k e p i n g k e l i m a b e l a s

1.2K 174 22
                                        

"KALAU vacum aja, gimana? Sementara doang,"

"Sayang banget dong. Masih banyak banget waktu sebelum kalian kenaikan kelas. Masa mau vacum gitu aja?"

"Apa gak minta tolong cewek lu aja lah Jen. Si Seoyeon. Bisa kali tuh dia,"

Sepulang hari pertama pemantapan, klub futsal memutuskan untuk berkumpul, berhubung tidak adanya pengurus pengganti Doyeon dan Yeri yang sebenarnya sudah lengser. Apalagi ujian sudah semakin dekat dan mereka tidak bisa terus-terusan mengurus anak-anak manja itu.

"Lagian kemaren yang daftar kenapa gak diterima aja coba?" Tanya Jihoon, menyinggung seleksi yang diadakan minggu lalu dan diikuti cukup banyak peminat. Tapi Doyeon dan Yeri selaku manager dan Mark sang kapten memutuskan untuk tidak menerima satupun dari mereka.

"Sumpah asal kalian tau, yang daftar tuh kebanyakan bucinnya si Nana apa gak si Injun. Bukan karena bener-bener pengen masuk management futsal." Jawab Yeri yang otomatis membuat Jaemin tersenyum sombong sedangkan Renjun hanya mendelik tidak nyaman. Tentu saja, hatinya kan hanya untuk Kimi seorang.

"Ya terus gimana? Daripada gak ada sama sekali?"

Mark menoleh, "Bu manajer, ada komentar? Atau belum kenyang?" Katanya pada Doyeon yang masih mesra dengan baso tahunya.

Doyeon mendongkak dengan makanan masih dimulutnya sehingga kedua pipinya terlihat bulat. "Menurut gue ya, mending rekrut aja tuh si Seoyeon, bener. Dia udah kenal deket sama kita, apalagi ceweknya si Jeno, seenggaknya ada lah tau-tau dikit tentang futsal. Apa gak ajak aja temen kalian yang kiranya emang ngerti. Kalian punya temen kan? Ada kan yang mau temenan sama kalian? Kalo gak ada, cari sana. Makanya kemana-mana tuh jangan berempat mulu, kaya biji kembar aja--"

Yang lain udah siap siaga karena saking bawelnya, makanan dimulut Doyeon sampe memberontak keluar. Mencegah bencana yang lebih besar, Lucas langsung mengepalkan beberapa tisu ke tangan Doyeon. "Jangan dulu ngomong. Itu kalo dikumpulin, dijual serebu juga dapet,"

Doyeon menggunakan tisu itu untuk mengelap bibirnya. "Gini deh, intinya kalian aja yang rekrut manajer baru. Kasih tau anak-anak yang lain, siapa tau ada anak kelasnya yang cocok apa gimana. Atur-atur sendiri dah pokoknya,"

"Kalo gak ada banget?" Sahut Haechan.

"Seenggaknya selama kita ujian, ada yang back up dulu. Entar kalo udah beres UN baru kita adain seleksi lagi." Jawab Yeri cukup frustasi. Sebenarnya salah mereka juga karena setiap saat terlalu asik dan kebanyakan bercanda, sampai hal-hal serius seperti ini mereka tertinggal disaat ekskul lain sudah melakukan serah terima jabatan. Apalagi dengan anggapan orang-orang bahwa klub futsal penuh diisi dengan lingkaran pertemanan mereka sendiri sehingga orang-orang merasa segan untuk bergabung.

"Dah ah gue mau bayar mang Ajat dulu." Ujar Doyeon sambil beranjak berdiri membawa piringnya menuju roda bakso tahu mang Ajat.

Yang lain ikut membubarkan diri. Haechan, Jaemin, Renjun dan Jeno menghampiri anak-anak futsal lainnya yang baru datang, sedangkan Mark, Jihoon dan Yeri menuju parkiran terlebih dulu karena mereka akan menjenguk Mina yang sedang sakit. Lucas? Tentu saja dia sengaja memperlambat gerakannya agar bisa bareng dengan Doyeon yang masih negoisasi dengan mang Ajat. Lucas tertawa. Gadis itu, sudah tiga tahun masih saja minta diskon.

Tak lama, Doyeon kembali ke meja untuk membawa tasnya. "Yuk. Eh, Yoojung sama Yuqi belum dateng juga?" Tanyanya sambil berjalan menyusuri koridor.

"Si Yoojung nunggu di Indomaret, mau disamper Jihoon. Yuqi katanya langsung kerumah Mina kalo gak salah,"

"Oh gitu,"

Setelah hening sebentar, Doyeon tiba-tiba teringat sesuatu. "Lucas,"

"Apa bep," jawabnya bercanda--karena jarang-jarang Doyeon memanggilnya lengkap seperti itu--sambil mengeluarkan sebuah helm dari bagasi motor. Semenjak dirinya jadi bucin tingkat kelurahan, Lucas merasa harus selalu bawa helm untuk berjaga-jaga.

StitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang