k e p i n g k e e n a m

1.5K 195 9
                                    

HARI ini Doyeon udah sekolah lagi. Doyeon itu tipe orang yang kalo sakit, diistirahatin semaleman juga besoknya sembuh. Gak heran sih, setiap hari kan dicekokin jamu sama si ibu.

Sekarang dia lagi sendiri dikelas. Maksudnya Mina, Yoojung dan Yuqi lagi ada urusan masing-masing. Mina lagi setor tugas ke bu Yuri dianter Yoojung, sedangkan Yuqi si rajin itu lagi kebagian tugas jagain perpustakaan. Kadang Doyeon suka nanya, kenapa Yuqi tertarik ikutan pustakawan. Sekalinya dijawab, bikin jleb. Gue mah gaulnya sama buku, biar otaknya melar. Emangnya lo, makan aja terus sampe dagu lo kembar. Katanya. Kan sialan.

Sebelum luntang-lantung didepan pintu kelas kayak gembel gini, tadi Doyeon ke kelas Yeri. Tapi ternyata doi gak masuk. Waktu di chat, Yeri bilang: kakak gue kan nikahan, ego. Jadinya Doyeon kesel sendiri. Jangan-jangan yang dibilang Yuqi bener. Doyeon kebanyakan makan, makanya otaknya gak berkembang.

Oke. Sekarang sasaran terakhir, Doyeon nelepon Mark, soalnya makhluk itu suka gak pernah baca chat kalo gak penting.

"MARK LO DIMANA ETDAH GUE SENDIRI NIH KAYAK ANAK ILANG!" omel Doyeon waktu Mark baru aja jawab panggilan. Bisa dipastikan sekarang Mark lagi menjauhkan ponselnya sejauh mungkin dari telinga.

"Brisik. Kantin atas."

"Dih, sok-sokan kantin atas."

"Lah dompet dompet siapa nyet."

Iya juga sih. Tapi Doyeon heran aja. Mark sama perintilannya itu bubur lima ribu aja dibilang kemahalan. Sekarang pake acara jajan di kantin atas yang harganya relatif lebih mahal.

"Hehehe. Yaudah, gue kesana, tungguin."

"Hah? Kesini?"

"IYA SINI KAK CEPETAN!"

"SINI KAK DOY!"

"GERCEP GERCEP!"

Lah itu bocah-bocah tumben banget semangat mau disamperin Doyeon. Biasanya, mereka menganggap itu sebuah kesialan soalnya Doyeon suka mintain jajanan mereka.

Yaudah. Jadinya Doyeon jalan sendiri ke kantin atas.

Dan bener. Disana ada Mark yang lagi duduk di bangku panjang paling pojok sama Lucas, Haechan, Jaemin, Renjun dan Jeno. Doyeon mendecih. Sok tajir banget rakyat-rakyat jelata itu, pikirnya.

"OI KAK DEPE! SINI!" teriak Haechan semangat 45, melambai-lambaikan tangannya ke Doyeon yang masih berdiri di ambang pintu kantin.

Ya Doyeon juga tau. Meskipun adik-adik kelasnya itu pada laknat, tapi sebenernya mereka ngefans sama Doyeon. Tapi gengsi. Yaudah lah ya. Namanya juga bocah.

"Ish, gak ngajak. Gue kan jadi sendirian dikelas," Doyeon duduk disebelah Jaemin sambil menggerrutu, tapi tak lupa tangannya langsung menyambar kebab milik anak itu dengan santainya. Sedangkan Jaemin yang biasanya protes, kali ini tampak tidak peduli dan hanya sibuk tertawa dan terbatuk-batuk seperti yang lain.

"Kenapa sih? Sakit, lo pada?" Tanya Doyeon yang terganggu dengan suara batuk mereka.

Berbeda dengan yang lainnya, Lucas hanya terdiam sambil sibuk melahap roti bakar hingga memenuhi mulutnya. Dia tampak tenang dan tidak memperdulikan kerusuhan teman-temannya yang lain.

"Kas, hari ini jadi kan?" Tanya Doyeon.

"Liat nanti." Jawab Lucas singkat, masih fokus menatap rotinya seolah itu adalah harta karun.

StitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang