DOYEON memasuki perpustakaan dengan beberapa buku pinjaman dipelukannya. Hari ini perpustakaan terlihat sedikit ramai karena sedang dipakai kelas lain. Dia berjalan menuju meja pustakawan untuk mengembalikan buku-buku itu. Sambil menunggu kartunya dicari, Doyeon berjalan santai menyusuri rak-rak buku fiksi, meskipun ya--Doyeon tidak suka membaca.
"Bu, tangan saya patah. Kumpulin besok boleh ya?"
Refleks, Doyeon langsung menoleh ke area literasi dan menemukan Lucas sebagai sumber suara.
"Kamu tuh di aminin malaikat emang mau?!" Gertak guru entah-siapa, sepertinya guru mata pelajaran jurusan karena Doyeon jarang melihatnya.
Ah, Doyeon jadi kepikiran lagi. Sejak kemarin lusa saat Mina menyuruh Lucas menjemputnya, dia sama sekali belum bicara padanya. Katanya sakit gigi, tapi Doyeon tahu kalau sebenarnya Lucas marah. Bahkan seharian kemarin dia sama sekali tidak muncul di grup.
Doyeon baru tahu kalau Lucas itu tipe teman yang sangat setia, sampai dia harus semarah ini saat Doyeon lebih memilih pergi dengan Eunwoo daripada bersama-sama menjenguk Mina. Yah, Doyeon akui dia memang salah.
Bel pulang berbunyi. Doyeon hendak kembali ke meja pustakawan untuk mengambil kartunya, tapi sialnya antrian malah semakin penuh karena kelas Lucas yang tergolong ambis itu langsung berbondong-bondong meminjam berbagai macam buku.
Doyeon kembali melirik Lucas. Lelaki itu masih duduk di kursinya sambil fokus menjalankan pulpen dibawah kertas yang dipenuhi lubang. Rupanya dia sedang bermain 'sepak bola' bersama temannya yang bernama Hendery-Hendery itu.
Merasa diperhatikan, Hendery langsung mencolek Lucas setelah mendapati Doyeon didepan sana. Lucas menoleh sebentar, lalu pura-pura sibuk dengan permainannya lagi.
Hendery bangkit berdiri dan entah bicara apa pada Lucas. Dia meninggalkan meja dan berjalan menuju pintu.
"Sana ngobrol," katanya saat berpapasan dengan Doyeon sambil tersenyum jahil.
Dengan ragu, Doyeon berjalan menghampiri Lucas dan duduk dihadapannya. Dia masih terlihat sibuk menggambar sesuatu di kertas yang sudah tidak berbentuk itu.
"Masih ngambek?" Tanya Doyeon.
Lucas mendongkak. "Dibilangin nggak ada yang ngambek, kenapa sih,"
"Kenapa masih disini? Tumben betah," kata Guanlin yang tiba-tiba menghampiri.
"Enak adem," kata Lucas asal sambil menambahkan rambut gimbal pada Squidward yang digambarnya.
"Eh, ada Doyeon. Lagi ngobrol ya? Ikutan dong," katanya polos.
Lucas berdecak. "Apa sih, udah bocah sana dah,"
Guanlin langsung pergi sambil cemberut. Dia selalu kesal setiap kali teman-temannya menganggap dia sebagai anak kecil. Padahal kenyatannya memang begitu. Dia dua tahun lebih muda dari teman-teman sebayanya. Untungnya, otaknya jauh lebih pintar.
"Kok diem?" Tanya Lucas setelah bocah itu sudah tidak terlihat lagi, dan mendapati Doyeon hanya terdiam memainkan ujung dasinya.
"Percuma ngajak ngomong kalo lo-nya gak mau ngomong,"
"Kan gue sakit gigi,"
"Ya tapi lo sakit giginya sama gue doang, sama yang lain enggak!"
Lucas menghela nafas. Dia juga lelah sendiri terus menerus mendiamkan Doyeon seperti itu. Lucas sudah memutuskan untuk merahasiakan perasaannya, dan itu artinya dia juga harus menerima resikonya untuk patah hati. Lagipula, dia tidak tega melihat Doyeon merasa dimusuhi olehnya.
"Iya-iya, maaf. Mood gue lagi berantakan banget dari kemaren," kata Lucas lembut, tatapannya melunak.
Doyeon masih terlihat kesal dan sedikit sedih. "Dilampiasinnya sama gue doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stitches
Fanfiction"Suka sama temen sendiri tuh nggak melanggar HAM, kan?" -Lucas, abg bobrok yang mendadak jadi bucinnya Kim Doyeon, teman seperbobrokannya sendiri. 📌foodie fairy, 2018.
