ia malah menundukkan wajahnya.

"Nona,anda baik-baik saja?" Nona Soon mengangguk kemudian. Masih enggan menatap penunggang kuda disampingnya. Mata itu terus melirik kebawah ataupun kedepan guna menghindari kontak mata.

"Sepertinya anda orang luar,apakah anda ingin ke kerajaan? Jika betul maka jalan yang ada telusuri ini salah,bukan kearah sana melainkan kesana,Nona." tunjuk si penunggang masih dengan nada ramahnya.

Nona Soon masih bungkam.
Ia tidak tahu harus jawab apa. Kakinya melangkah pergi terus menyusuri jalan tadi.
Belum juga sampai sepuluh langkah tangan kanannya dicekal oleh si penunggang kuda.

Dan pada saat itulah,kedua mata orang ini saling bertemu. Saling memandang satu sama lain,menyelami tatapan masing lawan bicara.

Si penunggang kuda terpana melihat betapa beningnya mata si wanita ini,tatapannya juga begitu mempesona serta cantik tak terkira.
Ia terhipnotis oleh aura anggun Nona Soon.

Nona Soon melepaskan perlahan cekalan tangan.

"Maaf,tapi saya tidak ingin ke kerajaan. Saya hanya pengelana biasa." Jawab Nona Soon sopan,dan lihat si penunggang kuda kembali terpana mendengar betapa halusnya suara itu.

Demigod(Seungsoon)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang