1035:019

452 52 13
                                    








Didalam istana,para pelayan nampak lalu-lalang dari dapur menuju ruang makan. Membawa segala macam makanan yang dipesan oleh Ratu baru mereka,siapa lagi jikalau bukan Doyoon.

Wanita itu duduk dengan angkuhnya melihati segala pekerjaan mereka,menatap datar sesekali berdecak sebal pula.
Mulai dari hidangan mentah sampai masak pun tersaji diatas meja,namun Doyoon terlihat belum puas.

"Ini sudah cukup banyak,Ratu. Jadi makanlah." Perintah Seungcheol kepada Doyoon,pria itu juga nampak pusing melihati pelayan istana yang terlalu banyak membawa makanan.
Padahal yang memakannya hanya mereka berdua saja,ya hanya berdua.
Ayah dan ibu Seungcheol sedang pergi keluar istana mengunjungi kerajaan kerabat.

Mulai dari yang dekat hingga jauh pun keduanya sambangi bersama.
Seungcheol tidak tau bahwa selera makan wanita itu akhir-akhir ini meningkat tinggi.
Ia tentu tau karena apa tapi Seungcheol hanya tak menyangka saja,apabila nafsu makannya jadi naik sedrastis ini.

"Buah-buahan masing kurang,aku mau menambah satu keranjang pir dan semangka lagi."

"Habiskan terlebih dahulu hidangan yang ada di meja ini,baru kau boleh menambahkannya lagi."

"Tapi--"

"Jangan membantah!" Seungcheol hampir saja menggebrak meja makan jika ia tak ingat bahwa Doyoon itu adalah istrinya.
Doyoon menunduk takut setelahnya,mulutnya sedikit mencebik ucapan Seungcheol barusan.
Selera makan wanita itu seketika menghilang akibat gertakan Seungcheol,tergantikan oleh rasa jengkel dan dongkol setengah mati.

Doyoon mengusapi perutnya yang kekenyangan.
Satu hidangan penutup sudah tersaji rapi didepannya,apalagi kalau bukan buah pesanannya tadi.




Seungcheol sore ini sedang berjalan-jalan mengitari kediamannya beserta Doyoon didalam kereta kuda milik kerajaan. Seungcheol tidak berada dalam kereta kuda tersebut,ia memilih menaiki kuda sendiri.
Pria itu menajamkan pendengarannya serta matanya juga.
Ada sebuah pergerakan dari jauh yang mulai mendekati mereka.

"Lindungi Ratu!" Perintah Seungcheol kemudian. Hal tersebut tentu membuat Doyoon kaget dan mulai merasa takut,wanita itu mengintip lewat helai kain jendela keretanya,melihat aktivitas Seungcheol.

"Jisoo?" Seungcheol memerintahkan para pengawalnya agar segera menurunkan senjata mereka.

"Aku ingin berbicara baik-baik padamu."

Seungcheol mengangguk,ia meminta agar tidak ada yang mengikutinya.
Doyoon mengerutkan keningnya,ia tidak mengenal siapa pria bersama Seungcheol tadi. Apakah mereka teman?

"Kau ingin bicara apa?" Seungcheol langsung melontarkan sebuah pertanyaan sebelum Jisoo membuka mulutnya. Pria itu tidak menampilkan ekspresi apapun.

"Jauhi Soonyoung. Dia sudah seutuhnya menjadi milikku,jangan pernah menemuinya lagi.
Kau juga sudah memiliki Doyoon,bukan? Jadi biarkan Soonyoung bahagia bersamaku."

Seungcheol mendesis kecil dan tertawa sumbang. Pria itu menggelengkan kepalanya sembari tertunduk,beberapa detik kemudian ia mengangkat kepalanya lalu menyeringai. Senyuman miring tercetak jelas pada dua belah bibirnya.

"Walaupun aku sudah memiliki Doyoon,tapi hatiku masih punya rasa terhadapnya. Ah bagaimana ini? Haruskan aku merebutnya darimu? Haha~itu terdengar menarik."

"Kau jangan serakah,Cheol! Bukan cinta atau rasa yang kau punya sekarang ini,namun sebuah obsesi.
Obsesi ingin memiliki Soonyoung.
Kenapa kau tidak bisa melepaskan serta melupakannya,bahkan Soonyoung saja bisa."

Seungcheol lagi dan lagi tertawa.
Jisoo menghela nafas berat melihat reaksi Seungcheol. Gigi Jisoo bergemeletuk didalam sana.
Jisoo berusaha menahan emosi yang ia alami sekarang,berusaha sekuat tenaga agar tidak menghajar Seungcheol sekarang.

Demigod(Seungsoon)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang