Stitches

k e p i n g k e t i g a b e l a s

LUCAS masih berbaring di sofa sambil menghabiskan keripik jagung di toples. Matanya tetap terpaku pada layar ponsel seakan menanti kabar dari seseorang.

Iya. Doyeon belum menghubunginya lagi sejak tadi diantar pulang. Padahal ketika makan kerak telor di angkringan, Doyeon janji akan cerita tentang masalah itu.

Lucas khawatir jadinya. Dari cerita setiap orang yang pernah mengalami masa akhir SMA, sebuah 'drama' memang selalu terjadi katanya. Dan mungkin ini yang dialami Doyeon sekarang. Lucas sendiri merasa baik-baik saja. Orangtuanya membiarkan dia mengambil jurusan apapun, asalkan mau sungguh-sungguh dan nggak akan berbuat onar. Sampai Lucas sadar, bahwa orangtuanya memang semenyerah itu terhadap dia.

Sebuah pesan datang. Tapi sayangnya bukan dari yang ditunggu-tunggu.

Lucas jadi semakin kepikiran. Apa Doyeon sesedih itu? Atau jangan-jangan sekarang dia lagi mengurung diri dikamar sambil menangis meraung-raung meratapi masalah yang belum Lucas tahu pasti? Atau bahkan, Doyeon hanya melamun, belum makan, dan setertekan itu sampai nggak punya emosi?

Maaf. Akhir-akhir ini otak dramanya Lucas memang susah dikontrol.

Terus dia harus bagaimana? Lucas nggak punya Eunwoo untuk menghibur Doyeon. Lelaki itu lagi bersenang-senang dihutan bersama para bayi monyet. Kalau saja bisa, Lucas ingin bertukar tubuh dengan Eunwoo hanya untuk menghibur Doyeon.

Setelah berpikir sebentar, akhirnya Lucas memutuskan untuk menghubungi gadis itu terlebih dulu.

Lucas langsung mengerjap dramatis saat panggilan dari Doyeon masuk. Bodohnya, kenapa Lucas harus deg-degan?

"Perhatian banget jadi orang. Baper nih."

"Buset. Aturan tuh salam dulu neng." Diam-diam Lucas tersenyum. Mendengar gadis itu tertawa dan bisa bercanda seperti ini saja rasanya Lucas jadi tenang.

"Lo belum tidur emang?"

"Belum lah. Gue tidur diatas jam duabelas. Laki banget kan."