Soonyoung adalah orang yang rajin dalam hal bercocok tanam.
Semasa kecilnya ia sering menanam pepohonan demi keberlangsungan ekosistem hutan. Tidak peduli apabila nanti tangannya bisa saja kotor,terluka atau bahkan bau sekalipun.
Karena kegiatan itu adalah suatu kesenangan baginya selama ini.Sama seperti halnya sekarang.
Soonyoung sedang menanam berbagai macam jenis sayuran dibelakang rumah sederhananya. Kebun tempat ia bertanam pun tak terlalu luas,hanya petakan kecil.
Jisoo juga ikut membantu walau ini terasa sangat sulit sekali baginya. Karena memang tidak pernah melakukan tentu saja itu sulit.
Lain halnya dengan Soonyoung sudah terbiasa sedari kecil.Jisoon digendong dibalik punggung Soonyoung,bayi itu kini sudah berumur empat bulan.
Sesekali Jisoon akan melongokan kepalanya melihat aktivitas kedua orangtuanya tersebut. Jisoon termasuk anak yang pintar dan tidak mudah cerewet.Selagi berada disekitar kedua orangtuanya,maka ia akan tenang-tenang saja tanpa merengek meminta ini dan itu.
Merasa terik matahari sudah berada tepat diatas kepala,maka Soonyoung pun memilih untuk menyudahi kegiatan cocok tanam tadi.Keranjang kosong dibawa oleh Jisoo menuju tempat pencucian.
Sebelum masuk melewati dapur,keduanya mencuci tangan hingga bersih."Ini sangat melelahkan,aku haus." ujar Jisoo lalu menuangkan secangkir air kedalam gelas bambunya.
Jisoon yang duduk diatas meja sambil dipeluk oleh Jisoo pun mendongak menatap kegiatan baru ayahnya itu."Jisoon mau?" tawar Jisoo kepada putri kecilnya. Sedangkan si bayi berusaha meraih gelas bambu yang telah dipakai oleh Jisoo tadi.
Jisoo menuangkan air baru tapi dalam takaran lebih sedikit untuk Jisoon.
Kedua tangan mungil Jisoon memegang erat pinggiran gelas,tidak sepenuhnya air itu terteguk oleh si bayi. Bahkan lebih banyak tumpah membasahi bajunya sendiri.
Jisoo berusaha menarik gelas kosong itu tapi pegangan Jisoon menguat disaat ayahnya ingin mengambil.Keributan kecil yang ditimbulkan oleh Jisoo dan Jisoon membuat Soonyoung berbalik badan. Wanita itu mengerutkan kening kemudian berdecak sebal.
"Ada apa ini ribut-ribut?"
"Jisoon tidak mau melepaskan tangannya dari gelas ini. Sudah kosong tetap ia mainkan." Jawab Jisoo seadanya. Ya karena memang itulah fakta sebenarnya,bukan?
Jisoon tetap tidak mau melepaskan gelas bambu itu,takut tangan mungil anaknya terluka maka dari itu Jisoo berusaha menjauhkannya. Tapi diluar dugaan,Jisoon malah terlihat senang.
"Jisoon,lepaskan dulu,ya. Nanti bunda buat mainan baru untuk Jisoon." Soonyoung berusaha bernegosiasi dengan anaknya sendiri,Jisoon tidak mengindahkan sama sekali rayuan ibunya. Bayi perempuan itu masih senang memegang gelas bambunya.
"Daripada ia menangis jadi biarkan saja,kau awasi saja pergerakannya,Soo." Jisoo mengangguk paham,ditatapnya pasrah sang anak.
Kelakuan Jisoon ini sama seperti dirinya,keras kepala dan tidak mudah menyerah. Terkadang Jisoo menyesal karena sudah memiliki kedua sifat itu,sebab itulah kelakuan buruknya terturun pada Jisoon.
Jisoo juga tak mau ambil pusing maka ia hanya mengiyakan saja,selagi Soonyoung memanaskan masakan ditungku api,Jisoo berusaha mengajak bicara anaknya.Tak
"Aww! Sshh~itu sakit Jisoon."
Ehehehe.
Jisoon tidak sengaja melemparkan gelas bambunya hingga mengenai tempurung kepala Jisoo,ayahnya sendiri. Sedangkan reaksi si bayi hanya tertawa riang hingga memperlihatkan gusi merah muda miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demigod(Seungsoon)✔
FantasyMaincast: Choi Seungcheol as Werewolf Prince Kwon Soonyoung(GS) as Demigod Jang Doyoon(GS) as Werewolf Princess Ambisi seorang pangeran Choi Seungcheol untuk memusnahkan keturunan Dewa dan Dewi dikarenakan mereka yang selalu mengatur kehidupan bangs...