1108:018

511 65 44
                                    









Sepekan.
Dua pekan.
Sudah tak terhitung lagi berapa lama Soonyoung tidak pernah melihat sosok Seungcheol.

Wanita itu sudah mulai bisa melupakan Seungcheol beserta perlakuan manisnya selama ini.
Soonyoung menebar senyum cantiknya disaat sinar hangat dari matahari pagi menerpa wajah putihnya.

Soonyoung mulai menapaki jalanan dan menyentuh dedaunan yang dipenuhi embun.
Ia membawa sebuah keranjang anyaman bambu menuju pinggiran hutan,tenang saja. Kegiatan yang wanita itu lakukan sudah mendapatkan izin resmi dari Jisoo.

Ah,berbicara soal pria itu.
Kemana ia sekarang?

Entahlah kemana,tapi yang Soonyoung tau bahwa pria itu kini tengah mengadakan perburuan besar-besaran di dalam hutan belantara.
Soonyoung awalnya takut ditinggal sendirian disaat ia sudah berbadan dua.

Ya,Soonyoung telah mengandung anak Jisoo setelah  pergumulan malam panas mereka 9 bulan yang lalu.

Itulah alasan mengapa Soonyoung tengah menebar senyum saat ini.
Jisoo belum tau kabarnya,karena memang baru memasuki bulan pertamanya.

Soonyoung selalu meminta ajarkan ini-itu kepada Seungkwan yang sudah punya pengalaman lebih menjadi seorang ibu muda.

3 bulan yang lalu,Jisoo dan kawanannya berpindah tempat tinggal. Mereka membangun sebuah rumah cukup besar untuk ditinggali puluhan orang. Kamar Jisoo dan Soonyoung tentu saja yang paling luas,bukan tidak adil.
Itu memang usulan dari kawanannya sendiri,padahal Soonyoung dan Jisoo merasa tak enak hati juga.

Soonyoung memetik sebuah mulberry dan anggur hutan ditepian sungai kecil. Keranjangnya sudah di isi beberapa helai daun tanaman obat,gaun panjang sederhananya melambai lembut tertiup angin pagi.

Soonyoung menyenandungkan sebuah irama syahdu diiringi anggukan kepalanya. Soonyoung merasa bahagia mendekati kata 'gila' ketika tau tengah berbadan dua.
Bagaimana cara ia mengetahuinya?

Tanyakan saja kepada Seungkwan,karena wanita itu kini juga merangkap sebagai tabib pribadi Soonyoung selama ini.

Satu tangkai anggur hutan telah memenuhi keranjang bawaan Soonyoung. Wanita itu sudah merasa puas,saatnya pulang kerumah.
Dalam perjalanan pulang,Soonyoung seperti mendengar langkah kaki.
Semak belukar yang menjunjung tinggi menjadi penghalang penglihatan Soonyoung.

Wanita itu nampak curiga dan merasa terintimidasi.


Soonyoung mencoba tidak perduli dan menepis rasa takutnya,langkahnya ia percepat dan sedikit berlari kecil.
Perasaan wanita itu mengatakan ada yang tidak beres dibalik semak belukar tersebut. Sesekali Soonyoung memandang kebelakang,takut-takut apabila ada sesuatu keluar dari sana dan mengejarnya.

Soonyoung harus berbelok menuju kanan menuju rumahnya..tapi kakinya tiba-tiba berhenti ditengah langkahnya. Dan tak dapat melanjutkan perjalanannya.

Soonyoung tak ingin berbalik disaat ia merasakan ada sebuah tangan mencekal sekaligus memegang bahu kecilnya. Soonyoung berusaha melepaskan diri dan memejamkan kedua matanya,ia mulai merasa ketakutan sekarang.

Keranjang yang ia jinjing terombang-ambing dan berakibat menjatuhkan beberapa helai daun obat-obatannya.











"Kumohon…lepaskan aku." Pinta Soonyoung mulai putus asa.
Keringat dingin perlahan keluar melalui pori-pori kulitnya,Soonyoung masih tetap tak ingin berbalik apalagi melihat.

"Soonyoung,kau tidak ingin melihatku?"

"Lepaskan aku…aku bilang lepaskan!" Soonyoung menaikkan suaranya sedikit berharap seseorang itu mengerti dan dapat membiarkannya lolos. Namun tidak berpengaruh apa-apa.

Demigod(Seungsoon)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang