1516:012

444 67 27
                                    












Seungcheol meringis pilu disaat ia melihat darah segar selalu menuruni pipi putih Doyoon. Seungcheol tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Soonyoung dan Doyoon.

Doyoon sedang ditangani oleh tabib istana kedua setelah Wonwoo,yakni bernama Lee Jihoon.
Tabib itu begitu telaten mengobati segala luka yang Doyoon alami.

Wonwoo sudah diperintahkan oleh Seungcheol agar segera menangani Soonyoung juga.

Luka sobekan yang dialami oleh Doyoon cukup dalam,entah ia terkena apa Seungcheol tidak dapat berpikir.
Pria itu kini tengah berjalan mondar-mandir disekitaran ranjang tidurnya.
Ya,Doyoon dibawa masuk kedalam kamar Seungcheol. Pria itu sangat khawatir,tapi juga mencemaskan keadaan Soonyoung.

Bibir pucat Doyoon mengerucut,Seungcheol semakin ngeri melihat kondisi tidak baik-baik saja dari luna-nya itu.
Setelah selesai mengobati luka Doyoon,Jihoon segera pamit undur diri kembali pada tugas lainnya.

Seungcheol segera merebahkan dirinya tepat disamping tubuh Doyoon,mengecupi dan melumat beberapa kali bibir pucat tersebut.
Seungcheol ingin mengembalikan warna asli bibir tersebut,ia tidak ingin melihat warna pucat itu lagi.
Seungcheol menggenggam sebelah tangan milik Doyoon lalu dikecupnya punggung tangan wanita itu berkali-kali.

"Cepatlah sadar,Jang Doyoon." Seungcheol mengusapi pipi putih Doyoon,perasaan Seungcheol kini beralih jadi memikirkan kondisi Soonyoung. Pria itu menyelimuti Doyoon hingga sebatas dada,sebelum keluar ruangan Seungcheol menciumi kening Doyoon penuh kelembutan.



















Wonwoo kepayahan dalam mengobati luka pada tubuh Soonyoung,masalahnya luka yang wanita itu dapat cukup banyak dan lumayan serius. Wonwoo terpaksa meminta bantuan Jihoon.

Wonwoo tak sanggup menangani ini sendirian,belum lagi perasaan wanita itu juga cukup sakit ketika melihat langsung bagaimana kondisi Soonyoung.

Wonwoo sudah cukup akrab bersama Soonyoung selama ini,Wonwoo sudah menganggap Soonyoung sebagai tuannya sendiri.
Jihoon juga meringis kemudian saat melihat segala luka yang Soonyoung dapati,kedua tabib itu begitu serius mengerjakan tugasnya.

Sesekali Wonwoo akan mengusapi pipi berisi Soonyoung,ia juga terkadang bergumam menyuruh Soonyoung agar tahan sedikit dari rasa sakit ini.
Jihoon tidak tahu apabila hubungan antara kedua wanita dihadapannya ini sudah begitu jauh bahkan dekat.

Jihoon menepuk pundak dan punggung Wonwoo untuk menenangkannya.
Wajah Wonwoo sudah merah menahan tangisnya,bahkan matanya pun berair. Tapi ia usap sebelum airmatanya sempat jatuh.

Pintu kamar diketuk seseorang dari luar,Wonwoo dan Jihoon saling memandangi kemudian.

"Aku yang akan berbicara kepada Pangeran,kau lanjutkan saja." Titah Wonwoo kepada Jihoon.
Lalu,tabib wanita itu melangkah mendekati pintu.
Membukanya sedikit dan keluar.

"Bagaimana dengan kondisi Soonyoung,aku ingin melihatnya."

"Maaf Pangeran,tapi nona Soonyoung belum selesai saya tangani. Ia masih butuh banyak pengobatan,luka yang dialami nona Soonyoung cukup parah dan serius."

"Kalau begitu biarkan aku masuk."

"Pangeran saya mohon jangan masuk dahulu. Nona Soonyoung mengalami banyak luka disekitar area dadanya,maka dari itu kami membuka baju bagian atasnya."

"Kau membuka baju bagian atasnya? Lalu apa maksudmu dengan kata 'kami'? Ada lagi orang lain selain dirimu yang menangani Soonyoung?"

Seungcheol terdiam ketika mendapati Wonwoo malah terisak kecil dihadapannya.
Seumur hidup Seungcheol,baru kali ini ia melihat Wonwoo menangis.

Demigod(Seungsoon)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang