k e p i n g k e d u a p u l u h

1.2K 179 24
                                        

"HAI, kak," sapa Doyeon saat menghampiri Eunwoo yang sudah menunggu didepan gerbang.

Lelaki itu tersenyum sambil menyodorkan helmnya. "Jadinya mau di kafe Setangkai aja atau McD?"

"Terserah kakak deh, aku ngikut aja," jawab Doyeon sambil memakai helm itu.

"Setangkai aja kali ya? McD biasanya rame jam segini,"

Doyeon menggangguk. Mau dimana pun, dia menerima dengan senang hati kalau bersama Eunwoo.

"Udah bilang ke Lucas?" Tanya Eunwoo saat Doyeon menaiki motornya.

"Belum. Aku nggak ketemu. Udah pulang kali atau kemana, gak tau deh,"

Memang jarang-jarang Lucas tiba-tiba menghilang saat jam pulang seperti ini, tidak nongkrong didepan kelas Doyeon atau menunggunya di tukang pop ice. Tadi Doyeon sempat mencari ke kelasnya, tapi tidak ada yang tahu. Sepertinya pergi bersama Hendery karena cowok itu juga tidak ada.

Sebuah kebetulan yang bagus, sih. Jadi Doyeon tidak perlu menghadapi kebetean Lucas yang tanpa alasan--seperti tempo hari.

Lalu motor itu melaju menyusuri jalanan komplek sekolah yang ramai. Kafe Setangkai letaknya juga tidak terlalu jauh dari sekolah. Hanya melewati dua kali perempatan dan menghabiskan waktu sepuluh menit kalau tidak macet.

Kafe minimalis bergaya rustic itu cukup sepi, hanya terisi satu-dua meja, seperti biasanya.

Suara lonceng terdengar saat Eunwoo membuka pintu kaca dan membiarkan Doyeon masuk lebih dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara lonceng terdengar saat Eunwoo membuka pintu kaca dan membiarkan Doyeon masuk lebih dulu.

Hal sekecil ini saja Doyeon ambyar, teman-teman.

"Suka cheese cake?" Tanya Eunwoo saat Doyeon memesan satu varian cheese cake pada barista yang mendatangi meja mereka.

"Iya... lumayan. Kenapa? Kakak mau juga?"

Eunwoo tertawa kecil. "Boleh deh,"

Setelah menambah pesanan, Doyeon hanya membolak-balikkan bukunya dengan canggung. Apa Eunwoo terlihat salah tingkah karena mereka menyukai hal yang sama? Doyeon jadi kerepotan menahan senyumnya, sekarang.

"Aku liat kamu banyak kemajuan, deh. Dari minggu-minggu kemarin semua soal yang aku kasih makin sini makin banyak benernya,"

"Oh ya? Wow..."

"Kok gitu reaksinya? Gak seneng?" Goda Eunwoo bersamaan saat pesanan mereka datang.

Doyeon tertawa kikuk. "Seneng sih, tapi kaya aneh aja. Aku tuh kemusuhan sampe mati sama matematika tuh,"

"Hush, gak boleh gitu. Kalau dibiasain benci, sampe kapan pun kamu gak bakalan ngerasa nyaman,"

"Iya sih, pantesan setiap ngerjain matematika bawaannya mau bakar gedung aja,"

StitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang