Chap 46. Dream

3.9K 222 4
                                    


Minggu pagi ini matahari tetap tenggelam awan yang seharusnyaa cerah kini mendung rintik rintik hujan mulai turun membasahi bumi membuat kaca jendela kamar ahra sedikit berembun

Menghela nafas lagi

Ia demam

Kepalanya berdenyut nyeri tenggorokannya kering bibir yang biasa berwarna pink kini memucat badannya lemas seakan tak ada tenaga ahra hanya berbaring terdiam menatap langit langit kamarnya

Bahkan luka di lutut akibat semalam ia biarkan tak ada niatan mengobatinya sama sekali

Ceklek

Ahra menoleh mendapati maminya membawa sarapan dengan sedikit berdecak

"Jangan kemana mana kamu masih demam"

Ahra hanya menatap maminya

"Semalam kemana kamu sampe pulang langsung demam"

"Papi kamu kaya orang ayan nyari kamu"

"Besok besok kalo mau keluar lewat jendela aja sekalian"

Ahra hanya memejamkan matanya

"Pokonya kamu makan ya, mami ada arisan kalo butuh apa apa usaha sendiri"

Kan liat liat mami keyra doang yang begitu dimana mana kalo anak sakit tuh di sayang

Ahra sabar

Lalu bunyi pintu kamar tertutup ahra membuka kembali matanya yang terlihat berkunang kunang

Sedikit memijat kepalanya lalu menghela nafas kasar lagi

Semalam ahra memang pulang dengan keadaan mengenaskan ia berjalan di tengah hujan dan sampai rumah dengan basah kuyup lalu setelahnya pingsan ahra hanya mengingat wajah panik papinya yang menggendongnya ke kamar

Dreet Dreet

(08xxxxxxxxxx)
Is calling

Ahra merenyitkan dahi

Dengan suara serak ia mencoba mengangkat telpon

"Halo"

Tak ada sahutan

"halo"

Masih tak ada sahutan

"Hallo ini siapa sih"

Lalu terdengar bunyi gaduh orang yang berebutan handphone

"Hal-

"Hallo sayang ini Mami nessa"

Ahra mengerjabkam matanya

"Oh mamiiiii nessa ahra kangen" ucap ahra dengan suara serak yang terkesan di paksakan

"Aduh sayang kata mami kamu, kamu sakit"

Ahra terkekeh canggung" Cuma demam biasa mih"

Lalu terdengar bunyi pukulan dari sebrang sana

"mami kenapa"

"Ah ngga ini nih semut di samping mami ga gentle banget"

"Hah"

"ah ngga pokonya banyak banyak istirahat ya sayang mami kirimin obat spesial buat kamu supaya sembuh deh"

Ahra tertawa pelan

"Pokonya dalam 1 jam kado mami nyampe, mami tutup ya cepet sembuh calon menantu"

Pip

Ahra menaru kembali ponsel di meja sampingnya sedikit melirik bubur buatan maminya yang tak terjamah sedikit pun olehnya

Ex Boyfriend (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang