0936:27

353 53 21
                                    










Doyoon merasa tidak terima ketika hadirnya kembali sosok Soonyoung dalam kehidupan keluarganya..semenjak kedatangan Soonyoung,Doyoon langsung menampakkan ketidak sukaannya secara terang-terangan.

Bahkan dayang istana pun telah Doyoon pengaruhi dengan cerita bualnya agar mereka dapat membenci Soonyoung.
Namun itu tidak berlaku untuk Wonwoo dan Jihoon.
Kedua tabib tersohor istana itu tau betul bagaimana sifat dan sikap asli seorang Kwon Soonyoung.
Jihoon mengenal Soonyoung pun dari cerita Wonwoo.

Jihoon yakin Wonwoo tidak akan pernah berbohong jika menceritakan sebuah kejadian atau kehidupan. Tabib itu tidak pernah sama sekali berbohong.

Jihoon kesal akan sifat serakah Ratu Doyoon.

Apalagi Wonwoo.

Ia bahkan tak terima sama sekali.

Baginya ini juga bukan kemauan Seungcheol untuk membawa Soonyoung masuk kembali dalam istana.
Namun karena diberi sebuah amanat tidak baik apabila tidak dilaksanakan.

Seungcheol tidak akan berbuat jauh kali ini.
Demi menjaga kesejahteraan keluarganya,maka Seungcheol menjaga jarak dengan Soonyoung.

"Nona,apa anda butuh sesuatu?" Tanya Wonwoo ketika sedang mengganti baju tidur Jisoon.

"Tidak,terima kasih. Semuanya sudah lengkap disini." Jawab Soonyoung disertai senyuman tipis nya.

Soonyoung baru saja selesai membersihkan diri setelah sebelumnya memandikan Jisoon.
Wangi bedak dan parfum alami khas bayi menguar kuat dari dalam kamar tersebut.

Sebuah nampan berisikan sarapan untuk Soonyoung sudah tersaji secara sempurna disamping tempat tidurnya.






Pagi yang kelabu membuat udara sekitar menjadi dingin akibat hembusan angin. Awan diatas langit bergerak cepat bagai air menuruni bukit.

Soonyoung merapatkan mantel nya dan mantel milik Jisoon.
Pasangan ibu-anak itu kini sedang berada ditaman. Bukan taman utama yang sering dikunjungi Ratu,melainkan taman yang jarang dikunjungi dan tak terurus.

Soonyoung pikir dengan adanya banyak dayang istana,mereka akan mengurusi semua sudutnya hingga ke inti paling terdalam.
Namun ternyata itu salah.

Taman terbengkalai itu mengingatkan Soonyoung pada kebun kecilnya di dalam hutan.
Kebun kecil hasil buatan ia dan mendiang suaminya.
Soonyoung hampir saja meneteskan air matanya sebelum menyadari ada setetes air turun membasahi pipi putihnya.

"Hujan?" Dan setelah kata itu berakhir tak berapa lama turunlah hujan.
Air dingin itu turun berlomba-lomba membasahi bumi.

Soonyoung segera mencari tempat berteduh. Ia sempat berdecak kesal,mantelnya sedikit basah.
Tapi syukurlah Jisoon tak sampai basah juga.

"Disini dingin,mengapa kau kemari?" Soonyoung membalikkan badannya menuju asal suara bergema.

Soonyoung membungkukkan badannya memberi hormat.
Sembari menimang Jisoon,Soonyoung mengucapkan salam.

"Tidak perlu sesopan itu padaku,aku ini hanya seorang prajurit pribadi Raja."

Soonyoung nampak tersenyum canggung kemudian.

"Aku hanya jalan-jalan saja,lalu tak sengaja menemukan taman ini." Jawab Soonyoung setelah ingat ia diberi sebuah pertanyaan sebelumnya.

"Masuklah,disini dingin. Kau dan bayimu bisa sakit jika terlalu lama diluar."

"Eum...ya Tu--"

"Mingyu saja,jangan panggil aku tuan." Sela Mingyu diikuti kibasan tangannya.

Pria bertubuh tinggu itu menuntun Soonyoung agar memasuki istana kembali.
Ditengah perjalanan,Soonyoung dikejutkan dengan rengekan dari Jisoon.

Demigod(Seungsoon)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang