0727:32

479 52 8
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Soonyoung kini tengah menyuapi Jisoon sarapan paginya. Anak perempuan itu duduk dengan tenang diatas pangkuan Soonyoung,rintik bekas hujan semalam masih tersisa.
Meninggalkan suhu sekitar yang menjadi cukup dingin,kabut putih menyelimuti alam sekitar. Ditemani oleh suara kawanan burung dan hewan lainnya.

Mangkuk yang awalnya penuh kini pun sudah tandas,bersih tak bersisa.
Soonyoung menyodorkan segelas air putih kepada Jisoon.

Semenjak kepergian Doyoon,Seungcheol kini lebih senang menyendiri ditemani kedua anak lelakinya. Seungcheol selalu saja terlihat melamun memandangi sekitar,tak jarang juga ia menyebut nama Doyoon dalam tidurnya.
Pernah sekali ketika Soonyoung tak sengaja berpapasan dengannya di koridor istana,Seungcheol sempat terkejut dan dengan cepat bibirnya memanggil nama Doyoon.

Soonyoung menunduk.
Ia tidak ingin berlama-lama bertemu tatap dengan Seungcheol,jangan sampai perasaan masa lalu muncul kembali.

Soonyoung kembali menuju kamarnya,sebelah tangan kiri menggandeng tangan Jisoon. Anak perempuan itu berjalan sambil menunduk memperhatikan langkah kakinya.

"Ndaa~"

"Kenapa nak?"

"Tu nda~" jemari kecil Jisoon menunjuk pada simpangan diujung jalan,Soonyoung menyipitkan matanya. Mencari objek yang Jisoon tunjuk barusan.

Jisoon menarik tangan besar ibunya menuntun wanita itu agar dapat melihat juga apa yang ia lihat.

"Oh Pangeran?" Soonyoung mendapati anak kembar disana. Bersembunyi sambil membawa mantel tebal masing-masing.
Junhyun dan Johyun mendekati Soonyoung perlahan,dan Soonyoung pun merundukan tubuhnya agar menyamai tingginya dengan kedua Pangeran tersebut.

"Sedang apa kalian disini,hm? Apa kalian mencari seseorang?"

"Ndaa~"

"Bunda~" Soonyoung menautkan alisnya kebingungan. Ketika Jisoon memanggilnya,entah mengapa kedua anak lelaki itu juga memanggilnya sama seperti Jisoon memanggil dirinya seperti biasa.
Soonyoung tersenyum simpul,meraih salah satu tangan kedua Pangeran tersebut.

"Kalian ingin bermain?" Junhyun dan Johyun mengangguk kemudian.
Johyun menepuk pundak Jisoon lalu mengajak anak perempuan itu untuk mengikutinya.
Jisoon memandangi Soonyoung penuh,seakan meminta izin pada ibunya.
Soonyoung mengiyakan kemudian.

Junhyun,Johyun,dan Jisoon jalan berdampingan seperti barisan pasukan istana.
Soonyoung terkekeh kecil melihat posisi barisan ketiga anak kecil dihadapannya. Dengan Jisoon berada di tengah kedua Pangeran.

Soonyoung mengikuti langkah ketiga anak kecil dihadapannya,Junhyun dan Johyun berbicara ria.
Sedangkan Jisoon hanya terdiam,ini adalah suasana baru baginya.
Mempunyai teman bermain yang seumuran dengannya.
Tingkah ketiga anak kecil itu sempat menarik perhatian warga istana,banyak para dayang dan prajurit istana yang berjalan mengikuti arah ketiganya hingga membuat mereka jalan saling bertabrakan pada akhirnya.

Soonyoung bagai seorang pengawal pribadi ketiganya,mengawasi setiap tindakan yang mereka buat.

"Pangeran? Kalian akan kemana?" tanya salah satu dayang pengasuh anak kembar itu,Junhyun menunjuk ke arah kamar khusus tempat bermainnya bersama Johyun biasanya.
Tangan ketiga anak itu kini saling bergandengan. Soonyoung membungkukan badannya sopan kepada dayang pengasuh Pangeran.

Pintu kayu besar berwarna coklat itu terbuka lebar kemudian.
Menampakan pemandangan ruang mainan cukup luas.
Berbagai macam jenis mainan berhamburan diatas lantai.
Jisoon membolakan kedua mata kecilnya takjub. Ia tertawa senang dan ikut berlari menerjang mainan bersama Junhyun dan Johyun.

Demigod(Seungsoon)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang